Hari semakin larut mereka pun sudah datang di daerah tempat tinggalnya. Semangat yang ada pada Hanum tidak pudar sekalipun ia tahu bahwa sebenarnya dirinya capek.
"Nenekkkk aku di terima di sekolah kedinasan" Hanum lari menuju rumah kakek sambil memeluk nenek nya
"Hanum jangan lari nanti jatuh" kata kakek sambil tergesa-gesa
"Dasar Hanum udah besar tapi masih saja ku anggap seperti gadis kecilku"
Memang Hanum adalah sesosok gadis yang di sayang oleh kakeknya. Bahkan anaknya kakek pun sampai iri dengan Hanum karena apa yang di perlakukan kakek ke Hanum tidak pernah ke anak-anaknya selama ini. Tapi, mereka paham karena memang yang menemani kakek-nenek di masa tua nya adalah Hanum sedangkan anak-anaknya sibuk bekerja, pulang pun hanya hari libur mereka bersyukur di karunia seseorang seperti Hanum.
"Kamu tadi bilang apa? Nenek tidak dengar" kata nenek sambil lihat Hanum
"Aku di terima nek di sekolah kedinasan"
"Alhamdulillah Hanum memang hebat, jadi kebanggan keluarga ya nak"
Hanum pun langsung masuk kamar untuk bersiap-siap membersihkan diri.
Setelah hampir satu jam ia membersihkan diri, Hanum pun memberi kabar orangtua nya bahwa ia di terima. Yah, orangtua pun sama dengan kakek-nenek.
"Ma Hanum di rumah kakek sampek minggu ya biar sekalian"
"Memangnya kamu bawa pakaian?"
"Bawa ma, lagian kan di sini banyak baju Hanum"
"Yaudah kalo gitu jangan nakal dan jangan ngerepotin kakek sama nenek"
"Siap boss"
Hanum menutup telfon dan diam sejenak.
Tidak butuh waktu lama, Hanum keluar kamar untuk makan karena perutnya sudah bunyi sejak ia pulang dari Jember tadi.
"Hanum mau makan? Nenek belum masak nasi, kamu beli saja ya"
Hanum pun terdiam memikirkan apa yang ia pingin beli. Akhirnya Hanum memutuskan untuk makan ayam geprek, itu makanan favorit Hanum sekali.
1 jam Hanum menunggu akhirnya sang ayam geprek pun datang. Tidak banyak basa-basi Hanum langsung menyantap ayam tersebut sembari menonton televisi di ruang keluarga.
"Hanum kamu harus jadi kebanggan keluarga ya, nenek yakin dan percaya ke Hanum"
Di sela-sela Hanum makan tiba-tiba nenek berkata seperti itu membuat Hanum berhenti untuk makan. Hanum tidak langsung menjawab perkataan nenek karena ia terharu bahkan nangis. Yah begitulah Hanum memang ia adalah gadis yang gampang menangis, bukan karena cengeng tapi hatinya yang mudah luluh. Entah mengapa Tuhan memberi hati seperti itu kepada Hanum, semoga saja itu hal keberuntungan yang Hanum miliki.
"Iya nek Hanum usahakan, namanya juga manusia kalo misal suatu saat nanti melakukan kesalahan maafkan Hanum karena Hanum bukan orang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan dan semua manusia pun begitu" Hanum sambil melanjutkan makannya.
Hanum memang lah gadis remaja yang baru berusia 16 tahun tapi Hanum memiliki sifat dewasa yang melebihi umurnya. Karena menurut Hanum, dewasa itu bukanlah di pandang dari umur tetapi bagaimana ketika masalah datang dan ia menyelesaikannya dengan baik tanpa memberi beban kepada orang lain.
That's right Hanum, author pun setuju:)
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Dreams In My Life
Teen FictionHidupku penuh dengan mimpi! Ketika harapan-harapan aku tulis di sebuah secarik kertas kecil, dan aku harus berjuang untuk mendapatkan harapan itu. Melelahkan memang, mengharapkan sesuatu yang masih tertahan sangat menyesakkan. Ketika aku mempunyai m...