Chapter 23 || Pacaran! atau Pacaran?

982 59 2
                                    

Hai! Ku kembali! Jangan lupa vote dan komen ya! Spam komen biar rajin up!!!
.
.
.
.
.

***

Ohara terdiam setelah keluar dari kamar Sahaniel. Dia merasa bodoh tidak tahu apa-apa tentang Niel, tidak bisa melakukan apa-apa pada Sahaniel. Dengan cepat dia membuka kulkas melihat sesuatu yang dapat dia jadikan minuman. Ada jeruk di bagian bawah di dalam kantong plastik. Dia mengupas setelah mencuci tangannya terlebih dahulu ke wastafel. Sambil menarik ingus pelan-pelan dia mengerjakan tanpa menimbulkan suara yang keras.

"Hara?" sapa Naya khawatir saat dugaannya benar bahwa gadis itu sedang menangis.

Ohara berbalik dan menunjukkan senyumnya pada Annaya. Annaya mendekat lalu memeluk erat sahabatnya itu. Mengelus sayang punggung Ohara yang merasa sangat sesak di dadanya. Memang benar, setelah Annaya memeluknya tangis Ohara pecah.

Nafasnya tercekat dan seperti susah untuk sekedar bernapas. Dia lemah, dia mengakuinya, dia benar-benar gadis lemah.

"Kamu bisa nangis sepuasnya, Kok, nggak pa-pa Hara," ucap Annaya menenangkan Ohara.

"Aku kayak nggak ada gunanya, Nay."

"Nggak gitu Hara, nanti aku yang ngomong kalo kamu mau duduk di samping Kak Niel," bujuk Naya melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Ohara yang sudah memerah.

Ohara menggeleng lalu berkata, "Nggak Nay, aku nggak pa-pa, ya udah yuk kita ke depan." Ohara terkejut saat Naya tahu isi hatinya.

"Kamu duluan aja bawa ini nanti aku nyusul, oke?" Ohara berlari ke kamar mandi mencuci mukanya.

Naya menghela napasnya berat lalu terkejut saat Sandy sudah ada di dekatnya.

"Astaga!! Kak Sandy ngapain?"

"Kenapa? Pacarnya Niel nangis?"

"Oh, iya kasihan aku tuh."

Sandy bisa melihat betapa pedulinya Annaya pada Ohara.

"Sok sedih Lo?" Sandy memandang datar wajah Naya.

"Apaan sih? Emangnya kayak Kak Sandy yang selalu datar dalam menanggapi hidup?" Annaya memandang sebal pria di depannya. Bukannya malah membantu jalan keluar malah meledek Annaya.

"Ngomong apa?" Sandy maju refleks membuat Annaya mundur.

"Kak Sandy mau apa? Naya teriak nih!" kata Naya mengambil sendok yang tepat di sampingnya.

Sandy semakin maju diikuti Annaya yang mencondongkan tubuhnya dengan sebuah sendok di tangannya.

"Eh Naya, Kak Sandy? Kalian ngapain?" seru Ohara.

Naya dan Sandy kembali ke tempat semula.

"Ini nih Kak Sandy nakal," rengek Annaya.

"Eh? Nggak baik tahu jahat sama pacar, ke depan aja, yuk!" Ohara menuntun Naya ke depan sambil membawa minuman itu.

Sandy? Dia melongo. Apa? Pacar? Sandy bergidik geli membayangkannya.

𝑨𝒃𝒐𝒖𝒕 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂 (ᴇɴᴅ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang