||Empat°🐰

331 254 268
                                    

Happy reading all!!

Hari ini masih sama seperti hari-hariku yang kemarin, masih mengharapkanmu untuk kembali. Tapi sayang, sepertinya itu adalah kemungkinan yang mustahil untuk terjadi.

-K.AP✨

***

"Jadi, sejak kapan Ndra?" tanya Arsen seraya menaik-turunkan alisnya.

Candra yang tidak mengerti hanya menaikan sebelah alisnya pertanda 'apa'.

***

"Sejak kapan lo sadar kalo Kinar cantik?" jelas Arsen.

Candra memutar bola matanya, "paan sih lo? Nanya ko unfaedah banget."

"Anjim anjim, gue nanya gini berfaedah ye."

"Faedah apaanya dugong?"

"Ya faedah lah! Gue kan pengen tau sejak kapan mata sahabat gue sembuh?"

"Anjing! Lo kira mata gue kenapa bego?" umpat Candra kesal.

"Santai elah bisanya ngegas doang lo. Gue kan nanya gini karena ya tumben aja, secara kan dulu lo gak peduli tuh sama yang namanya cewek apalagi sampe merhatiin gitu. Yakali gitu, dulu mata lo siwer sama yang namanya cewek."

Candra memutar bola matanya jengah sambil mendengus sebal.

"Merhatiin siapa sih? Gue gak ngerasa merhatiin siapa-siapa."

"Elah siapa lagi coba kalo bukan lo,huh? Orang daritadi lo merhatiin Kinar sampe bilang dia cantik"

"Emang iya tadi gue bilang gitu? Perasaan gak ada deh gue bilang dia cantik apalagi yang lo bilang tadi, kalo gue merhatiin dia. Gak ada kerjaan banget gue kalo gitu." ucap Candra santai membuat Alana dan Arsen dkk membelalakkan matanya karena tak percaya dengan apa yang diucapkan Candra.

Sedangkan Kinara, dia sebenarnya sudah merasa tidak baik-baik saja. Hatinya sudah teriris dengan perkataan Candra barusan. Dia berusaha mati-matian agar tetap menampilkan raut wajah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Terus kalo bukan lo siapa yang ngomong Kinar cantik tadi hah? Arwah yang nginep di tubuh lo? Udah jelas kata-kata itu keluar dari mulut lo sendiri." gemas Devan.

"Maybe. Lagian buat apasih gue merhatiin dia? Peduli apa coba sampe-sampe gue harus merhatiin dia?"

"Udahlah ngapain sih bahas kek gini unfaedah banget." lanjut Candra membuat Kinar tersenyum miris.

Senyuman Kinar itu tidak luput dari perhatian sahabat-sahabat Kinar.

"Hebat lo Ndra! Hebat! Salut gue sama lo, salut banget malah! Lo bisa bikin anak orang terbang setinggi langit dan dengan sekejap, lo juga bisa bikin anak orang jatuh sejatuh-jatuhnya sampe ke dasar jurang!" sindir Alana

"Ngapain harus terbang coba? Baperan amat jadi cewek!" sarkas Candra.

"Punya hati gak sih lo?" sengit Amanda.

Mendengar itu, Candra malah mengedikkan bahunya acuh dan berjalan meninggalkan meja Kinara dkk juga ketiga sahabatnya yang masih setia dengan kekesalannya.

About KinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang