Kedua bibirnya terkatup rapat. Sebuah senyum dipancarkan. Tak tahu harus memulai darimana, ia akan bercerita terus terang saja."Hey kenapa maskermu dilepas?"
Wanita itu mengalihkan topik sekejap. Ia mempertanyakan mengapa bisa Sakusa dengan beraninya membuka maskernya di tempat terbuka seperti ini.
"Disini hanya aku dan dirimu. Sudah kukatakan, aku percaya padamu"
Nampaknya apa yang dikatakan Sakusa memang betul apa adanya. Sejak awal, ia mengakui bahwa [Name] sudah masuk standar kebersihannya.
"Baiklah, kalau begitu aku harus mulai darimana?"
Disaat wanita itu menanya balik, Sakusa terdiam sembari memilih kata-kata untuk diucapkan.
"Santai saja, kau bisa memberitahuku banyak hal. Seperti.. kondisi dirimu saat ini?"
[Name] lagi-lagi tersenyum ketika mendengar Sakusa yang tak henti-hentinya menanyakan hal yang sama sedari tadi.
"Sakusa-kun, aku baik-baik saja. Bukannya sudah kukatakan tadi?"
Ia hanya tersenyum kearah Sakusa. Sementara pria dihadapannya menghela nafas lalu bangkit dari posisi bersandarnya.
"Kalau begitu biar aku yang bertanya padamu, kau jawab ya"
"Baiklah baiklah~"
[Name] mengiyakan seraya mengangguk. Lalu ia menunggu beberapa saat hingga Sakusa memulai pertanyaannya.
Cukup lama pria itu diam sembari menatap [Name]. Wanita disana setia menunggu hingga sang pria membuka mulutnya untuk pertanyaannya.
Sakusa memposisikan dirinya lebih condong kedepan. Hingga tatapannya mengunci pada iris [Eyes colour] milik wanita disana.
"Apa kau pernah jatuh cinta?"
Pertanyaan yang sangat tiba-tiba dan cukup membuat wanita itu tercengang. Lantas ia bingung bagaimana cara menjawabnya. Entah kenapa juga ia menjadi malu.
[Name] bergumam tidak jelas disana. Sakusa nampak mengerti bahwa pertanyaannya tadi sangat tiba-tiba dan membuatnya gugup.
Diraihnya jari-jemari elok milik [Name] pada meja. Lalu jari-jemarinya ikut menggenggam. [Name] menyaksikan bagaimana jari-jemari mereka terikat satu sama lain.
"Tidak perlu panik, [Name]"
Oh Tuhan. Tatapan yang diberikan Sakusa bukan main damage nya. Pria itu terlihat begitu jantan sehingga tatapan yang ia berikan sangat penuh dengan kepastian.
"Tidak. Aku belum pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya" jawab [Name]
Tapi [Name] nampak hendak melanjutkan kalimatnya. Jadi Sakusa menunggunya kembali.
"Tapi sekarang.. aku sangat yakin bahwa aku sedang mencintai seseorang"
Jawabannya mengundang ribuan pertanyaan pada benak Sakusa. Namun ia harus tetap bersikap tenang saat ini.
"Begitukah?"
Sakusa bertanya padanya. [Name] mengangguk sebagai jawaban.
Lantas sang pria menarik tangannya yang sedang menggenggam [Name]. Lalu ia melipat kedua tangannya.
Berposisi bersandar pada kursi dan mengalihkan pandangan pada city lights pada bangunan disekitar.
"Pria itu beruntung.." lanjutnya
Masih dengan netra hitamnya yang menatap sekitar tanpa mengalihkannya sama sekali. [Name] dibuat bertanya-tanya dengan jawaban tersebut.
"Beruntung? Itu semua akan terwujud jika saja pria itu tahu apa yang aku rasakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙩𝙞𝙣𝙖・゚✧| 𝙨𝙖𝙠𝙪𝙨𝙖 𝙠𝙞𝙮𝙤𝙤𝙢𝙞
Fanfiction𝘨𝘢𝘳𝘢-𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘤𝘰𝘷𝘪𝘥. ⋆┈┈。゚❃ུ۪ ❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪ ❀ུ۪ ゚。┈┈⋆ Covid 19, sebuah virus yang saat ini kian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus bahaya nan mematikan yang memaksakan segala macam kegiatan harus dibatasi. Cerita mengenai mereka yang me...