Chapter 24 || Kembali Lagi.

833 52 1
                                    

***

Setelah pulang dari rumah Sahaniel yang diantar oleh Sandy dan yang lainnya, Ohara merasa sangat senang dengan perkataan Sahaniel bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Dia sangat bahagia. Semoga terus seperti ini.

Masih terngiang-ngiang, segala perkataan Sahaniel padanya tadi.

"Kamu udah makan?" tanya Sahaniel pada Ohara yang sibuk dengan kulit jeruk yang ingin dibersihkannya.

"Hah? Udah kok tadi, kamu udah?"

"Belum, mau kamu siapin?"

"Eh? Emang kamu mau?" Ohara malu-malu dan tersenyum manis.

"Mau, kalo kamu mau."

Ohara tersenyum manis pada Sahaniel, dia senang jika Sahaniel tidak bersifat temperamen seperti biasanya.

Ohara sendiri di rumah, dia memutuskan untuk melanjutkan ceritanya yang menggantung. Ohara menguras otaknya untuk menulis dan menulis.

Dia siap untuk bersekolah besok, perasaan dan pikirannya sudah tenang. Tidak apa, semua akan baik-baik saja, bukan?

***

Sandy dan yang lainnya kembali ke rumah Sahaniel setelah mengantar Ohara pulang. Ada hal yang harus mereka lakukan pada Niel. Tapi sebelumnya, Sandy harus berdebat dengan Annaya dahulu.

"Kak Sandy, cuman kita dua sekarang?" kata Naya. Pasalnya setelah mengantar Annaya cuman mereka berdua lah yang tertinggal di belakang naik motor Sandy.

"Emangnya kenapa?" tanya Sandy balik melirik dari kaca spion motornya.

"Nggak pa-pa, sih. Cuman aneh aja, kenapa kita nggak ngebut kayak Kak Setyan sama yang lainnya?"

Sandy melongo, "Gila nih cewek." Sandy merasa aneh dengan gadis yang sedang dia bonceng sekarang. Masalahnya, Annaya adalah gadis gila pertama yang mengajak laki-laki balapan, biasanya para gadis-gadis akan takut dan menyuruh pelan saat dibonceng.

Sandy menuruti permintaan Annaya, Sandy menggarap habis jalanan itu tanpa rasa takut.

"Yeiiii!!!! Balapan!!!" teriak Annaya kegirangan.

Sandy tersenyum tipis, lalu mengantar Annaya pulang.

"Yah.... dah nyampe aja, kok cepat, sih?" Annaya menggerutu pelan karena merasa belum puas dengan balapan hari ini.

"Makasih Kak Sandy, sering-sering ya bawa Naya balapan," ucap Annaya cengengesan.

"Gila Lo! Masuk lo! Gue pamit." Sandy dengan cepat melajukan motornya meninggalkan Naya yang berseri-seri entah kenapa.

"Ganteng banget sih calon suami Naya," gumamnya mengkhayal terlalu berlebihan lalu melenggang masuk ke dalam rumahnya.

***

"Niel, gue mau Lo jujur sama kita, sebenarnya Lo itu kenapa, sih?" tanya Setyan.

Vio, Jian dan Sandy ikut menyimak dengan baik. Sahaniel yang merasa diinterogasi menghela napas berat. Memejamkan matanya, menetralkan pikirannya yang sangat kacau.

𝑨𝒃𝒐𝒖𝒕 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂 (ᴇɴᴅ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang