Suasana kelas 10 IPS terasa tenang ketika bel masuk berkumandang.
Suara ketukan pintu merayap di udara, membuyarkan lamunan-lamunan para murid di kelas 10 IPS. Sorot mata mereka bergerak serentak menuju arah pintu.
Tok...tok...tok
"Masuk" dengan hangatnya, Bu Siti mempersilahkan masuk.
"Maaf ibu saya telat" ucapnya dengan wajah yang sedikit malu.
"Kenapa bisa telat Dimas?" tanya Bu Siti setelah melirik sekilas nametag yang terpasang di seragam lawan bicaranya.
"Ban mobil ayah saya bocor dijalan bu" jawab Dimas mengemukakan keterlambatannya kepada Bu Siti dengan sopan dan hormat.
Setelah menerima penjelasan dari Dimas, Bu Siti menyampaikan pengertian dan mengharapkan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. "Gapapa Dimas, lain kali jangan sampai telat lagi yaa!"
"Baik bu, terima kasih. Kalau gitu saya duduk ya bu" Dimas mencari tempat duduk dan bertemu dengan Kevin, yang ramah dan mengizinkannya untuk duduk di sebelahnya. Interaksi antara Dimas dan Kevin terlihat hangat, menunjukkan suasana yang ramah di antara para siswa.
"Boleh duduk disini?"
"Eh boleh kok, duduk aja gapapa" jawabnya sembari mengeluarkan buku yang akan di pelajari hari ini.
"Oh iya, gua Kevin" sambungnya.
"Gua Dimas, salam kenal yaa!" ucap Dimas sembari duduk pada tempatnya.
Ketika Bu Siti mulai menjelaskan materi yang dipelajari, sementara itu Rindra dengan sopannya meminta izin untuk ke toilet.
"Bu Siti" panggil Rindra mengangkat tangannya.
"Iya? Kenapa Rindra?"
"Saya izin ke toilet, boleh bu?"
"Boleh, tapi jangan lama-lama yaa!" Bu Siti memberi izin dengan syarat untuk tidak lama-lama.
"Siap bu"
Jarak dari kelas 10 IPS ke toilet lumayan jauh. Namun, tanpa sengaja mata Rindra tertuju pada seorang siswi cantik yang berada sendirian di lapangan. Entah apa yang membuatnya tertarik, namun Rindra pun memutuskan untuk menghampiri siswi tersebut.
"Hai" sapanya yang kini sudah berada di hadapan siswi tersebut.
"Hai juga, kenapa ya?" tanya siswi tersebut keheranan.
"Ah, aku cuma pengen ke toilet tadi dan gak sengaja liat kamu sendirian disini. Gak masuk kelas?" tanya Rindra penasaran.
"Kayaknya nanti aja deh, aku masih pengen disini"
"Emangnya kamu dari kelas berapa? Gak takut di omelin?" lanjut Rindra yang masih penasaran dengan siswi tersebut.
"Aku baru masuk disini, dari kelas 10 IPS" jawabnya yang ngebuat Rindra sedikit kaget.
"Loh? Sekelas dong sama aku. Kamu tuh masih baru disini, apalagi ini hari pertama. Mau aku temenin masuk kelas?"
Mira menggeleng cepat, "eh gak usah, sebenernya aku gak pernah tertarik buat belajar dari kecil. Lagian juga disini sambil ngeliatin orang lain olahraga seru juga kok. Oh iya kita belum kenalan aku Almira Belinda, dipanggil Mira!" Mira menjulurkan tangannya dan dengan polosnya menjelaskan bahwa dirinya tidak tertarik untuk masuk ke dalam kelas.
"Aku Rindra! Rindra Ferdinan, kalau gitu ayok ke kelas!" Rindra ikut mengulurkan tangannya dan dengan tekadnya mencoba membujuk Mira untuk bergabung ke kelas.
"Aku disini sampai jam istirahat yaa. Lagian juga kalau aku masuk pasti diomelin nanti"
"Justru karena masih jam segini kamu harusnya masuk!" Meskipun Mira menolak, Rindra tetap bersikeras membujuknya, menunjukkan sifatnya yang penuh perhatian terhadap temannya meskipun berarti dia harus mengabaikan keperluannya sendiri untuk ke toilet tadi.
Tanpa ragu, Rindra menarik tangan Mira dan memimpinnya menuju kelas. Mereka berdua berlari kecil, menunjukkan semangat Rindra untuk membawa Mira masuk ke dalam kelas.
Ketika mereka tiba di depan kelas, Rindra memasuki ruangan dengan Mira yang berjalan di sampingnya.
"Permisi bu"
"Kenapa lama ke toiletnya Rindra?" tanya Bu Siti.
Belum mendapatkan jawaban dari sang empu, mata Bu Siti teralihkan ke siswi di samping Rindra. "Kamu Mira kan? Kamu kemana aja? Kenapa jam segini baru masuk kelas?"
Rindra dengan sigap memberikan alasan berbeda untuk melindungi Mira dari teguran sang guru.
"Mira tadi di UKS bu, dia pusing karena belum sarapan tadi pagi" Rindra meyakinkan Bu Siti.
Suasana hati Mira dipenuhi oleh pertanyaan mengapa Rindra memilih untuk membelanya. Meskipun tidak menyadari maksud sebenernya, tindakan Rindra meninggalkan kesan mendalam pada Mira.
"Oh gitu, yaudah kalian berdua langsung duduk aja. Ibu mau lanjut ngajarnya!"
"Baik bu, makasih!" ucap keduanya serentak.
Atmosfir belajar kembali tercipta dengan suasana yang lebih hangat, karena interaksi antara murid-murid telah meningkatkan rasa solidaritas di antara mereka.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive In School [REVISI]
Ficção CientíficaCerita ini dimulai di sebuah SMA yang terletak di pinggiran kota besar. Suasana harian sekolah berlangsung biasa hingga suatu hari sebuah virus misterius menyebar dengan cepat, mengubah orang-orang menjadi zombie ganas. Saat kekacauan melanda, delap...