"Aku bukannya tidak menginginkan kehadiran seseorang seperti Faraz. Hanya saja aku merasa terlalu kaku untuk menyikapi segala perlakuan manis yang Faraz beri. Faraz dengan segala teka-teki dan kejutannya adalah hal yang sangat amat baru dihidupku. Salahkah jika aku bimbang?"
-Feeda🌻🌻🌻🌻🌻
Feeda dan Zacky berjalan keluar ruang aula setelah selesai rapat pukul empat sore. Kebetulan Bogor sedang menjatuhkan air langit kebumi dengan begitu deras. Feeda mengeluarkan sebuah jaket dari ranselnya yang membuat Zacky spontan mengejek,
"Kayak kenal gue sama jaket ini,""Apaan? Punya siapa emangnya?"
"Si Faraz, ya? Asyikk ... Udah pinjem-pinjeman jaket," Zacky tertawa terbahak-bahak.
"Apaan sih, kebetulan aja bekas kemarin ada ditas gue,"
"Bakalan patah hati si Reyfan. Haha ...."
"Gara-gara lo tuh, Reyfan jadi gak jelas gitu ke gue." Omel Feeda sembari memakai jaket ditangannya, entah untuk keberapa kalinya ia mengomel hal yang sama pada Zacky.
"Kemarin tuh tadinya emang beneran ada acara kumpul-kumpul, Fee."
"Bohong lo," potong Feeda, "Lo jalan kan sama pacar lo itu,"
"Iya, tiba-tiba dia minta gue ke rumahnya. Kebetulan ketemu Reyfan di tukang fotokopi. Gue kira lo bakalan nolak dia ajak belajar bareng. Eh gak taunya beneran jadi belajar bareng. Haha ...."
Feeda mengikut bahu Zacky keras, "Puas lo, hah? Seneng kan?"
"Fee, sahabat lo ini lagi patah hati. Coba deh lo jangan galak-galak hari ini aja."
"Iya. Sorry ya, dari awal kalian jadian gue udah punya firasat sih sama cewek lo itu."
Hujan semakin deras, Zacky sampai harus mengeraskan suaranya supaya Feeda bisa mendengar, "Firasat apaan?"
"Cewek lo gak baik," komentar Feeda ringkas.
"Oh jadi lo itu baik?" Zacky mengerutkan dahinya, "Sejak kapan Feeda jadi tukang ngatain orang begini?"
"Itu fakta Zack. Kalau dia baik dia pasti setia sama lo, dan dia nggak mungkin mutusin lo karena adanya orang ketiga." Jawab Feeda.
"Lo tau ceritanya dari siapa? Lo tahu semua."
Feeda mengangguk, "Gue tahu semua tentang cewek lo eh maksudnya mantan cewek lo, Zack."
"Kenapa lo baru kasih tahu sekarang?"
"Nunggu lo tahu sendiri." Feeda menepuk pundak Zacky dua kali, "Jadiin pelajaran aja, gak usah lo bawa stress."
"Makasih ya, Fee. Lo tetep mau jadi sahabat gue, meskipun gue sering ngerjain lo, buat lo kesel, ya ... Walau lo juga sama ngeselinnya sih. Haha ...."
"Tetep aja nyebelin lo, Zack."
"Iya aja deh, yang penting lo tetep jadi sahabat gue."
Feeda dan Zacky memang selalu seperti itu. Bertengkar karena hal sepele lalu berbaikan tidak lama setelahnya. Zacky yang terlalu perasa, terbuka dan mudah luluh berbanding terbalik dengan Feeda yang cerdik dan cenderung tertutup dengan hal apapun.
Seorang Zacky akan blak-blakan mengatakan apa yang ia lihat, ia rasakan juga ia fikirkan pada Feeda. Tapi seorang Feeda tidak begitu. Ia selalu menyaring berulangkali hal-hal yang mana boleh ia katakan, dan sebagian besarnya ia simpan rapi sampai Zacky sendiri yang mengaku atau mengetahuinya.
Bagi Zacky, Feeda adalah filter untuk hidupnya supaya tetap memberi jarak antara perasaan dan kehidupannya didunia nyata. Supaya tidak mencampur-adukkan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAZ & FEEDA
Dla nastolatkówKepulangan tidak selalu membahagiakan untuk Feeda. Kembali tidak selalu hal yang menyenangkan untuknya. Feeda yang terbiasa sendiri harus menerima kalau ada seseorang yang ingin menjadikannya rumah. Faraz laki-laki yang tidak pernah menyangka bisa...