aLamAk

35 6 0
                                    

BRAKK!!

"APA-APAAN INI?"

Pintu kelas terbuka dengan kasar, menampilkan tiga wanita yang sedang menahan amarahnya sambil melipat kedua tangannya

HENING, semua terkejut akan kehadiran ketiga wanita itu yang secara tiba-tiba

"Anu eh anu. I-i-itu kita lagi anuan. Aduuh. Maaf kak" perkataan Mila yang latah itu sedikit mencairkan suasana

"Kalo bicara tu yang bener. Anu itu anu itu" ucap salah satu wanita bernama Amel dengan wajah yang tak bersahabat

"Iya Kak maaf" Lirih Mila menahan air matanya yang hendak keluar, tiba-tiba ia merasa emosional

"Ya ya ya. Lain kali kalo mau konser itu ngajak-ngajak dong. Kita kan juga mau, iya gak" ucap Okta tersenyum sambil melirik ke dua temannya

Perkataan Okta sontak membuat seisi kelas yang tadinya diam membisu sekarang menjadi sumringah

Semua mengambil posisi...

3
2
1

CINTA INI~

KADANG-KADANG TAK ADA LOGIKA~

ILU-

"APA-APAAN KALIAN!!"

Suara itu, semua menghadap ke pintu dan ooh What the fu*k

🌵🌵🌵

"Kalian ini. Mau jadi apa kalau perilaku kalian seperti berandalan yang tengah mendemo itu? HAH?? MAU JADI APA??" Rahim benar-benar Murka

"Put, ini cuman gue atau lo juga ngerasa kalo diterik panas matahari ini lagi turun hujan gerimis?" Tanya Aurel sedikit berbisik ke Putra, ketua kelasnya

Mereka berada di baris terdepan tepat didepan Pak Rahim

"Lah si goblok, ini tuh bukan hujan gerimis anjir, itu air muncratannya Pak Rahim." Putra menjawab dengan sewot karena ia juga merasakannya

Sontak semua yang mendengar jawaban putra tertawa, sampai-sampai mereka yang tidak tau asal usul mengapa mereka tertawa ikut tertawa juga

"KALIAN KENAPA KETAWA HA? SENENG DIHUKUM? SENENG? IYA?" sekarang amarah Rahim sudah diluar ubun-ubun, tampak dari wajahnya yang sudah me-merah hingga ke telinga

Semua langsung kiceup, mereka menundukkan kepala takut, takut jika nanti wajahnya terkena muncratan liur Rahim

"SEKARANG, KALIAN SAYA HUKUM BERDIRI SAMBIL HORMAT MENGHADAP BENDERA MERAH PUTIH SAMPAI JAM PULANG" dan pada akhirnya ucapan ini menjadi final dari guru BK killer itu

"Eh Tunggu, kalian bertiga" tunjuknya pada Okta, Amel, dan Vhyna

"KALIAN INI, UDAH KELAS 12 BUKANNYA JADI CONTOH YANG BAIK UNTUK ADIK KELASNYA INI MALAH IKUT-IKUTAN. GAK MALU KALIAN JADI CONTOH YANG BURUK?" amarahnya kembali meledak dan tentunya air liur muncratannya kembali mengenai Putra dan Aurel

"Ya maaf Pak, ini kita lagi ngukir sejarah dan kenangan Pak, kapan lagi kita bisa gini kalo bukan sekarang ya kan" Ucap Vhyna yang diangguki setuju oleh Amel dan Okta

"Halah ngeles aja kamu, udah lanjutkan hukumannya" balas Rahim lalu pergi

Banyak yang menyaksikan adegan kelas XI IPA 1 di hukum di tengah lapangan di tambah ke tiga kakak kelasnya, kalau boleh dibilang sih mereka semua itu anak yang nakalnya minta ampun tapi solidaritasnya dijunjung tinggi

Seperti yang terjadi pada kelas XI IPA 1 atau SIOP™ (Solidaritas Is Our Priority) yang dihukum sebenarnya hanya Aurel, Mila, Lilu, Okta, Vhyna dan Amel tapi karena kebersamaan dan ke satuan mereka ikut dihukum bersama-sama

Alasan mereka sederhana "kita juga ikut nyanyi Pak"

TBC

18 Maret 2021

unclear lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang