29

2.1K 116 0
                                    


Anantha memelototkan mata tak percaya, saat melihat siapa yang datang. Karena, Anantha begitu sangat merindukan lelaki dihadapannya sekarang. Bahkan, saat ini matanya berkaca-kaca melihat laki-laki di depannya.

"Bang Arya!" pekik Anantha, berhambur kedalam pelukan Abangnya.

Yap, laki-laki tersebut adalah Arya kakak pertama sekaligus orang yang selalu melindunginya. Sungguh Anantha tak percaya Abangnya akan datang kesini. Karena, kabar terakhir yang di berikan pada Arya bahwa ia sedang mulai merintis perusahaan di luar negeri, maka dari itu Arya sangat jarang bertemu dengannya.

"Hai litle girls." lirih Arya memeluk erat sang adik tercinta. Sudah enam bulan lamanya Arya tak mengunjungi adiknya, kini dia baru bisa mengunjungi sang adik. Mencium pucuk kepala adiknya berkali-kali.

Rahang Fathur semakin mengeras, tangan terkepal kuat. Di benar-benar tak suka melihat Anantha yang terus memeluk cowok asing tersebut.

Arya yang dapat melihat tatapan tajam seperti ingin memangsanya terkekeh dalam hati, ternyata suami adiknya sangat cemburuan pada dirinya. Ya, Arya sudah mengetahui bahwa Anantha sudah menikah, karena waktu itu sang Mamah yang bercerita. Sangat di sayangkan saat di acara pernikahan adiknya, ia tak bisa datang.

"Suami kamu posesive dek, lihat! Abang kayak mau dimakan sama dia." bisik Arya di telinga sang adik.

"Ga peduli, Ana kangen banget sama Abang hiks... hiks... Abang jahat ga dateng di acara pernikahan Ana waktu itu." kesal Anantha menangis di pelukan Arya.

"Cengeng banget sih adik Abang, udah jangan nangis. Lagi pula, Abang bakal lama kok di indonesia." ujar Arya membujuk adiknya yang menangis. Mengelus punggung Anantha, menenangkan adiknya.

"Awas ya boong! Kalau boong Ana benci nih sama Abang." kesal Anantha mengancam Abangnya, mencubit perut Arya.

"Enggak dek enggak, udah ah Abang mau kenalan dulu ini sama suami kamu." kekeh Arya, melihat wajah sembap Anantha. Anantha segera melepaskan pelukannya dari Arya.

"Hy bro, kenalin gue Arya. Abang kandungnya Anantha." ujar Arya, menepuk-nepuk bahu adik iparnya.

Tatapan tajam Fathur, kini berganti dengan tatapan kebingungan. Kakak? Tapi, Anantha tak pernah menceritakan bahwa dia mempunyai Kakak. Kini hati Fathur jadi melunak, ia menjadi malu jika benar laki-laki dihadapannya sekarang adalah Kakak kandung Anantha.

"I-iya Mas, dia kakak kandung aku. Maaf aku gak pernah cerita ke kamu." sesal Anantha, karena dia memang belum pernah menceritakan perihal kakaknya. Pasti tadi suaminya sempat salah faham padanya.

Fathur menghembuskan nafas kasar, dia tidak marah dengan Anantha. Tapi, Fathur hanya masih terkejut saja dengan semua ini. Karena tak ingin menganggu suasana Adik dan Kakak yang baru bertemu, Fathur hanya tersenyum. Dia memaklumi istrinya, mungkin Ananta belum siap untuk bercerita padanya.

"Saya Fathur Bang, ayo silahkan duduk dulu! Biar lebih enak mengobrolnya." ucap Fathur sopan, mempersilahkan Arya untuk duduk di sofa.

"Thanks bro, kalo gitu gue duduk dulu." senyum Arya pada Fathur. Dia segera menduduki salah satu sofa yang kosong.

"Mas... Maafin aku!" cicit Anantha, saat dirinya berda di belakang Fathur.

My Imam Until Jannah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang