"Pliss... Jimmy... Kita temen sejak kecil. Ortumu dan ortuku juga temenan." Nia seperti mengancamku.
Tiba-tiba... PLAKKK!
Aku tampar pipi Nia cukup keras. Lalu aku jambak rambutnya sampai kepalanya mendongak. "Denger ya! Kalo sampai ortu gue tau... Kalo sampai lo ngadu ke ortu lo... Mending gue perkosa lo sekalian sekarang! GUE CUMA NYUSU TETEK LO ANJINGGG !!!"
Aku berteriak cukup keras. Membentak Nia. Toh katanya kos-kosan putri ini sedang sepi dan tidak ada yang berjaga. Nia tampak semakin ketakutan.
Melihat Nia tampak sangat ketakutan, muncul sebuah ide di kepalaku.
"Kalo lo mau gue kagak gue perkosa... Turuti kemauan gue." kataku sambil menyeringai.
Aku pun melepaskan tubuh Nia dari tindihanku di sofa ruang tamu. Aku ingin tahu apa pilihannya. Tak disangka Nia hanya diam di tempat.
"Bagus. Gue janji gak perkosa lo. Sekali lagi kalo lo nurut." kataku dingin.
Nia tampak sedikit senang mendengar kata-kataku. Tapi kemudian ia tampak sangat bingung melihatku duduk di sofa lalu melepas semua celanaku. Aku sekarang justru yang bugil di ruang tamu kos-kosan Nia.
"Otong gue masih sange. Kalo lo gak mau gue perkosa, lemesin pake tetek lo. Jepit nih!" kataku sambil mengacungkan penisku yang sudah berdiri keras.
Nia tampak sangat kaget. Nia mulai menangis lagi. Tapi, dengan gemetar Nia mulai berlutut di hadapanku lalu menyodorkan payudaranya yang bulat dan berwarna coklat, lalu aku pun mengarahkan penisku agar tegak lurus dengan belahan dadanya. Dengan tangan gemetar Nia menjepitkan payudaranya sendiri ke arah penisku.
Nia sambil menangis terisak menaik-turunkan payudaranya sendiri seperti mengurut penisku. Aku pun punya ide gila memvideo adegan ini. Nia awalnya langsung berteriak histeris saat aku baru memegang HP, tapi tentu saja aku langsung tampar lagi dan aku ancam perkosa lagi.
PLAK !!!
Aku tampar Nia lagi di pipi yang sama. Nia pun tersungkur kesakitan. Aku yang sudah kalap sudah tidak peduli lagi. Aku bangkit dari sofa lalu menjambak rambut Nia yang setengah bugil. Hanya memakai celana saja, sementara payudara indahnya terpampang bebas.
Entah kenapa aku justru semakin merasa senang melakukan pelecehan ini. Tidak terbayang bagaimana perasaan orangtua Nia jika tahu hal ini.
Nia yang masih menangis kujambak lalu kusuruh untuk menjepit penisku lagi. Nia pun terpaksa melakukan perintahku sambil kurekam. Nia mulai mengurut penisku lagi dengan payudaranya sambil menangis terisak-isak.
Nia, teman masa kecilku, menaik-turunkan payudaranya sendiri seperti mengurut penisku sambil menangis cukup histeris karena ia tahu sudah mulai kurekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love From Some Girls For Jimmy
RomanceJimmy adalah seorang mahasiswa di sebuah kampus bilangan Jakarta. Jimmy diam-diam menyukai Deborah, tapi ia tidak berani mengungkapkannya, karena Deborah terlihat membencinya! Jimmy pun ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Petualangannya untuk me...