Bubuk Hitam

6 1 0
                                    

Aurel, Awan, dan juga Lyo kini berada didepan ICU, setelah kejadian tadi Misha tiba-tiba pingsan dan langsung dilarikan kerumah sakit.

Ceklek..

"Bagaimana keadaan Istri saya Dok" tanya Lyo

Awan dan Aurel cukup terkejut dengan penuturan Lyo. Tapi sepersekian detik kemudian mereka lebih memilih untuk fokus dengan penjelasan dokter.

"Bisa ikut keruangan saya?"

Mereka pun berjalan menuju ruangan Dokter Arhan.

"Jadi begini Pak, sebenarnya Istri bapak tidak mengalami gejala yang begitu serius, ia hanya kurang istirahat saja."

"Tapi kenapa ada darah yang keluar dari hidung dan juga mulut mamah saya Dok?" Tanya Aurel

"Ya, dan sebelum darah itu keluar mommy mengeluh kalau kepalanya sakit" Awan juga ikut mengajukan pertanyaan kepada Arhan

"Yah itu yang menjadi masalah, kami telah melakukan pemeriksaan lanjut terhadap Ibu Misha, tapi tidak ada yang bermasalah, Ibu Misha sehat hanya kelelahan saja"

Aurel, Awan dan Lyo tampak kebingungan dengan penjelasan Dokter Arhan, jika tidak ada yang salah dengan kesehatan Misha lalu dari mana darah itu berasal?

Setelah mendengar penjelasan Arhan mereka kembali ke ruangan Misha, ia masih terbaring lemah

Aurel tiba-tiba menarik Awan keluar.

"Wa, gue gak mau nuduh lo jadi gue mau nanya langsung ama lo, tadi pas lo buat bubur buat mama lo gak ngasih yang macem-macem kan?" Tanya Aurel.

"Yah enggak lah, gue masih waras kali El gak mungkin gue jahatin mommy"

"Gue rasa pikiran kita sama buat dalang dari semua ini" ucap Aurel melihat lurus kedepan

Awan terdiam membisu, tatapannya kosong saangaatt kosong.

"Awan!!"

"Eh Iya, sorry apa? Eh maksud gue iya sama kok"

"Gue gak mau nuduh tapi gak bakal ada yang bisa kita curigai selain nyokap Lo" jelas Aurel

Lyo yang mendengar pembicaraan kedua anaknya lantas merasakan getaran yang aneh, seakan ada sesuatu yang memaksa masuk ke tubuhnya.

Aurel dan Awan yang baru saja masuk kedalam ruangan Misha pun terkejut kala melihat Lyo tengah mencekik Misha.

"To-long!" Kata Misha yang tersenggal

"Mamah"
"Pah"

Aurel dan Awan menarik tangan Lyo dari leher Misha, "Papa stop!!" Teriak Awan

"Papa lepas pah" kata Aurel sambil melirik Lyo, saat ia melihat kedua mata Lyo ia langsung meraih gelas yang ada dimeja nakas

"Bismillahirrahmanirrahim, Allahu Akbar, keluar lo setan" ucap Aurel kala menyiram kedua mata Lyo dengan Air.

"Argh panas" ucap Lyo melepas cekikannya kepada Misha

Awan yang melihat Lyo akan mencekik Misha kembali langsung membogemnya hingga ia kehilangan kesadarannya.

🌵🌵🌵

"Aargh sial!!"

Seketika dupa yang ditaburkan Alma berubah menjadi bubuk hitam dan langsung berbalik mengenai matanya.

"Aarg pedih, mata aku pedih aaarggh"

🌵🌵🌵

"Ini El kemana sih, kok ditelfon gak diangkat" gumam Alby

Berdering..

"Halo?"

"Wan, lo tau El kemana?"

"Adanih doi, kita lagi di RS,
Ini lagi ngurus kepulangannya
Mommy"

"Hah? Lo lagi di rumah sakit?
Tante Misha sakit apaan?"

"Nanti gue ceritain, gue tutup
dulu yah"

"Eh tapi-"

Tut.

Alby langsung mengambil kunci mobilnya, dengan style kaos oblong dan celana selutut yang dipadu padankan dengan sepatu Air Jordan, ia melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata, mengingat bahwa jarak rumah Aurel yang cukup jauh.

🌵🌵🌵

"Ayolah Zayn, sekaalii ajah yah yah yah" ucap Chealsy sembari memegang kedua pipi Zayn.

"Jangan sentuh gue, lo ck sampai kapanpun gue gak bakal sudi buat disentuh ama lo" bentak Zayn kepada Chealsy.

Mereka berdua berada di balkon rumah Zayn, acara dinner keluarga membuat Zayn muak mendengar pembahasan tentang pertunangan antara ia dan Chealsy.

"Kamu jangan bilang gitu doong, kalau kita coba duluan gak masalah jugaa, kan gak lama lagi kita bakal tunangan abis itu kita nikah deh, it's not be problem babe" ucap Chealsy menjalarkan tangannya secara liar kearah sensitif Zayn.

Zayn awalnya terhanyut akan tindakan Chealsy terhadapnya, tapi saat dirasa Chealsy mulai kelewat batas saat akan menciumnya, ia segera mendorong nya hingga tersungkur ke lantai.

"Lo gak bakal bisa dapetin apapun dari gue, mau itu cinta, perasaan, bahkan tubuh gue sekalipun, gue gak bakalan sudi, ngeliat tindakan lo tadi gue makin yakin lo gak pantes buat gue" Zayn berjalan mendekati Chealsy, mendekatkan mulutnya dan berbisik "dan gue juga makin yakin kalau lo itu udah gak segelan, jangan murah-murah bangetlah jadi cewek, wanita malam aja ada harganya masa lo nggak?!" ucapnya, menepuk bahu Chealsy lalu beranjak pergi.

Chealsy menggeram, ia meraih telfonnya menghubungi seseorang disana, "Halo, gue terima tawarannya, tapi gue mau kita rencanain ini dulu jangan bertindak gegabah biar semuanya berjalan dengan lancar, dan gak bakal ada yang dirugiin diantara kita kek gue dulu" kata Chealsy lalu menutup telfonnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unclear lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang