Chapter 10 || Great Battle!

1K 69 4
                                    

***

Sudah tiga hari Niel tidak pernah mengunjungi Hara, biasanya pria itu akan datang ke kelasnya untuk sekedar mengganggu, memberikannya minuman atau mengajaknya pulang bersama. Ya, secepat itu dua sejoli itu dekat dan semakin akrab. Bahkan sudah tersebar di seantero sekolah bahwa mereka berdua mempunyai hubungan spesial. Lantas, bagaimana dengan teman-teman Ohara yang mempunyai rasa penasaran tingkat akut tentang hubungan Niel dan Hara? Ohara bahkan sangat malas bercerita tentang mereka. Ohara benar-benar merindukan sosok Niel yang selalu mengganggunya.

"Hara, Kak Niel cariin kamu tuh," kata Annaya datang dengan minuman botol di tangannya.

Ohara membuang napas kesal, "Bilangin aku nggak di sini," katanya menenggelamkan kepalanya. Entah kenapa Ohara sedikit kesal saat Niel tidak mengunjunginya beberapa hari ini. Sangat! Apalagi tugas yang menumpuk akhir-akhir ini membuatnya harus begadang.

Suara gaduh di luar membuat Ohara terganggu, dia mengangkat kepalanya, dan benar saja di koridor kelas XI sedang terjadi pertengkaran hebat, saling baku hantam dan mengumpat kasar.

"ANJING!!!!" Suara yang tidak asing di telinga Hara. Jantung gadis itu berdetak kencang tiba-tiba. Dia ikut berdiri dan berlari seperti yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Banyak orang berkerumunan di sana, membuat siswa ada yang terdorong satu sama lain.

"Siapa itu yang beranteem???"

"Nggak salah lagi ini."

Banyak sekali suara-suara berbisik di sana membuat Hara semakin penasaran. Banyak orang berkerumunan sehingga gadis itu sulit untuk melihat.

Bugh!!! Bugh!!!

Suara tendangan dan tangan yang saling pukul terdengar di sana.

"Lepasin gue!!!!" teriak pria yang nampak di bawah pria yang sedang memukulinya habis-habisan.

"Orang kayak Lo pantas dapat ini!!! Anjing Lo!!!!"

Bugh!!!! Bugh!!!!

Lagi dan lagi pria itu memukul dengan bringas.

Mata Hara membulat sempurna dikala orang yang sedang baku hantam sampai membuat seluruh penghuni SMA Senatari geger adalah Niel dengan seorang pria yang tidak dikenalnya. Jantung tidak berhenti berpacu saat Niel dengan ganasnya memukuli lawannya tanpa ampun. Sangat bringas dan tidak kenal ampun.

"Lepasin gue Niel, gue minta maaf!!" teriak pria yang sudah babak belur itu.

"Anjing Lo!!" teriak Niel yang menduduki perut lawan dan menarik kerah bajunya.

Kaki hara gemetar dan begitu takut. Perempuan itu terduduk lalu menundukkan kepalanya, sekelebat bayangan di otaknya berputar dan membuatnya tiba-tiba menangis, dia begitu ketakutan sampai menutupi kepalanya dengan keras. Orang-orang berlalu lalang di sampingnya tidak memperhatikan Hara. Tidak ada yang tahu bahwa dirinya begitu ketakutan karena memori itu terulang lagi.

"Niel!!! Stop!!!" teriak Sandy menarik Niel dari jangkauan pria yang sudah babak belur itu.

Nafas Niel memburu, dirinya tersenyum sinis menatap lawannya yang sudah tak berdaya itu. Niel menghempaskan tangan Vio yang ikut memegangi lengannya. Niel berjalan melewati kerumunan orang yang sedang menatapnya dengan tatapan takut. Mereka menghindar. Hara masih tetap dengan posisi yang sama. Menangis dalam diam dan ketakutan. Sampai sebuah tangan besar mengangkat dagunya. Tatapan mereka bertemu. Tapi, Hara yang melihatnya memilih mundur dan menjauh. Niel yang melihat Hara begitu merasa aneh lalu rahangnya mengeras. Niel mendekati Hara dan Hara mundur.

"Hara, kenapa?" tanya Niel yang melihat Hara ketakutan.

"Niel! Lo dipanggil Pak Umar," ucap Setyan menghampiri Niel.

𝑨𝒃𝒐𝒖𝒕 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒓𝒂 (ᴇɴᴅ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang