16. Feeda : Angan

8 2 0
                                    

Bumi itu luas. Tapi gak tahu kenapa, saya cuma sukanya sama kamu.

-Faraz

🌻🌻🌻🌻🌻

Setelah itu Feeda menyebrang dan lekas masuk kedalam mobil. Seketika tangisnya pecah. Segala perasaan sedih, kesal dan kecewa berbaur jadi satu dalam dadanya.

"Kan apa gue bilang. Lo pasti nangis dah, Fee."

"Jalan Zack," ucap Feeda disela-sela isaknya. Zacky menurut, ia melajukan mobil tua milik Aki kembali meluncur ke jalan Raya.

Feeda menatap pias kejendela tanpa mengatakan apa-apa. Mengusap bersih sisa air mata dipipinya, "Apaan sih, gue gak pantes nangisin ini!" rutuk Feeda pelan.

Beberapa detik kemudian ia sama sekali tidak berselera mendengar apa-apa. Ia merasa lega sekaligus kesal. Tapi ini berbeda, bukan kesal karena harus kehilangan tapi kesal karena kenyataanya pikiran dan hati Feeda tidak bisa diajak kerjasama.

🌻

Zacky terus mencoba membuat Feeda bercerita apa yang terjadi di toko Vintage milik Soreka barusan. Tapi semakin Zacky bertanya, Feeda malah semakin bungkam sejuta bahasa.

Sesampainya dirumah Aki dan Nini, Feeda langsung menghambur keluar mobil. Air mukanya sama sekali tidak sedap dilihat, bahkan Feeda sendiripun amat enggan bercermin untuk sekedar tahu betapa suram wajahnya siang itu.

"Gue balik ya Fee. Kalau ada apa-apa lo sms, whatssapp atau telepon aja," ucap Zacky berpamitan sembari menaiki motor vespanya. Feeda yang sudah sampai dipintu rumahnya mengangguk.

"Kakak Zacky, kak Feeda itu kalau lagi marah jadi bisu gitu ya kak kayak cicak?" Adik Zacky bertanya polos setelah Feeda sudah tidak tampak lagi.

"Psttt ... nanti cicaknya denger. Kerajaan nyamuk hancur, dek. Ditelen kak Feeda semua nanti. Hahaha ..."

"Hahaha ... iya deh aku diem."

🌻

Aki dan Nini menatap Feeda keheranan. Cucu kesayangan mereka tiba-tiba memasang wajah suntuk. Seperti ada benang kusut yang membentang dikepalanya.

"Kenapa? Tugas OSIS lagi ya?" Nini menebak sembari mengelus pundak Feeda yang barusan bersalaman.

Feeda terhenyak sesaat, 'ini lebih rumit dari perkara proposal kegiatan OSIS yang ditolak ACC oleh kepala sekolah sepuluh kali' bisik Feeda dalam hati.

Tapi apa daya, Feeda tidak ingin Nini tahu soal Soreka. Jadi terpaksa Feeda mengangguk, "Feeda mau sholat zuhur terus istirahat dulu ya, Ni."

"Iya. Jangan lupa cuci muka. Biar wajahnya segar."

"Iya, Ni."

"Oh iya, tadi ada kurir antar paket besar banget, buat kamu katanya. Sudah nini taruh diatas meja belajarmu ya."

🌻

Setelah selesai solat, Feeda bersandar ditepian ranjangnya. Ia memastikan kamarnya terkunci rapat-rapat. Tentu akan sangat memalukan kalau Nini atau Aki sampai tahu bahwa ia melamun sendirian dikamar.

Bayangan indah bersama Soreka kembali berputar dikepalanya. Dimana saat pertama kali Soreka menatap dan mengajak bicara Feeda yang masih sangat lugu.

Bagaimana cara Soreka memberi Mie dan Kopi hangat pada Feeda, lalu saat Soreka dengan pesonanya berlagak seperti seorang yang ahli Zodiak.

"Kamu lahir bulan apa, Gadis Kecil?"

"Bulan sebelas." Jawab Feeda sembari menghirup wangi kopi buatan Soreka kala itu.

FARAZ & FEEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang