[AUTHOR'S POV]
"Tuan besar, saya sudah selesai memeriksa keadaan Nagisa-sama" ujar Saburo-sensei seraya menutup kembali pintu kamar Luca dan Nagisa dengan hati-hati. Luca menatap Saburo-sensei dengan sungguh-sungguh, menantikan laporan keadaan suaminya.
"Bagaimana?? Apa Nagisa baik-baik saja??"
"Tenangkan diri anda, tuan besar. Nagisa-sama baik-baik saja"
"Apa benar Nagisa baik-baik saja?? Dia tiba-tiba pingsan!"
"Penyebab Nagisa-sama pingsan adalah karena dia terlalu banyak pikiran, kurang tidur dan makan secara tidak teratur, sehingga tekanan darahnya menurun drastis. Tekanan darah rendah yang menyebabkan dia pingsan"
Mendengar penjelasan Saburo-sensei tentang apa yang menyebabkan kondisi Nagisa seperti ini, Luca meremas-remas rambutnya dan beberapa kali mengernyitkan alisnya sambil menutupi mulutnya.
"Tidak biasanya Nagisa-sama terkena tekanan darah rendah. Apalagi mengetahui bahwa tuan besar adalah orang yang paling memperhatikan kondisi beliau"
"Sensei, akhir-akhir ini banyak sekali hal yang terjadi dalam rumah tangga kami. Saat ini adalah puncak dimana kami benar-benar dalam keadaan genting.." Saburo-sensei menatap Luca lekat-lekat, "Saya rasa tuan besar Luca juga perlu istirahat. Tuan muda Reo tidak akan keberatan untuk menggantikan anda beberapa hari di perusahaan. Bicarakan masalah anda baik-baik" Saburo-sensei menepuk bahu Luca dan berlalu meninggalkan Luca yang hanya berdiri memandang ke pintu kamar mereka.
"Sensei"
Kitazawa membukakan pintu mobil pribadi Luca untuk Saburo-sensei yang sedang berjalan menghampiri dirinya.
"Oh, Kitazawa-kun. Terimakasih banyak"
"Bagaimana keadaan Bocchama?" tanya Kitazawa. Sebutan yang sudah lama sekali tidak pernah didengar telinga. "Kurasa meski Luca-sama sudah hampir 30 tahun, bagi Kitazawa-kun dia masih seorang tuan muda kecil yang menggemaskan, eh?" Saburo-sensei terkekeh dan masuk ke dalam mobil. Kitazawa menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam, mengendarai mobil itu untuk membawa Saburo-sensei pulang ke kediamannya.
"Saya rasa cinta saya akan terus bertepuk sebelah tangan. Karena itu bagi saya dia masihlah tuan muda yang membutuhkan saya dalam pekerjaannya" Suara mesin mobil mulai terdengar, menderu sedikit lebih keras dan mobilpun melaju.
"Kau masih saja mengharapkan beliau?"
"Tidak, saya sudah merelakan Bocchama hidup bahagia bersama Nagisa-sama. Bagaimanapun juga, dia sungguh-sungguh bermaksud membuat Nagisa-sama bahagia"
"Tentu saja, sudah lama sekali aku juga tidak melihat Luca-sama membuat wajah seperti itu..."
"Apa kondisi Nagisa-sama begitu buruk?"
"Kondisinya tidak begitu buruk atau serius, istirahat tiga hari dan dia akan sehat kembali. Hanya saja, tuan besar tidak masuk ke dalam sampai pemeriksaan selesai. Dia terlihat begitu khawatir tapi juga begitu sedih"
Kitazawa diam beberapa saat. Mobil melaju dengan kecepatan konstan dan kesunyi melingkupi mereka yang berada di dalam mobil.
"Saburo-sensei"
Saburo-sensei memalingkan pandangannya yang sedaritadi menatap keluar jendela, kini menatap ke spion dalam mobil, memandang wajah Kitazawa.
"Ya?"
"Kalau anda tidak sibuk, besok saya akan menjemput anda lagi dan meminta anda memeriksa keadaan Nagisa-sama" ujar Kitazawa masih berfokus pada jalanan malam yang ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Can't be Alone [ 2 ]
RomanceBanyak orang bilang, "Orang yang memiliki senyuman paling indah adalah orang yang memiliki luka paling dalam" Dihantui masa lalu yang menyakitkan Ninomiya Nagisa (20) sukses menjadi model terkenal di Jepang. Tidak ada satu wanita atau pria yang mamp...