- At America : 03 -

187 22 1
                                    

"Pilihan yang berat memang. Bertahan dengan rasa sakit, atau pergi dengan rasa bersalah"

- Truth | Taemin | Brothership -


***

Setelah sebulan berada di Amerika tidak ada perubahan besar bagi Jimin. Bahkan pria itu pernah memilih untuk mengakhiri semua ini. Tapi perubahan pada Taehyung yang semakin perhatian padanya membuatnya percaya ia akan menghilangkan penyakitnya ini dari tubuhnya. Taehyung bahkan tidak mengerti dengan dirinya. Walau ia merasa ia memberi perhatian lebih pada Jimin.

"Makanlah jika tidak aku pergi"

"Kau tidak boleh keluar!"

"Turuti apa yang dokter anjurkan"

"Ayolah hyung jangan memperkeruh kesehatan mu!"

"Adakah yang sakit?"

Perkataan itu seolah keluar sendirinya dari Taehyung untuk Jimin. Bahkan untuk menghindari perkataan itu lolos, Taehyung seringkali mencoba menghindari bertemu Jimin. Tapi takdir selalu mempertemukan mereka.

"Appa, Eomma, aku akan pergi ke toko buku sebentar!"

"Nee!" Teriak Tuan dan Nyonya Kim karena Taehyung sudah sampai di depan pintu utama. Tidak butuh waktu lama, akhirnya ia sampai di toko buku tersebut.

'Ting'

Taehyung segera memilih buku buku yang akan ia beli. Saat akan meraih buku paling atas, ia tidak sengaja menjatuhkan satu buku. Namun sayangnya buku tersebut terjatuh ke sisi lawannya.

'brukk'

"Aish Nuguya!?"

Taehyung segera menuju ke arah jatuhnya buku dan melihat pria yang ia kira Taeyong.

"Taeil?"

🐅🐤

Seokjin berjalan santai menuju ruangan Jimin berangka 'J-13'. Sepanjang jalan tidak lupa ia terkadang menjahili para perawat wanita.

"Haii you so beautiful" (Hai kau sangat cantik)

Kekehan dari perawat itu cukup membuat Seokjin juga terkekeh sendiri. Setelah 10 menit akhirnya ia membuka pintu ruangan Jimin.

"Hyung! Kenapa lama huh!?"

"Mianhae Jimin-aa. Kau seperti tidak mengenalku"

"Kau bersikap sok tampan lagi hyung?"

"Hum"

Seokjin menaruh buah yang ia bawa di atas nakas. Sedangkan Jimin bersandar pada dinding dan melipat kedua tangannya di dadanya. Seokjin menjadi terkekeh karena perbuatan sepupu kecilnya.

"Kau merayu mereka, tapi kau belum juga menikah hyung. Aneh"

"Ya! Kau menggodaku? Justru itu Jim. Manfaatkan waktu dengan baik. Lakukan apa yang kau bisa selama itu bisa. Kita tidak tau bagaimana besok bukan?"

Jimin memeluk kedua lututnya yang ditekuk lalu berusaha untuk tidak menangis. Seokjin menyadari dengan perubahan Jimin.

"Maka dari itu hyung. Aku ingin bersama kalian semua sebelum waktu itu datang. Waktu.. dimana aku pergi"

Truth  || Taemin {REVISI} [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang