||Sembilanbelas°🐰

105 26 186
                                    

Hai hai assalammualaikum!! Apa kabar nii guys?

Btw, ada yang nunggu aku up ga?

Absen jam berapa kalian baca part ini yuk!

Jangan lupa tap bintang dulu sebelum baca takutnya lupa hehe. Oiya jangan lupa tinggalin coment juga yapp, timakacii^^

Langsung aja yappp, happy reading my story all!!❤️

Kalo ada typo tandain okay:)

***

Jangan berharap lebih jauh. Realita yang sebenarnya akan mematahkan segala ekspektasi mu.

-🕊️

***

"Udah napa Nar? Gak pegel apa tuh bibir senyum mulu?" Tanya Alana yang sudah jengah melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu.

Pasalnya, sejak kejadian di lorong sekolah satu jam yang lalu gadis itu tak sedikit pun memudarkan senyumannya. Terkadang, ia juga teriak kencang saking bahagianya.

"Baru di ajak kenalan aja udah kaya gini, gimana kalo di ajak pacaran? Gila beneran kali tuh anak saking bahagianya," gumam Reina sangat pelan.

"Gue masih gak nyangka sama kejadian tadi, apalagi pas Arland acak-acakin rambut gue," Kinar tersenyum dengan pandangan menerawang ke atas, mengingat kembali kejadian di lorong sekolah tadi.

flashback on

"Aww ... Lo tuh kalo jalan---" ucapannya terpotong.

Seketika mata cokelat itu membulat menatap seseorang yang hanya berjarak beberapa senti di hadapannya.

"Sorry, sakit ya?" Ucap seseorang itu seraya mengelus kepala Kinar yang terbentur dada bidangnya.

Tatapan keduanya bertemu. Arland menatap lekat Kinar yang berada di depannya. Mereka sama-sama hanyut dalam tatapan hangat itu.

Tak bisa berlama-lama, Kinar memutuskan kontak matanya dengan pipi yang sudah bersemu merah. Ia mengalihkan pandangannya, menatap sembarang arah. Arland yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Ia sama sekali tak berniat mengalihkan atensinya dari cewek itu. 'cantik' batin Arland berucap.

Kinar dibuat panas dingin di tempat. Sial, ternyata tatapan Arland bisa membuatnya seperti ini. Jantungnya berdetak tak karuan kala netra cokelat itu kembali bertubrukan dengan netra hitam di depannya. Ia meremas rok abunya guna menghilangkan rasa gugup dalam dirinya.

'Shit. Tatapannya!' batin Kinar mengumpat.

Paham apa yang Kinar rasakan, Alana berdehem keras. Gotcha! Atensi keduanya teralihkan.

"Nar ayoo! Keburu sore ntar," ucapnya seraya menggandeng tangan Kinar.

Kinar menatap Arland dengan senyuman. "G-gue duluan," pamitnya.

About KinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang