19. [miss] as before, bitter truth

455 54 4
                                    

19. [Rindu] Seperti Sebelumnya, Kenytaaan Pahit

H a p p y R e a d i n g

Perverted Ghost


Pukul 18:30Wib

Iqbaal tersenyum sendu, menatap persekitarannya yang terasa sepi, bagai tak berpenghuni, semuanya masih nampak sama, ia merindukan tempat ini, semua yang ada disini, benar-benar merindukannya, membuat dirinya hampir saja ingin menangis, menatap persekitarannya yang teramat familiar pada pandangannya

Ia berjalan dengan langkah gontai, menelusuri ruangan demi ruangan, sampai langkahnya berhenti pada ruangan yang selalu di penuhi dengan kehangatan serta canda tawa, namun kali ini masih sama, tetapi kali ini—terasa sepi

“I miss you my house~”

Lalu ia kembali melangkah, kali ini sebuah ruangan berikutnya, biasanya ia sering kali melihat sang ibu bergerak kesana-kemari bersama beberapa maid, tapi kali ini tidak ada satu orang pun,

Namun tetap terlihat bersih, tidak ada satu debu pun yang terlihat,

Iqbaal tersenyum sendu, ia ingin seperti sebelumnya, melalui hari-hari bahagia bersama keluarga serta teman-temannya, ia merindukan hari-harinya yang selalu ia lalui, seperti pergi ke kampus, ke kantor, atau nongkrong di hari liburnya, mengerjakan tugasan kampus yang kini terbangkalai,

Iqbaal menghela nafas kasar, saat ini ia berada di rumahnya, rumahnya dan kedua orang tuanya, bukan Apartement-nya yang biasanya ia jadikan tempat pelarian untuknya, karena ia lebih sering tinggal disini, ia hanya akan ke Apartement jika sedang sibuk dengan kampusnya,

Biasanya saat sudah menjelang malam seperti ini, ia dan sang ayah baru saja pulang dari kantor, atau bahkan biasanya lebih cepat, sekali lagi.. Ia rindu, rindu melalaui hari-hari seperti sebelumnya, namun ia bisa apa?

Menghempaskan tubuh jangkungnya di atas salah satu kursi meja makan—ya, saat ini Iqbaal sedang berada di dapur yang bersatu dengan ruang makan, yang hanya di batasi oleh dinding kaca tebal transparant, pemisah antara ruang makan dan dapur

Ia menghembuskan nafasnya kasar, kursi meja makan yang saat ini ia duduki adalah kursi miliknya, jika saat dirinya sedang melakukan sarapan pagi, atau makan siang dan malam bersama kedua orang tuanya

Pikirannya melayang jauh, hari ini ia telah kesana-kemari, mengunjungi beberapa tempat yang biasa ia kunjungi setiap hari, pertama kantornya, perusahaan ayahnya, yang sebentar lagi akan berada di bawah kuasanya, sedikit membuatnya kilas balik, kala tadi pagi ia mengunjungi perusahaan sang ayah, yang kini di urua oleh sekretaris, sekaligus tangan kanan sang ayah, yang sedang berasama dengan raganya di kota California,

•Flashback On

Pukul 09:30

Iqbaal berdiri dengan tegapnya, di depan sebuah gedung menjulang tinggi di hadapannya, senyumannya melebar, seiring ia membaca sederet kalimat, yang merupakan nama gedung bertingkat tersebut

‘Dziant A Company’

Perusahaan sang ayah, Dziant Abraham, yang bergerak di bidang Fashion—terutama tas, yang di berilable D&A, tentunya tidak kalah bergerak pesat seperti perusahaan seperti tas branded lainnya,—Gucci, Frada, Elle, HerMes, dan sebagainya, dan bahkan perusahaan milik sang ayah sering kali terlibat bekerja sama dengan perusahaan tas-tas branded tersebut, bahkan semakin  bergerak pesat, saat dirinya mulai ikut memasukki dunia bisnis, dan seharusnya setelah beberapa saat lagi lulus kuliah, ia yang akan menggantikan posisi sang ayah, tapi lagi-lagi akhirnya akan seperti ini,

Perverted Ghost -Iqnam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang