2 tahun kemudian.
"Altaf! Kamu dimana nak?" teriak Anantha mencari keberadaan putranya.
Anantha sudah mencari putranya di dapur, halaman belakang rumah, kamar Altaf, dan terakhir di ruang keluarga. Tetapi, putranya tidak ada. Entah, kemana perginya anak kecil itu. Altaf kini sudah berusia 2 tahun. Anak itu tengah aktif sekali diusinya. Kadang Anantha kewalahan dengan tingkah putranya. Tapi Altaf memiliki sikap yang dingin seperti Fathur jika belum mengenalnya. Tapi, jika bersama Ummanya anak itu sangatlah bersikap hangat.
"Umma, Al di depan Umma." teriak Altaf saat mendengar suara Ummanya. Sepertinya Ummanya itu sedang mencari dirinya. Kini anak kecil itu sudah lancar berbicara.
Anantha yang mendengarkan teriakan putranya segera kehalaman depan rumahnya. "Ya Allah Al, di luar hujan nak. Kamu kenapa main hujan-hujanan nanti nanti kalau sakit gimana?" ujar Anantha lembut tanpa ada nada membentak. Anantha menghampiri putranya. Memang cuaca di luar sedang hujan deras.
Altaf yang tak ingin membuat Ummanya sedih, menghampiri Ummanya. "Maaf Umma Al salah." ucapan Altaf menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Anantha tersenyum, mengusap pucuk kepala Anaknya. Menyetarakan tubuhnya dengan Altaf. "Umma gak marah kok sayang. Tapi, lain kali Altaf tidak boleh main hujan-hujan ya. Ummah gak mau Altaf sakit." ujar Anantha lembut. "Yasudah sekarang kita mandi ya, biar Altaf tidak kedinginan." sambung Anantha pada putranya.
Altaf mengangguk tersenyum. "Altaf sayang Umma." kata Altaf mencium pipi Ummanya.
Anantha terkekeh."Umma juga sayang sekali sama Altaf." ujar Anantha tulus, mengelus pipi putranya.
Anantha segera membawa Altaf menuju kamar mandi. Dia segera memandikan Altaf, karena ia tak ingin Altaf masuk angin karena habis bermain hujan.
***
"Assalamualaikum sayang."
Fathur yang baru saja pulang dari kantornya segera mencari istrinya. Karena saat ini keadaan rumah sangat sepi. Biasanya selalu ada keramaian seperti suara dan tingkah Altaf yang menggemaskan sedang bermain saat dia pulang. Tapi, entah mengapa kondisinya rumahnya sangat sepi hari ini.
"Waalaikumsalam, mas Fathur udah pulang ternyata! Aku kira tadi siapa mas." ujar Anantha menghampiri suaminya. Dia habis menemani putranya tidur.
Yap, setelah main hujan tadi Altaf langsung terlelap. Mungkin anak itu sudah lelah, karena terlalu aktif bermain hujan tadi.
"Aku kira kamu pergi yang, soalnya rumah sepi banget. Altaf mana? biasanya dia yang paling antusias kalo aku pulang kerja." tanya Fathur mencari putranya. Pasalnya, sedari tadi dia belum melihat Altaf.
"Al tidur mas, tadi dia habis main hujan di luar. Mungkin di kelelahan jadi tidur deh." ujar Anantha menceritakan ke aktifkan putranya.
"Pantesan aku gak liat Altaf. Kamu pasti capek ya ngurus Altaf sendiri? Apalagi, anak seusia Al lagi aktif-aktifnya. Aku nyewa pembantu aja ya yang?" tutur Fathur. Merangkul tubuh mungil istrinya. Mengecup kening istrinya.
"Gak usah mas, aku bisa kok bener deh! Lagi pula itu udah tugas aku sebagai seorang ibu. Aku malah seneng kok." balas Anantha. "Udah gih! Mas Fathur mandi dulu sana." lanjut Anantha.
Fathur mengangguk, segera menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian. Sementara Anantha dia segera memasak untuk makan malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam Until Jannah
RomanceJangan lupa ikuti akun irmautami25 sebelum membaca! *** "Tampan!" "Hey! Turunkan tanganmu! Dasar Wanita gila!" Muhammad Fathur Al-farezi Wijaya, pembisnis muda yang tak sengaja bertemu dengan gadis yang di angga...