Chapter 33 || Danger Line

680 45 3
                                    

***

Seluruh kelas 3 kembali kumpul di dekat pantai. Seperti biasa, tinggallah Naya dan ohara di tenda.

"Hara, nanti kalo kita udah kelas 3 kita bakalan liburan pelepasan kemana ya?" tanya Naya.

"Nggak tahu, Nay."

"Kamu kenapa, sih? Dari tadi bengong mulu perasaan."

"Nggak papa, Nay." Ohara tersenyum pada Naya tidak mau membuat Ohara khawatir berlebihan. Ohara masih memikirkan hal yang Niel katakan tadi malam.

Jangan jauh-jauh dari aku, oke?

"Maksudnya apa coba?" gumamnya.

Sahaniel berdiri di barisan yang sudah di tentukan oleh kelasnya. Berbentuk lingkaran, matanya menyelidiki siapa kira-kira yang mencurigakan seperti yang Deon katakan. Tidak ada yang mencurigakan menurutnya.

Shit, umpat nya kesal.

Sekali sekali dia melirik ke arah Ohara apakah aman atau tidak. Hanya satu orang yang tidak ada di barisan.

"Sandy?" gumamnya.

"Sandy dan Haris?" gumamnya lagi.

"Semua kelas 12 IPA 2 sudah lengkap?" tanya wali kelas mereka.

"Sandy sedang ada di toilet dan Haris sakit Bu," jawab ketua kelas lantang.

"Gila banget anjing!" umpat nya gusar.

Matahari pagi itu menambah kesal Sahaniel, sedikit panas dan gerah. Dia ingin cepat-cepat pulang dari sini. Tapi, peraturan tetaplah peraturan. Ingin rasanya dia membawa Ohara pulang dari sini. Dia ingin pagi ini berganti jadi sore. Sahaniel membuang napas kesal sambil mendengar arahan dari guru. Mendengar salam perpisahan dari guru dan teman-temannya.

Dorrr!!!

"Aaaa!!!!" teriak salah seorang yang di sana.

"Hara? Hara!" teriak Sahaniel berlari dari sana meninggalkan kumpulan kelas 12. Jantung Sahaniel berpacu cepat saat mendengar suara teriakan yang berasal tidak jauh dari tempat Niel.

Mendengar suara tembakan yang berasal entah dari mana seluruh orang-orang yang berada di sekitar pantai panik dan berlarian mencari tempat aman.

"Hara? Hara?" panggil Niel di sekitar tenda dengan panik.

Vio dan Jian menghampiri Sahaniel, seluruh kelas 12 bubar ketika dikabarkan ada pembunuhan di sekitar pantai.

"Niel di mana Hara?" tanya Jian.

"Bantu gue nyari, itu tadi suara Hara," jelas Niel yang masih berlari mencari Ohara. Terlihat sekali pria itu sangat khawatir.

Vio dan Jian bergegas mencari Ohara. Seluruh guru dan siswa disuruh berkumpul. Para siswa ada yang berlarian dan menangis histeris ketakutan.

"Hara???" panggil Sahaniel lebih keras lagi.

Terlihat orang yang sedang berkelahi di sana.

"Sandy?" gumam Sahaniel mendekat lalu mendapati Naya yang memeluk Sandy dari belakang guna menghentikan pria itu yang sudah seperti kesurupan memukuli lawannya.

"Kak Sandy, udah..." isak tangis Naya terlihat jelas.

Lain hal dengan Ohara yang menunduk memeluk kedua kakinya, menangis ketakutan. "Hara?" kata Niel mendekati Ohara yang sudah lemas ketakutan.

"Ni, Niel? Niel?" ucap Ohara dengan suara bergetar lalu memeluk Niel dengan erat. Tangisnya pecah, dia begitu kalut dan ketakutan.

"Kenapa? Kamu kenapa? Kasih tahu sama aku siapa yang bikin kamu kayak gini, siapa Hara??" senggak Niel memegang erat pundak Ohara yang bergetar. Melihat tangan Ohara yang bercucuran darah. Mata Sahaniel memerah menahan amarahnya. Merasa sangat sakit mendapati pacarnya yang sudah kesakitan dan ketakutan.

𝑨𝒃𝒐𝒖𝒕 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂 (ᴇɴᴅ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang