Alone (06)

24.4K 1.6K 118
                                    

[[LUCA's POV]]


"Kitazawa, siapkan mobilnya. Aku sudah lelah dan ingin segera pulang"ujarku seraya memasukkan semua dokumen ke dalam suitcase kerjaku. "Baik tuan muda" Kitazawa berjalan keluar dari ruanganku, sementara aku masih menata kembali kamus Kanji yang aku gunakan. 'Kenapa Jepang harus memakai huruf yang sama sekali tidak bisa terbaca seperti ini?! Alien kah mereka? ' gerutuku kesal.

                "Tuan muda, mobilnya sudah siap" ujar Kitazawa setelah mengetuk pintu ruangan beberapa kali. "Ah" aku bangkit dari kursi dan menyambar suitcase kerjaku, lalu berjalan keluar ruangan mengikuti Kitazawa. "Aku harap malam ini tidak turun hujan" ujar Kitazawa. Aku tidak menimpali kalimatnya, tetapi aku juga berharap seperti itu. Langit malam ini begitu mendung—

Kitazawa menyalakan mesin mobil dan suara mesin mobil mulai bergemuruh. "Tuan muda, sebelum kita tiba di rumah, apa anda ingin membeli sesuatu terlebih dulu?"tanya Kitazawa. "Tidak, kurasa aku tidak perlu apapun" jawabku, seraya menatap keluar jendela. "Baiklah"Kitazawa melajukan mobil dan segera mobil keluar dari lapangan parkir perusahaan.

                "Hei, apa kau dengar kabar tentang Reo?"tanyaku. "Tuan muda Reo? Tidak saya tidak mendengar apapun tentang beliau. Apa anda ingin saya mencari kabar tentangnya?" Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, kau tidak perlu. Aku dengar dia sudah masuk kuliah. Aku hanya ingin tahu bagaimana dia menjalani hari-harinya di kampus" Aku dapat melihat Kitazawa tersenyum dari kaca spion di dalam mobil. "Anda begitu perhatian kepada adik angkat anda, bukankah begitu?". "Mau bagaimana lagi, sudah lama aku menginginkan seorang adik dan Reo adalah adik yang begitu menyenangkan. Sifatnya yang seperti kucing kawin itu selalu membuatku tersenyum"jawabku dengan bentuk cekung di sudut bibir.

'Aku harap dia benar-benar punya otak untuk segera lulus dan mengambil alih perusahaan di sini. Jadi aku bisa segera kembali ke Inggris'

                "Oh, akhirnya benar-benar turun hujan"ujar Kitazawa

Aku menatap keluar jendela mobil dan mengamati pemandangan malam kota itu. Ketika aku masih menikmati pemandangan dari luar jendela, tiba-tiba mobil berhenti secara tiba-tiba dan membuatku tersentak kaget, menyandar ke depan. "Tuan muda, anda baik-baik saja? Maafkan saya"ujar Kitazawa, aku mengerutkan dahiku, "Apa yang terjadi? Kenapa kau berhenti dengan tiba-tiba?"tanya ku seraya memposisikan kembali duduk ku seperti semula.

                "Saya tidak tahu ada apa, sepertinya ada masalah dengan mobil di depan" jawab Kitazawa, "Aneh sekali, padahal lampu sudah menyala hijau. Kenapa mereka tidak juga bergerak?"gumam Kitazawa. 'Ditengah hujan seperti ini siapa lagi yang membuat macet lalu lintas?'. Aku menepuk bahu Kitazawa, "Coba kau lihat" perintahku. Kitazawa melepaskan sabuk pengamannya dan membuka kaca jendela mobil. Seketika itu juga hembusan angin dingin dan air hujan masuk ke dalam mobil.

Kitazawa melongokkan kepalanya keluar jendela dan mengamati barisan depan mobil-mobil. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam dan menutup kembali kaca jendela. "Kelihatannya ada seorang pria yang berhenti di tengah-tengah zebra cross" ujar Kitazawa seraya mengaitkan kembali sabuk pengamannya. "Tsk! Kita jadi terhambat seperti ini!" gerutuku seraya melipat kedua tanganku.

                "Saya akan coba menerobos ke barisan depan" ujar Kitazawa dan tangannya dengan lincah mengantuh stir mobil. Aku menatap ke barisan depan mobil yang mulai terdengar ricuh. Bunyi klakson mobil begitu berisik hingga mengganggu telingaku. "Apa-apaan mereka? Apa orang Jepang selalu saja seperti ini?"tanyaku. "Tidak semua seperti itu, tuan muda. Mungkin seorang pria yang berada di tengah zebra cross itu hendak bunuh diri"jawab Kitazawa. "Oh? Ku pikir mereka hanya melakukan jisatsu dengan cara lompat dari atap gedung"Kitazawa terkekeh geli dan menggelengkan kepalanya.

The Love That Can't be Alone [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang