Antara aku, Sangrila, dan Decin

341 3 0
                                    

Sangrila adalah anak baik-baik. Aku yakin ia masih perawan. Bahkan mungkin ia akan menjaga keperawanan sampai menikah nanti.


Sangrila adalah adik kelasku. Dia seperti cewek-cewek yang lain. Diam-diam menyukaiku dan senang mendengar kabar aku putus dengan Deborah.


Awalnya Sangrila tak menyangka bahwa ia akan aku pilih untuk kencan buta. Sekedar makan malam untuk saling mengenal dulu. Sangrila tidak tahu bahwa ia kupilih justru karena ia adalah anak baik-baik. Aku jadi bernafsu mencicipi tubuhnya yang ia jaga sepenuh hati.


Selesai kencan, aku pun mengajaknya pergi ke suatu tempat, yakni penginapan langgananku. Tempatnya bersih, ramah untuk kantong anak kos, dan tentu saja aman. Sangrila awalnya menolak, tapi aku ancam akan blokir nomornya, dan tak sudi lagi menyapanya di kampus, maka ia pun mulai takut. Dengan berat hati ia pun mau.


Saat aku datang dengan Sangrila, seorang pegawai menyapaku sambil cengengesan, "Barang baru lagi nih!"


"Hush!" kataku lalu tertawa basa-basi sambil tetap merangkul Sangrila masuk salah satu kamar.


Saat itu Sangrila langsung menoleh kepadaku. Melihatku penuh arti. Tapi ia kemudian diam saja.


Beberapa pegawai memang sampai sudah hafal denganku. Aku memang cukup sering membawa perempuan ke sini. Untuk aku eksekusi di sini.


Semua budak seksku pernah kubawa kesini juga meskipun cuma satu kali. Aku hanya sedang ingin pamer saja ke orang-orang yang ada di sini. Bahwa aku Jimmy cowok yang bisa menaklukkan banyak wanita.


xxxxxx


Di dalam kamar penginapan ini, aku mulai menggerayanginya, tapi Sangrila masih berusaha menolak. 


"Kak, plis, jangan diterusin kak," mohon Sangrila.


"Katanya pingin jadi pacarku?" reaksiku sambil tetap menciumi lehernya.


"Iya sih, tapi..." Sangrila tampak kebingungan dan mulai mendesah.


"Aku bawa kondom kok," kataku singkat sambil terus menciumi lehernya.


Sangrila semakin bingung mencari alasan. Sangrila masih merasa tidak siap aku setubuhi. Sangrila tak menyangka akan langsung aku ajak berhubungan badan, padahal ini baru kencan pertama kali. Sangrila tidak menyangka aku sebejat ini.


Sangrila memang anak baik-baik. Kalaupun sudah berpacaran, Sangrila hanya berpikir kami berdua tidak akan melakukan hubungan suami-istri. Bagaimana kalau hamil? Bagaimana kalau ditinggal setelah dihamili saja? Bagaimana akan menjawab pertanyaan kedua orangtuanya?


Sangrila berusaha melawan nafsu birahiku. Sangrila bilang tidak mau. Dia benar-benar takut hamil di luar nikah. Tapi apa peduliku.


Leher Sangrila kuciumi penuh nafsu. Lalu kubuka paksa jaketnya. Sangrila berusaha menolak. Tapi tenagaku jauh lebih besar. Akhirnya aku berhasil mencopot semua baju luarnya. Kini Sangrila setengah bugil. Dia hanya memakai bra dan celana dalam. Tubuhnya sedikit gendut, perutnya sedikit buncit, mungkin ia memang hobi makan.


Tapi aku malah sange. Membayangkan perutnya beradu dengan perutku. Pasti menghasilkan bunyi yang lebih merdu. Seperti saat aku menggauli dosenku yang sudah ibu-ibu itu.


Aku tertawa kecil saat tahu Sangrila pakai bra dan celana dalam motif hello kitty. "Kamu bener-bener lucu ya? Motifnya imut banget," komentarku sambil meremas-remas payudara Sangrila yang masih terbungkus bra.


"Ampun kak.. Udahin aja kak.." kata Sangrila sambil berusaha menyingkirkan tanganku. Tapi tanganku tetap saja nakal. Disingkirkan lalu balik lagi lalu meremas-remas. Begitu terus.


Lama-lama Sangrila tampak ingin menangis.


"Apaan sih! Kayak aku mau memperkosa aja!" Aku sudah mulai merasa kesal.


Sangrila kembali memohon dengan mata berkaca-kaca, "Jangan kak.. Aku takut.. Kita pulang aja.."


Aku pun menghentikan aktivitasku lalu berjalan ke arah kursi yang ada di dalam kamar. Aku pun duduk di kursi. Meninggalkan Sangrila yang terbaring di kasur penginapan.


"Oke. Sangrila, sekarang kamu bisa memilih, tetep di sini atau pulang. Kalo pulang, nomormu langsung kublokir, dan kita udah gak usah ketemu lagi!" kataku sambil duduk di kursi.


Sangrila pun mulai bingung. Inilah satu-satunya kesempatan bisa mendekati Jimmy. Seseorang yang diam-diam ia sukai sebenarnya. Tapi, malam ini ia baru tahu fakta bahwa Jimmy suka mengajak cewek menginap satu kamar, dan ternyata Jimmy seorang bajingan.


Di saat Sangrila kebingungan, ia tidak menyangka akan melihat Jimmy idolanya copot baju dan celana di depan matanya, ia pun terpana melihat tubuh atletis dan ukuran penis cowok idolanya.


Aku memang sengaja melakukan itu untuk membuat Sangrila terpesona. Kalaupun tidak berhasil, Sangrila tinggal kuusir dari kamar, lalu aku segera memanggil Sulastri. Salah satu karyawan di penginapan sini.


Karena cukup sering menggunakan penginapan ini, aku jadi berpikir untuk mencari budak seks dari lingkungan penginapan ini, untuk jaga-jaga bila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti malam ini.


Tapi lihat... Berhasil! Sangrila tampak gelisah saat Sangrila melihatku mulai mengelus-elus kontolku sendiri.


Sangrila pun akhirnya bangkit dari kasur lalu mendekatiku.


"Kak, kalo cuma blow job gimana kak?" tanyanya sambil malu-malu.


Aku pun  tersenyum kemenangan. Lalu menganggukkan kepala. Sangrila pun berlutut di depanku. Hanya memakai bra dan celana dalam saja. Dia mulai memegangi kontolku dengan tangan gemetaran. Lalu ia mencoba menjilatinya meski jijik.

Endless Love From Some Girls For JimmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang