22 : Walking Dead(2).

1K 95 0
                                    

Mereka terus berjalan hingga menuju ke inti kota. Tak terasa langit semakin lama semakin gelap dan sinar mentari mulai hilang dengan perlahan. Sementara hari ini saja mereka belum sampai juga ke inti kota. Memang hari ini mereka tidak melihat satupun zombie yang berlalu lalang. Jadi mereka memutuskan mencari tempat aman untuk beristirahat terlebih dahulu malam ini.

"Dimana malam ini kita akan beristirahat? Sementara sebentar lagi langit semakin gelap dan keliatannya hujan akan mulai turun." tanya seorang gadis berkacamata yaitu Abel.

"Entahlah,mungkin didekat sini masih ada tempat untuk beristirahat." balas Aryo.

"Tapi,apakah menurut kalian masih ada orang yang masih hidup? Bukankah kota ini sudah seperti kota zombie? Yang isinya adalah ratusan bahkan ribuan zombie." ucap Mira.

Saat mereka masih terus berjalan,Dimas melirik sekilas plang yang berada di salah satu gedung dimana gedung tersebut berderet rapih.

"Tunggu-tunggu,apa kalian liat itu?" tanya Dimas.

"Toko Roti? Ada apa emangnya?" sahut Rangga yang masih tak paham dengan pertanyaan Dimas.

"Huft,kita cari makanan disana aja gimana? Dan mungkin hari ini kita bisa beristirahat di toko itu. Lagi pula dari tadi kita tidak melihat satupun zombie yang melintas di daerah sini." ungkap Dimas kepada teman-temannya yang masih tak paham.

"Ide lo bagus juga Dim." puji Aryo.

Aryo langsung membuka tas ransel kecil yang ia bawa,dan mengambil sebuah barang untuk memberi pencahayaan karena hari sudah mulai gelap. Diikuti oleh beberapa temannya yang juga mengambil senter di tas kecil yang mereka bawa.

"Ayok!" ajak Aryo dan kesepuluh temannya hanya membalas anggukan saja yang menandakan bahwa mereka siap.

Mereka langsung berjalan menuju toko roti yang ditunjuk oleh Dimas tadi. Selang waktu yang singkat,sampailah mereka di depan pintu toko roti tersebut. Namun sialnya mereka masih belum bisa langsung masuk dikarenakan pintu toko roti tersebut dikunci menggunakan gembok dari luar.

"Apa lo masih nyimpen jepitan rambut?" tanya Aryo kepada Abel.

"Iya masih ada 1. Permisi,biar aku yang buka." balas Abel sambil berjalan mendekati pintu toko tersebut.

Ia mengambil jepitan rambut terakhir yang terjepit di rambutnya. Lalu membengkokkan agar menjadi sebuah kunci. Ia langsung memasukkan jepitan rambut yang sudah ia bengkokkan,lalu terbukalah gembok tersebut. Abel mendorong pintu toko itu dan betapa terkejutnya ternyata di dalam toko itu terdapat puluhan zombie yang sudah siap menerkam mereka. Beberapa zombie langsung melompat kearah tubuh Abel.

"Abel!! Awas!!" teriak Mira sambil mendorong tubuh Abel kearah samping.

Hingga Abel dan kesepuluh temannya terpisah karena zombie yang ingin menerkamnya.

"Kalian pergilah melalui jalan sebelah utara! Aku akan pergi menuju sana! Nanti kita bertemu di pertengahan!" perintah Abel sambil menunjuk Arah sebaliknya.

"T-tapi Bel..." ucap Rena.

"Cepat! Aku baik-baik saja!" balasnya.

Kesepuluh teman Abel langsung berlari menuju jalan utara dengan cepat. Sedangkan Abel berlari menuju arah sebaliknya. Saat Abel sedang berlari tanpa henti,hingga salah satu zombie yang berada di depannya menabrak tubuh perempuan berkacamata itu,membuat dirinya dan zombie yang ia tabrak tersungkur ke aspal jalan dengan kaca matanya yang ikut terjatuh jauh dari dirinya. Ia terus berusaha mencari kaca matanya yang terjatuh. Tentu saja ia tidak bisa melihat dengan jelas tanpa kaca mata apalagi dengan kondisi gawat seperti ini. Hingga ia mendapatkan kaca mata miliknya. Abel langsung memakai kaca matanya kembali. Ia terbungkam ketakutan ketika melihat sesosok makhluk mengerikan tepat di depan matanya. Baju yang sudah lusuh berlumuran darah dan juga dipenuhi nanah,wajah yang hancur,dan bau busuk yang menyengat membuat Abel sangat ketakutan bahkan ia ingin mual.

Remaja itu membekap mulutnya dengan tangannya sendiri agar tidak berteriak yang akan berakibat zombie lainnya mendekatinya. Zombie yang berada tepat di depan matanya,mengeluarkan erangan yang sangat mengerikan.

ARRRGH

Seluruh tubuhnya kini mendadak kaku dengan nafas yang tidak teratur. Ia sangat ingin berlari namun kakinya serasa sangat lemas untuk berdiri. Tubuhnya pun mendadak bergemetar karena zombie itu semakin mendekat ke arah dirinya.

"Tolong! Pergi! Aku masih ingin hidup! Jangan dekat-dekat denganku!" ucap Abel sambil menendang-nendangkan zombie di depannya. Namun apa daya,zombie malah semakin mendekat ke arah dirinya.

Ketika wajah zombie sudah semakin dekat ke arah Abel,ia memejamkan matanya dan langsung berdoa kepada tuhan yang maha membantu di dalam hatinya.

"Tuhan,jika hari ini adalah waktu terakhir ku,tolong selamatkan teman-temanku." ucapnya dalam hati. Kali ini ia benar-benar sangat ketakutan. Ia merasa bahwa hidupnya akan dicabut oleh makhluk mengerikan yang berada di depannya. Keringat dingin yang mulai mengalir di sekujur tubuhnya,dan jantung yang semakin lama semakin bergetar dengan sangat hebat.

1 detik,2 detik,3 detik,bahkan hingga sampai 1 menit masih belum ada tanda-tanda apapun. Hanya ada bau busuk yang begitu menyengat. Karena penasaran kenapa tidak ada tanda-tanda apapun,Abel kembali membuka matanya secara perlahan hingga terbuka lebar. Dan begitu mengejutkan,ternyata zombie yang ia tabrak dan berada di depannya kini sudah hilang secara misterius. Ia sedikit bingung dengan kejadian ini. Tetapi ia juga bersyukur masih diberi kesempatan untuk melihat dunia.

Abel pun berdiri dengan sisa tenaganya. Meskipun sangat lemas,tapi mau tidak mau ia harus berlari dari tempat itu. Abel lalu melihat beberapa zombie yang sedang jalan tepincang-pincang melewati dirinya. Ia heran kenapa zombie-zombie itu tidak tertarik pada dirinya? Apa karena penyakit yang Abel derita,sehingga zombie-zombie tak dapat melihat?

Tanpa pikir panjang,Abel kembali berlari dengan sekuat tenaga hingga sebuah mobil menghalangi lariannya. Ternyata itu adalah mobil yang dikendarai oleh Aryo.

"Cepat masuk!" perintah Kevin sedangkan beberapa zombie semakin mendekat ke arah mobil itu.

Setelah mendengar perintah dari temannya,Abel akhirnya masuk ke dalam mobil yang cukup untuk menampung 11-12 orang itu. Aryo langsung menginjak gas dan mobil itupun melaju dengan sangat cepat.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Dina.

"Hmm,aku baik-baik saja. Tapi ada yang membuatku heran tadi." balas Abel.

"Apa yang membuatmu heran?" tanya lagi Dina.

"Tadi saat aku berlari,aku tak sengaja menabrak salah satu zombie sehingga membuatku terjatuh. Penyakitku kambuh,nafasku tidak bisa kuatur. Tapi seolah-olah zombie itu tak bisa melihatku dan pergi begitu saja." jelas Abel.

"Mungkin saja itu karena penyakitmu menjadi anti body untuk dirimu sendiri." timpal Rena.

"Tapi apa kau tidak takut mati?" tanya Mira.

"Kalau dibilang takut,pastinya aku takut. Tapi memang jika waktuku untuk berhenti dari kehidupan mungkin aku akan menerimanya. Sebenarnya aku tak terlalu takut untuk mati,yang aku takuti ialah bahwa aku tiada tanpa melihat keluargaku bahagia itu yang aku takuti. Kematian bukanlah hal yang harus kutakuti,karena aku selalu hidup serasa mati di dunia ini." balas Abel yang membuat kesepuluh temannya terpukau dengan dirinya.

Kita semua tahu bahwa kematian tercipta karena adanya kehidupan,jadi sebenarnya apa itu hidup? Untuk apa kita hidup di dunia ini? Apa tujuan sejati kita hidup di dunia ini? Mencari kebebasan? Mencari kepuasan? Bebas dari apa? Puas dari apa? Hal tersebut akan selalu saja terulang. Secara umum manusia memiliki pikiran yang hampir sama,mereka menyangkalnya karena mereka tidak mau berada di lingkupnya. Apa arti dari semua ini?

To Be Continued...
-
-
-
-
-
Maaf lama up nya hehe.
Gak bosen-bosen saya ingetin untuk Follow,Vote,Comment,dan Share.

...See You Next Time...



Survive In School [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang