50

2.1K 84 0
                                    

"Sayang, mas disini! Ayok kamu pasti bisa." lirih Fathur menggenggam erat tangan istrinya. Fathur berterimakasih pada sang pencipta, karena dia bisa menemani Anantha dalam proses persalinan.

Anantha semakin menangis saat suaminya berada di samping menyemangatinya. "Hiks... Ma-mas Fathur dateng. A-aku kira mas gak bi-bisa temeni aku." tangis Anantha pecah.

Flasback on.

Saat tiba di indonesia Fathur buru-buru mengendarai mobilnya, menuju rumah sakit yang menjadi tempat Anantha bersalin. Laki-laki itu mungkin sudah kehilangan akal sehatnya. Fathur bisa di sebut dengan pria yang sedang membawa mobil ugal-ugalan. Satu yang hanya dia pikirkan, menemani Anantha saat melahirkan.

Setelah beberapa jam menembus perjalanan kota bandung Fathur telah sampai di rumah sakit. Laki-laki itu buru-buru mencari keberadaan istrinya. Kabar yang terakhir Fathur dapatkan dari Arya, istrinya sudah berada di ruang bersalin. Saat sampai didepan ruang bersalin, Fathur bertemu dengan Kakak iparnya; Arya.

"Bang!" panggil Fathur pada Kakak iparnya. "Gi-gimana kondisi Ana bang?" tanya Fathur tepat berada di depan Arya.

"Thur! Mending lo sekarang buruan kedalam. Cepet!" ujar Arya saat adik iparnya sudah datang. "Semangat calon Abi." lanjut Arya, menepuk bahu adik iparnya.

"Makasih bang! Saya izin ke dalam dulu." balas Fathur tersenyum.

Entah, tiba-tiba saja dia mengeluarkan air mata saat di sebut 'calon abi'. Hati Fathur menghangatkan disebut seperti itu. Fathur segera menghampus air matanya. Masuk kedalam ruang persalinan istrinya. Dia segera menghampiri Anantha, menggenggam tangan Anantha. Menyalurkan kekuatan untuk Anantha. Bahwa istrinya pasti bisa.

"Sayang, mas disini! Ayok kamu pasti bisa."

Flashback off.

Anantha segera mengikuti instruksi dokter Selvi. Menggenggam erat tangan suaminya. Ia harus kuat demi calon anaknya yang sebentar lagi terlahir kedunia.

"Ayo Bu, ikuti instruksi saya. Tarik nafas, buang. Lalu mengejan." ujar dokter Selvi menginstruksikan Anantha.

"Arghh... Hiks sakit mas." teriak Anantha.

Oek oek oek

"Alhamdulillah, anak ibu dan bapak berjenis kelamin laki-laki. Silahkan bapak di adzankan terlebih dahulu." kata dokter Selvi turut bahagia.

"Thank you, ya zawjati." bisik Fathur di telinga Anantha. Mengecup kening Anantha berulang kali.

Anantha tersenyum, seketika rasa sakitnya hilang entah kemana. Saat mendengar suara tangisan putranya.

Suster memberikan bayi tersebut kepada Fathur untuk di Adzani. Dengan suara bergetar Fathur mengadzan putranya yang baru saja lahir kedunia beberapa detik yang lalu.

Anantha yang melihat itu menitihkan air mata. Bayi yang selama ini berada di kandungannya telah lahir kedunia.

"Silahkan Pak, bayinya boleh di taruh diatas dada ibunya lebih dulu." ujar dokter Selvi, memberikan kesempatan pada sang ibu bayi tersebut. Sebelum bayinya bersihkan.

Fathur mengangguk tersenyum. Perlahan ia letakkan putranya di atas dada Anantha.

Anantha semakin terisak bahagia. "Assalamualaikum, anak Umma." lirih Anantha dengan suara bergetar.

Sekitar sepuluh menit dokter membiarkan ibu dan anak itu untuk berkomunikasi. Lalu, suster kembali mengambil putra Fathur dan Anantha untuk di bersihkan lebih dulu. Anantha langsung di pindahkan kembali ke ruang rawat inap.

My Imam Until Jannah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang