11. the best for Iqbaal, club!

980 105 15
                                    

11. Yang Terbaik Untuk Iqbaal—Klub!

H a p p y R e a d i n g

Perverted Ghost

Satu minggu kemudian...

Ini adalah hari. Hari dimana seorang pria tampan yang masih, atau bahkan senantiasa untuk terlelap dalam tidurnya, dengan sepasang mata bagaikan elang itu pun terpejam erat dan telihat begitu rapat, sealan enggan untuk kembali melihat dunia yang menantinya

Pukul 10:00Wib

Saat ini mentari pagi baru menapakkan cahanya, terlihat begitu terang dan damai, dengan langit pagi yang terlihat begitu biru bagaikan lautan, dengan beberapa gumpalan awan yang terlihat begitu lembut, seolah menjadi pemanis tersendiri disana dengan warnanya yang putih bersih bagaikan kapas.

Saat ini, sebuah keluarga, dan beberapa orang lainnya terlihat memenuhi bagian depan Rumah Sakit, dengan dua buah mobil mewah berwarna hitam dan putih, juga satu buah mobil ambulance yang juga ada disana,

Lalu terlihat beberapa dokter dan perawat lainnya yang berjalan cepat, dengan sebuah brankar di dorong bersamaan dengan langkah mereka yang terlihat serentak,

Satu tiang infus bahkan tak tertinggal, seolah itu menjadi penunjang tersendiri,  untuk hidup dari seseorang pria yang terbaring lemah di atas brankar tersebut,

Dengan sigap, brankar pun di dorong memasukki bagian belakang ambulance yang sudah terbuka lebar, bersamaan dengan satu tiang infus yang entah bagaimana bisa, kini terlihat lebih pendek, yang menghasilkan untuk ikut masuk ke dalam ambulance, dimana dengan sigap beberapa perawat memastikan bahwa posisi brankar tersebut tidak akan menimbulkan pergerakkan lainnya, yang mungkin saja akan kembali terdorong keluar,

Pintu bagian belakang ambulance kembali tertutup, dengan dua orang pria berpakaian putih dengan logo Rumah Sakit tersemat di bagian dada kirinya itu pun melangkah masuk ke bagian depan, kemudian masing-masing dari keduanya terduduk di kursi kemudi dan samping kemudi,

Seorang pria dengan tubuh tinggi, memakai jas formal pun terlihat melangkah mendekat, pada sebuah keluarga yang berdiri di dekat dua buah mobil mewah berbeda warna itu,

Sebut saja dia Rahazian, adik dari Anista ibu dari Iqbaal yang kini sudah terbaring di atas brankar yang sudah masuk kedalam ambulance.

“Saya harap, Iqbaal segera pulih seperti biasanya, doa saya bersama Ayudia menyertai Iqbaal,”ujarnya, kemudian mengulas senyumannya bersama Ayudia sang istri di sampingnya

“Doa kami menyertai kesembuhan Iqbaal,”tambah Ayudia, dengan senyuman sendunya, ia melirik empat orang di hadapannya yang berbeda usia, yang sudah seperti keluarganya sendiri.

Menepuk halus bahu sempit Anista, lalu beralih membawa sang kakak ipar kedalam pelukannya.

“Iqbaal akan baik-baik saja.. Percayalah,”bisiknya lembut. Anista mengangguk dalam dekapan sang adik ipar, ia terisak kecil, dan semakin mengeratkan pelukannya bersama Ayudia istri dari sang adik, yang ia anggap seperti saudara perempuannya sendiri.

“Terimakasih Ayu.. Tolong doakan yang terbaik untuk putraku,”parau Anista.

Ayudia merenggangkan pelukan mereka, mengusap pelan air mata sang kakak ipar, ia tersenyum kecil, “Pasti.. Kak. Apapun yang terbaik untuk keponakanku..”balasnya

Perverted Ghost -Iqnam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang