hangat

22 3 0
                                    


Plakk!!!

Tangan Aurel kini mencengkram erat kedua pipi Chealsy. Rina dan Chika hendak menolong tetapi melihat amarah Aurel nyali mereka menciut

"Ngapain Lo bedua?"

"Denger ya Chealsy, gue Yeza Aurel Lyana gak pernah rebut Zayn dari lo. Dan gue juga gak pernah punya pikiran ataupun niatan kayak gitu. Jadi stop ganggu gue, gue risih diganggu sama orang gak tau malu kaya lo" Chealsy ingin melepas cengkraman Aurel tetapi tidak bisa

"Obsesi lo terlalu tinggi sama apa yang belum lo miliki. Yang gue tau, Zayn orang yang selama ini lo anggap sebagai Calon Tunangan itu gak nganggep lo Chel. Tau diri dikit lah jadi cewe, jangan ngejar orang yang gak mau dikejar. Dan jangan mengkambing hitamkan orang yang gak ada sangkut pautnya dengan ini"

Aurel akhirnya melepaskan cengkramannya saat bell berbunyi, "For your information aja yah, ini baru awal. Kalo lo ngusik gue lagi, gue bakal balas lebih parah dari pada yang lo lakuin ke gue"

Chealsy kalah telak, namun dia tak menyerah begitu saja. Karena apa pun yang ia inginkan harus terkabulkan

"Anjing lo El, lo pikir gue takut. Gak, kain rombeng kurang belaian kaya lo bakal terima ganjarannya dari gue lo bakal gue-" kalimatnya terhenti kala melihat lelaki yang lebih tinggi darinya berdiri dihadapannya

"Lanjutin, lo mau apain Aurel? Chealsy Lo pikir gue bakal tinggal diem liat lo perlakuin dia kayak gitu? Jangan pikir lo bakal lolos dari gue. Gue udah tau kejadian yang dikantin waktu itu, kalau lo berfikir masalah itu udah selesai berarti itu kesalahan besar. And tingkah laku lo membuat derajat Lo gak lebih dari sampah" ucap Alby lalu melenggang pergi dari hadapan Chealsy diikuti Cemal dan Xavier

"Gue udah bilang kan waktu itu sama lo" tiba-tiba Chealsy teringat akan perkataan Mila dikantin waktu itu

"Haha ternyata kedatangannya lebih cepat dari prediksi gue. Let's play Bitch" timpal Mila lalu masuk kekelas disusul oleh Lilu

"Bubar" teriak Rina melihat banyak yang masih berkerumun di sekitar mereka

"Sayangnya kayaknya lo semua lupa siapa gue" gumam Chealsy dengan memegang kedua pipinya

🌵🌵🌵

"Ahh Ya Allah capek banget" kata Aurel yang menghempaskan tubuhnya ke kasur

Ia merutuki dirinya sendiri saat mengingat kejadian tadi, ia tak habis pikir mengapa Chealsy sebenci itu kepadanya

Ting!!

Notifikasi pesan dari Alby, yang tadi mengganti nama kontaknya di gawai Aurel

ALBY_UDAH_BALIK_LOH
Online

Elll!!!!

paan?

Cari angin yuk

Dmna?

Dmana aja. Otw~
Read

Setelah beberapa menit Aurel pun siap, Alby cukup on time dalam menjemputnya kali ini

Mereka pun mulai membelah jalan kota metropolitan di sore itu, dengan segala canda dan perbincangan yang mampu membuat kehangatan diantara keduanya

Kini mereka telah sampai disebuah coffee shop yang ramai dikunjungi remaja, setelah memesan Aurel kembali membuka pembicaraan

"Gimana disana, nyaman?"

"Nyama, bangett malah" Alby tersenyum tipis, sangaat tipis hingga tak disadari oleh Aurel

"Kalau nyaman, kenapa gak sekalian pindah sekolah aja" ujar Aurel yang tampak kesal dan buang muka menyembunyikan kekecewaannya

Melihat itu sontak Alby tertawa sambil mengacak rambut Aurel

"Hahaha nggak kok becanda, gimana mau nyaman kalau yang bikin nyaman ada disini"

Sontak Aurel mengulum kan senyumannya, mengapa rasanya ada gejolak aneh di dalam tubuhnya

Untungnya pesanan mereka sudah datang, perbincangan mereka pun berlanjut hingga Alby menanyakan masalah yang dihadapi Aurel selama ia pergi

"Anyways soal Chealsy l-" ucapan Alby terpotong saat melihat arah pandang Aurel

Terlihat diseberang sana Lyo, Alma, dan juga Awan sedang bersama disebuah restoran di depan coffee shop itu

Mata Aurel memerah, hingga bulir bening air matanya menetes

"Hey kenapa hm?"

Alby beranjak dari sofa yang ia duduki ke samping Aurel dan mendekapnya dari samping, mengelus rambutnya dan memberikan ketenangan untuk Aurel yang kini semakin terisak

Tenang namun perih, hangat tapi sangat menyakitkan

"By pulang..."

"Ia ia kita pulang, tapi lo berhenti nangis hm?"

Menerima anggukan dari Aurel, Alby pun memperbaiki posisinya, merapikan rambut Aurel dan mengusap jejak air matanya

Sepanjang perjalanan Aurel hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun, terlihat dari kaca spion kalau wanita itu kembali menangis sembari menahan isakannya agar tak keluar.



-TBC-


unclear lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang