||Duapuluh satu°🐰

49 14 66
                                    

Hallo? Assalammualaikum teman!!

Gimana nii kabarnya? I hope you're always fine, okay?

Masi ada yang nunggu AK up?

Tap bintang di pojok kiri dulu yu sebelum baca

Happy reading my story:)

Kalo ada typo tandain yaa biar aku perbaiki, terimakasi:)

———————

Semilir angin malam seakan menyambut keberadaan seseorang yang tengah berdiri di pembatas balkon kamarnya. Matanya terpejam menikmati dinginnya udara malam yang terasa menusuk di kulit. Pikirannya sedang kacau saat ini.

Jam menunjukkan pukul 22.00 yang artinya sudah satu jam dirinya berada di sini. Hanya berdiri dengan mata terpejam dan hembusan napas jengah yang terdengar.

Candra kembali menghela napasnya. Ia mulai beranjak memasuki kamarnya. "Argh anjing!" umpatnya seraya menutup kasar pintu balkon kamarnya.

Ia berjalan menuju tempat tidurnya. Tubuhnya di hempaskan begitu saja. "Gue gak ngerti," gumamnya gusar seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa gue jadi mikirin tuh cewek sih?!" Ucapnya prustasi sambil mengacak rambutnya kasar.

"Shit! Harusnya gue tuh seneng bisa buat dia sakit hati! Harusnya gue seneng dia gak ganggu gue lagi! Harusnya gue seneng gue gak di buat risih lagi sama dia! Tapi kenapa sekarang gue gak rela dia pergi?!" Tatapan matanya menajam menatap lurus ke depan. Tak lama tatapan itu berubah menjadi tatapan yang sulit di artikan.

"Apa iya gue udah jatuh cinta sama dia?" Tanyanya pada diri sendiri.

Candra meraih ponselnya yang berada di atas meja nakas. Di buka aplikasi WhatsApp miliknya, mencari kontak seseorang yang sudah lama tidak menghubunginya. Satu bulan sudah Candra tidak menerima satu pesan pun dari sosok itu. Matanya terpaku kala melihat satu kata yang berada tepat di bawah nama tersebut.

'online.' batinnya berucap. "Apa gue chat aja ya?"

Tanpa berpikir panjang, jemari tangannya dengan lincah bergerak menyusuri setiap keyboard ponselnya, mengetik sebuah pesan yang akan ia kirimkan pada seseorang di seberang sana.

'Ck! Lo ngapain sialan? Bego banget lo, Ndra! Bego! Lo mau jatuhin harga diri lo depan cewek kaya dia? Gak waras lo!" Sarkasnya.

Tatapan matanya kembali jatuh pada pesan yang sudah ia ketik. Tanda online yang sedari tadi muncul kini sudah menghilang. Napasnya gusar, dengan segera ia menghapus pesan itu dan keluar dari room chat-nya. Di tutupnya aplikasi itu. Candra kembali menidurkan tubuhnya.

"Apa ini karma buat gue?" Gumamnya, menatap ke arah langit-langit kamarnya.

Tak lama kemudian notifikasi ponselnya berbunyi, ada sebuah pesan masuk dari aplikasi WhatsApp nya. Dengan malas, Candra meraih ponselnya. ''Ganggu!'' Desisnya setelah melihat siapa pengirim pesan itu.

Dengan berat hati, ia membuka 20 pesan dari Tasya, kekasihnya. Iya benar, sedari sore Tasya mengirimkan pesan kepadanya. Tapi tak ada satupun pesan dari kekasihnya itu yang ia buka. Meresahkan. Pikir Candra.

About KinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang