Pagi pun hadir kembali, suara ayam berkokok disana sini, matahari menyembul di awan,dan Hanum yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Hanumm ayok bangun udah jam berapa ini belum bangun? Katanya mau daftar kedinasan" teriak nenek
Tanpa aba-aba Hanum pun langsung bangun. Padahal biasanya susah sekali membangunkan Hanum, contohnya mama yang selalu menyiramnya tiap pagi.
Hanum pun bangun secara spontan.
"A-aaduh pusing pala gua astaghfirullah"
Hanum pun keluar kamar dengan keadaan masih berantakan.
"Ayok buruan mandi biar nggak ketinggalan bus nya"
Tanpa ada jawaban dari Hanum akhirnya ia pun bersiap-siap mulai dari mandi,menyiapkan baju,membawa alat sesuai kebutuhan disana nanti.
1 jam pun berlalu dan Hanum selesai.
"Kakek Hanum sudah siap"
"Yauda ayok kita berangkat, pamit ke nenekmu dulu"
Akhirnya kakek dan Hanum pergi dengan perasaan senang. Untuk ke tempat pemberhentian bus yang mereka naiki harus naik becak karena kakek tidak membawa kendaraan pribadi sama sekali.
"Pak becak ke pegadaian ya" kata kakek kepada tukang becak itu
Bapak becak pun mengayuh hingga ke tempat tujuan. Sudah banyak sekali orang-orang disana yang menanti kendaraan bus, sepertinya mereka juga ingin berpergian atau ingin pulang kampung karena sekarang sudah memasuki masa liburan hanya anak-anak sekolah yang sibuk dengan pendaftaran termasuk aku salah satunya.
Tidak butuh waktu lama bus pun datang, aku dan kakek langsung naik bus ke tempat tujuan yaitu Jember. Semoga saja perjalananku lancar karena memang niatnya baik bukan yang lain.
Selama di perjalanan entah mengapa aku merasa sedikit khawatir dan gundah, padahal kemarin aku sangat senang bukan main. Mungkin karena sekarang adalah harinya jadi perasaan gelisah itu datang.
Aku yang mulai menikmati perjalanan berharap perasaan gelisah ini hilang. Yah, benar saja karena Jember ini termasuk daerah yang menurutku banyak pepohonan yang masih asri dan rindang.
"Kamu nggak tidur Num?" kakek memecah suasana keheningan yang hanum punya
"Nggak kek, aku pengen lihat sekitaran sini"
Hampir pukul 09.00 dan Hanum pun mendapatkan notif dari kakak kelasnya yang sekolah di sana katanya ia ingin menjemput Hanum dan kakek namun tugas sekolahnya belum selesai dan lagi jauh dari tempat asrama. Hanum pun tidak menggubris itu dan bilang ke kakek bahwa mereka harus kesana sendirian berdua.
Bus pun berhenti dan memanggil penumpang yang turun disana
"Tujuan Puger sudah sampai"
Aku dan kakek akhirnya turun dari bus, sedikit agak bingung di antara kita. Kakek pun memanggil tukang becak untuk segera pergi ke tempat tujuan agar cepat selesai dan kembali kerumah sebelum malam tiba.
"Pak becak ke SMK PK PUGER ya"
"Ooo iya baik pak silahkan naik"
Ketika di perjalanan aku sungguh menikmatinya karena udara yang menurutku masih segar,pepohonan menjulang tinggi.
Dan Hanum pun melihat sesuatu seperti tumpukan gunung namun berwarna putih.
"Kakek itu apa?" sambil menunjuk yang di maksud
"Itu namanya kapur putih, Jember ini selain terkenal dengan pantai disini juga penghasil kapur putih" jelas kakek
Hanum pun mengangguk tanda mengerti.
"Wah ngomong-ngomong bapak dari mana?" celetuk tukang becak
"Saya dari Bangil pak mau anter cucu daftar sekolah di sini"
"Sekolah di Puger situ? Wahh hebat ya, memang sekolah disitu sangat bagus selain kualitas sekolah yang berbasis kedinasan disana murid-muridnya di siapkan secara fisik dan batin untuk masa depan. Disana juga terkenal tempatnya" jelas tukang becak itu dengan bangga nya
Aku dan kakek saling menatap tanda bahwa kita senang dan tidak salah pergi jauh dari Bangil ke Jember ini karena membutuhkan waktu hampir 8 jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Dreams In My Life
Ficção AdolescenteHidupku penuh dengan mimpi! Ketika harapan-harapan aku tulis di sebuah secarik kertas kecil, dan aku harus berjuang untuk mendapatkan harapan itu. Melelahkan memang, mengharapkan sesuatu yang masih tertahan sangat menyesakkan. Ketika aku mempunyai m...