Antara Aku, Sangrila, dan Decin (6)

119 1 0
                                    

"Aku sepongin kontolnya kak Jimmy ya?" tanya Decin sambil mendongak ke arahku.


"Iya Decin, sepongin gih," jawabku santai sambil berkacak pinggang.


Decin pun mengocok-ngocok batang kemaluanku lalu melahapnya.


Decin menyepong kontolku dengan berlutut di depanku. Decin benar-benar sudah bugil. Sedangkan aku masih memakai kemeja kuliahku tadi. Hanya celana saja yang baru kucopot.


Decin menyepong dengan bibir sensualnya. Decin terlihat sangat terlatih. Decin bukanlah Sangrila yang lugu. Decin adalah adik kelasku yang binal. Kudengar dia sudah beberapa kali berpacaran dengan playboy di kampus, jadi aku tidak heran bila dia sudah tidak perawan.


Tapi tetap saja malam ini aku merasa sangat ganteng.


Bagaimana tidak, baru pagi tadi kenal Decin, tapi malam ini Decin sudah bugil di depanku. Hanya karena sarapan dan makan malam di hari yang sama, Decin adik kelasku sudah mau memuaskanku.


Decin memiliki bentuk tubuh yang bagus. Bak seorang model. Tubuhnya cukup tinggi, kulitnya cokelat, dan payudaranya montok. Puting susunya berwarna cokelat yang menggemaskan. Tapi, yang paling kusuka adalah bibir sensualnya, sehingga di malam perkenalan ini aku lebih sering menyuruh dia memainkan kontolku dengan bibir dan lidahnya.


Aku pun jadi ingin orgasme pertama kali di mulut Decin.


xxxxxx


Malam ini aku melakukan berbagai macam gaya seks dengan Decin di kamar kosnya. Mulai dari doggy style sampai woman on top kulakukan bersama Decin. Luar biasa rasanya. Decin bagaikan pelacur profesional.


Tidak cuma karena kelihaian bercinta, tapi juga karena bentuk badannya yang bagus, dia pun patuh saat kusuruh apa saja, benar-benar mirip pelacur profesional. Aku sampai kagum padanya. Aku pun memutuskan per malam ini Decin jadi salah satu hewan peliharaanku.


"Decin, kamu luar biasa, aku sangat puas dengan servis seksmu," pujiku sambil memainkan bibirnya.


"Makasih kak," jawab Decin tersipu malu.


"Tapi, aku nggak bisa jadi pacar kamu, maafin kakak," kataku dengan nada sedih.


"Iya gapapa kak. Mungkin butuh waktu. Kita baru kenal cuma sehari," kata Decin.


"Nggak Decin, kamu bener-bener nggak bisa jadi pacarku, kamu terlalu gampang ngeseks ke cowok-cowok," jawabku tegas.


Decin langsung terdiam mendengar jawabanku.


"Kamu terlalu murahan. Kamu kayak pelacur. Kamu nggak bisa jadi pacarku karena kamu emang nggak pantes," lanjutku.


Decin mulai berkaca-kaca matanya saat mendengar kalimatku ini.


"Ta..tapi kak, bukannya aku yang murahan..hiks..tapi ini karena Kak Jimmy yang ngajak. Aku nggak bisa nolak. Kak Jimmy itu ganteng..hiks..tajir..dan populer di kampus," kata Decin sambil mulai menangis.


"Oh ya?" tanyaku sambil menyeringai.


"Iya kak, beneran, hiks..." kata Decin sambil terus menangis.


"Kalo gitu, mulai malem ini kamu nggak boleh ngeseks sama cowok manapun lagi, ini perintah!" kataku mulai arogan.


"Baik kak," jawab Decin singkat.


Aku pun mengajaknya untuk istirahat. Kami berdua sudah sama-sama lelah bercinta dengan berbagai macam gaya, Aku pun tertidur pulas di kamar kos Decin.

Endless Love From Some Girls For JimmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang