5. Feeda : Haruskah?

14 5 6
                                    

"Harusnya ia sadar ketika aku minta ia untuk menyerah, tandanya aku tidak ingin menyakitinya karena aku sama sekali tidak punya pengalaman menyayangi dan membehagiakan laki-laki asing selain kakek."
-Feeda-

🌻🌻🌻🌻🌻

Langit terus menjatuhkan milyaran permata jernihnya ke bumi. Tanpa peduli sedang sesibuk apa para penghuninya. Tanpa peduli apakah para penghuninya itu sudah sedia payung atau belum. Tanpa peduli pada manusia-manusia yang punya kenangan menyenangkan atau memilukan perihal hujan.

Faraz dan Feeda masih diam di halaman depan bengkel khusus Vespa dekat IPB, Bengkel Vespa milih teman Faraz. Hujan malah semakin deras. Seolah ingin menumpahkan keluh kesahnya karena pagi tadi sang mentari muncul dengan teriknya yang terlalu.

"Tadi pagi panas ya, Fee."

"Sorry ya, disekolahku udah ada kipas angin disetiap sudut ruangannya!"

"Dikampus saya sudah ada empat AC disetiap ruangannya!" sahut Faraz dengan nada meledek.

"Ish ... Faraz!"

Faraz tertawa seolah berhasil menggoda Feeda, "Motormu rusak parah kata bang Odoy!"

"Ah, masa? Bener bang?"

"Iya neng, ini CVT-nya rusak parah! Jarang dibersihin ya?"

"Iya, sibuk soalnya dia ini, bro." Kicau Faraz yang dibalas tatapan tajam Feeda yang sudah gemas.

"oh, pantesan atuh. Jadi, harus nginep ini mah motornya."

"Yasudah besok aku ambil deh, ya." Feeda menggendong tasnya dan berdiri, bersiap pulang.

"Tunggu hujannya reda dulu, Fee. Biar saya antar pulang, ya."

"Enggak usah, aku bisa pulang sendiri naik angkot!"

🌻

Feeda adalah perempuan keras kepala dan masih bersikeras menutup dirinya untuk Faraz. Perempuan yang memang tidak pernah membuka dirinya untuk siapapun kecuali untuk berteman dengan Zacky, sahabatnya sejak awal masuk SMA.

Feeda membuka handphone-nya masuk satu pesan dari sahabat satu-satunya itu yang bertulis :

Feeda pitaloka ... lo kemana kampret?

Jalan balik, motor gue mogok.

Berbenah bekas rapat belum beres lo main cabut aja?

Iya sorry.

Lu cabut sama cowok kemaren ya?

Iya. Dia maksa Zacky similikiti.

Diceritain pak Rizal tadi, lo jadian Fee sama tuh cowok?
Sumpah! Parah! Asli! Dia berarti pemecah rekor baru didunia ini, Fee.

Berisik lo!

Harus dirayakan, Fee!

Bapak lo! Dirayakan apaan? Gue gak jadian!

Kalau jadian lo traktir gue, ya?

Kok lo maksa gitu sih?

Gak tahu ya, gue yakin aja lo bakal jadian sama tuh cowok.

Bodo amat! Serah lo! Whatever!

Feeda menutup kolom chatnya dan Zacky dengan perasaan kesal sekaligus heran. 'Kenapa Zacky bisa seyakin itu? Apa memang Zacky yang mengatur pertemuannya dengan Faraz di Ancol kemarin?' fikir Feeda. Tanpa fikir panjang Feeda mematikan handphone-nya. Pesan Zacky hanya membuat perasaannya makin tak keruan.

Zacky itu memang jago sekali mengatur segalanya dengan super cepat. Jadi bukan tidak mungkin kalau Faraz juga adalah bagian dari rencana Zacky untuk membuat Feeda tidak kesepian berkepanjangan lagi.

FARAZ & FEEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang