Alone (12)

19.4K 1.4K 99
                                    

][Nagisa's POV][

"Nagisa-chan, ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu" ujar salah seorang staff di studio foto itu. "Siapa?" tanya ku seraya meletakan cangkir kopi diatas meja. "Hmm.. Kalau tidak salah namanya Aizawa". "Aizawa?" Aku mencoba mengingat-ingat kembali. 'Aizawa..?'

"Terimakasih, aku akan segera menemuinya" balas ku seraya berjalan menghampiri staff itu yang kemudian ia pergi meninggalkan ruangan ku setelahnya.

Aku berjalan menyusuri koridor yang membawa ku sampai ke lobi di lantai itu.

"Maaf telah membuat anda menunggu—"

Mata ku terbelalak lebar saat aku melihat sosok pria yang selama ini menyebabkan rasa sakit dihatiku tak kunjung sembuh.

"K...K-Kakeru..-niisan.."

Aku berjalan mundur saat Kakeru berjalan mendekati ku. Hingga akhirnya ia menarik tubuhku lalu memeluk ku. "Aku sangat merindukan mu Nagisa" bisiknya. Tubuhku membeku, tidak mampu bergerak atau berucap. Suhu tubuh Kakeru yang hangat segera bercampur dengan suhu tubuh ku.

Selang beberapa saat Kakeru melepaskan pelukannya dan menatap ku. Ia tersenyum pada ku. Senyum yang tidak pernah berubah darinya.

"K-Kenapa Kakeru-nii ada disini?!" seru ku. Aku mencoba menahan emosiku. Jujur saja saat melihatnya berada dihadapanku aku merasa bahagia, merasa muak, merasa ingin menangis dan ingin sekali mencacinya.

"Tentu saja aku ada disini untuk bertemu dengan mu. Aku merindukan mu" ujar Kakeru lalu kembali tersenyum pada ku. "Jangan bercanda!!" teriak ku seraya mengepalkan kedua tangan ku. "Siapa yang bercanda?" Kakeru menatapku seolah di dunia ini semua tahu kebenaran dari ucapannya.

"M-Mana..mungkin..." suara ku mulai gemetar seperti bahu ku yang juga gemetar karena menahan ironi dan perdebatan mental ku. Kakeru memelukku lagi dan membelai punggungku. "Aku minta maaf Nagisa" bisiknya di telingaku.

"Aku tidak mempunyai perasaan yang sama seperti mu—"

"Lebih baik kita tidak bertemu lagi.."

"Aku merindukan mu Nagisa"

Aku mendorong Kakeru dan berlari meninggalkan koridor. Ku pikir ia akan berhenti dan meninggalkan ku, bahkan sewaktu aku masuk ke lift ia juga menahan pintu lift itu dan masuk ke dalam bersama ku.

"Kenapa kau lari?!" tanya Kakeru dengan suara meninggi. Aku tersentak kaget lalu mundur beberapa langkah menjauh darinya. "Nagisa!" panggil Kakeru yang mencoba mendekatiku. "JANGAN MENDEKAT!!" seru ku lalu bernapas terengah-engah.

"Nagisa.."

"Jangan mendekatiku lagi Kakeru-nii..."

Kakeru menatapku dengan sorot mata yang seolah-olah ia tersakiti..

"Kakeru-nii.. apa yang sebenarnya kau inginkan?...Jangan mempermainkan ku lagi.." Kakeru masih menatapku, kemudian ia berjalan semakin dekat dan mendekapku lagi. "Maafkan aku..maafkan aku Nagisa.." ujarnya. Tidak lama kemudian pintu lift terbuka dan aku segera mendorong Kakeru lalu berjalan keluar dari lift.

'Apa yang ia rencanakan sekarang?! Apa maksudnya kembali kepada ku seperti ini!'

Aku berjalan keluar studio dan masuk ke gang kecil di samping gedung studio, tentu saja Kakeru masih mengikutiku hingga ke gang kecil itu.

"Kakeru-nii...apa maksud mu dengan muncul kembali dihadapanku?" tanya ku mencoba untuk tegar memandangnya.

"Aku ingin minta maaf.." ujar Kakeru, "Minta maaf? Untuk apa?" balasku cepat melemparkan kembali pertanyaan. Kakeru mengalihkan matanya dan menunduk, ia lalu mebungkuk dalam-dalam. "K-Kakeru-nii!" Aku mencegahnya dan membungkukkan badan. Tapi Kakeru memaksaku membiarkannya melakukan itu.

The Love That Can't be Alone [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang