3 - Makan siang

2.1K 403 97
                                    


Day 3

  Prakk Prakk Prakk

  Suara pisau yang menghantam cutting board bergema di ruangan apartemen milik [Name].

  Gadis dengan tubuh kecil itu tengah disibukkan dengan aktivitas potong-memotong sayur-sayuran yang akan ia gunakan sebagai menu masakan hari ini.

  Sementara di sofa ruang tv nya, terdapat pria dengan surai hitam ikal yang tengah duduk sambil disibukkan dengan handphone nya.

  Hah? Maksudnya Sakusa?

  Apa yang pria itu lakukan di apartemen seorang gadis yang hanya tinggal seorang diri? Apalagi, nampaknya ia benar-benar berduduk santai disana.

  Sakusa mestinya tau, jika hanya berduaan seperti ini bisa dijadikan bahan ghibah oleh orang sekitar.

  Eh tapi untungnya, disini tidak ada ibu-ibu tukang gosip. Karena mayoritas yang tinggal di wilayah apartemen ini adalah pemuda-pemuda yang sibuk bekerja.

  Tenang-tenang...

  Sakusa ga akan melakukan hal-hal diluar dugaan kok!

  Dia juga bukanlah om-om mesum yang suka memangsa gadis single yang tinggal sendiri dirumahnya.

  "Sakusa-kun? Sudah dapat bahan-bahannya?" tanya [Name] dari arah dapur.

  "Belum, lagi mencari" jawab Sakusa tanpa mengalihkan pandangan dari handphone nya.

  Gadis itu hanya ber "oh" ria.

  Jadi hari ini, Sakusa dan [Name] sepakat untuk memasak bersama. Dikarenakan Sakusa yang meminta bantuan [Name] agar ia tidak bosan dirumah.

  Karena itu, [Name] berbaik hati menawarkan pemuda itu untuk memasak sekaligus makan siang bersamanya. Hitung-hitung, menambah pengalaman dan juga membuat mereka lebih dekat lagi.

  Sakusa sendiri tak keberatan. Bahkan ia tak merepotkan masalah kebersihan jika bersama dengan [Name]. Seperti yang ia katakan, [Name] masuk dalam tipe kebersihan dirinya.

  "Oke done! Aku sudah mendapatkannya semuanya" jawab Sakusa riang

  [Name] menghampiri tempat Sakusa berada.

"Coba aku lihat" pinta [Name]

  Sakusa memberikan ponselnya.

  Gadis itu tengah melihat satu-persatu bahan-bahan masakan yang telah Sakusa masukkan kedalam keranjang belanjaan.

  Singkatnya, Sakusa dan [Name] ingin memesan bahan-bahan untuk masakan hari ini. Karena Sakusa benar-benar parno untuk pergi keluar, ia memutuskan untuk membelinya via online market.

  Untung saja di zaman modern ini, sudah banyak supermarket yang menyediakan layanan online market.

"Sip, udah semua nih!"

"Baiklah, aku pesan ya?" tanya Sakusa

"Iya, silahkan"

  Pemuda itu menekan tombol "checkout" pada aplikasi. Sehingga saat ini, mereka hanya perlu menunggu hingga pesanannya datang.

"Lama ya.." ucap [Name]

"Lumayan lah.. tapi ketimbang harus keluar, lebih baik begini" jawab Sakusa

  [Name] tertawa kecil dibuatnya. Habisnya menurut [Name] sendiri, Sakusa ini terkadang lucu dengan sifat germophobic nya itu.

  Ekspektasinya kepada Sakusa benar-benar bebanding terbalik dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia awalnya mengira bahwa Sakusa itu bakal cuek dan dingin layaknya kulkas 10 pintu.

𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙩𝙞𝙣𝙖・゚✧| 𝙨𝙖𝙠𝙪𝙨𝙖 𝙠𝙞𝙮𝙤𝙤𝙢𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang