09. the reason for the disappearance of natalia

821 91 10
                                    

09. Alasan Menghilangnya Natalia

H a p p y R e a d i n g

Perverted Ghost

Seorang gadis kini terduduk termangu di sudut sebuah ruangan, yang mana di persekitarannya terlihat begitu remang bagaikan tak memiliki cahaya, terliputi kegelapan, dan tidak terusik sama sekali.

Sorot pandangan dari kedua matanya yang memerah itu terlihat nampak kosong, dengan lingkaran mata yang nampak menghintam dan membengkak, terlihat memprihatinkan, bahkan guratan dari raut wajahnya pun nampak tidak terbaca, tapi jika di lihat dengan jelas dan lebuh teliti lagi, maka—terlihatlah raut sedihnya yang berusaha ia pendam,

Pikirannya melayang jauh, entah apa yang telah gadis itu pikirkan, bahkan beberapa kali terdengar helaan nafas yang cenderung tersedat seakan lelah untuk berhembus keluar dari kerongkongannya,

“Kenapa?”terdengar gumamman lirihnya

Wajahnya tertunduk dalam,

“Kenapa, kenapa harus seperti ini? Kenapa gue nggak pernah bahagia, kenapa? Gue salah apa? GUE SALAH APA YA ALLAH! hiks~ gue salah apa?!”lagi-lagi ia bergumam lirih, tubuhnya yang terlihat rapuh itu menunjukkan getaran kecil, ia memekik di akhir lirihannya, seolah benar-benar merasa kesal dan tidak adil kepada yang maha kuasa, memberikan beban di dalam hidupnya sebegitu berat untuknya,

Terkadang menyalahkan diri sendiri, mengapa harus dirinya yang merasakan hal ini, kenapa kesedihan selalu datang dalam hidupnya, tidak pernah sedikit pun setitik kebahagiaan datang padanya

“Apa gue nggak sebaik yang lainnya untuk bahagia?”ujarnya pada dirinya sendiri,

Perlahan tapi pasti, setetes air mata yang menggenang di pelupuk matanya yang membengkak itu perlahan meluruh, membuat sebuah sungai kecil pada pipinya yang nampak cukup berisi itu,

Lagi-lagi sebuah kejadian beberapa saat lalu kembali berputar di dalam otaknya yang seakan merasa ingin pecah, dan membuyarkan semua isinya,

Gadis itu menggerang, kedua telapak tangannya mengepal kuat, seiring ingatan kejadian beberapa saat lalu itu melintas bagaikan kaset rusak,

Perdebatan antara dirinya dan kedua orang tuanya terus saja terdengar, membuat telinganya seakan berdengung,

“Nana, ini sudah jadi keputusan kami, kami—sudah tidak bisa untuk bersama lagi, dari pada ini akan menyakiti kami juga dirimu, maka kami lebih memilih hal yang tidak merugikan satu sama lain, yaitu—




—berpisah. Nana, kami tidak memaksa, dirimu ingin ikut siapa. Mamih atau Papih, itu terserah dirimu, kami tidak ingin memaksamu untuk memilih. Maaf, jika kami membuat keputusan ini tanpa merundingkannya padamu.” seorang wanita yang sudah berumur namun masih terlihat cantik itu pun berbicara dengan nada penuh penyesalan, gurat wajah cantiknya terlihat menyendu,

Membuat seorang gadis di hadapannya meliriknya dalam diam. Namun, terlihat jelas, guratan kesal, kecewa bercampur menjadi satu di dalam kedua matanya

Besok, kami akan ke pengadilan, jika kamu ingin hadir maka silahkan, kamu bisa absen satu hari di rumah sakit untuk itu, semua keputusan siapa yang akan kamu pilih ada pada dirimu sendiri, dan keputusan kami sudah bulat. Bahwa kami benar-benar akan berpisah, karena sudah merasa tidak cocok satu sama lain, yang malah akan saling menyakiti.” tambah seorang pria berumur yang masih nampak gagah itu menyahut, suaranya terdengar tegas, seolah tidak terdengar sedikit pun nada menyesal dan sebagainya. Menatap sang anak dengan tatapan tenangnya. Namun, juga terlihat jelas tatapan matanya yang menyesal.

Perverted Ghost -Iqnam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang