13 - Semua berawal disini

1.1K 225 45
                                    


"Temui aku di lokasi ***** pada pukul 5 sore nanti" -unknown number

04.10 AM

Day 13

  Bohong jika kedua tangannya bergetar disaat membaca isi pesan tersebut. Bohong jika saat itu ia kehilangan rasa ngantuknya.

  Sebuah pesan misterius dari nomor tak dikenal mengganggu ketentraman hati seorang [Name] disaat fajar tiba.

  Dirinya termenung pada jendela kamar dengan kaca berembun karena suhu udara. Menatap city lights yang tampak kabur karena kaca yang berembun.

  Bibirnya terkatup rapat sementara tangannya menopang dagu. Netranya tertuju pada satu titik tak menentu.

  Pikirannya hanya satu, dan hanya itu.

"Salahkah aku bersifat sekhawatir ini?"

  Bahkan ia sampai tega mengorbankan dirinya untuk menemui Shoyo yang entah kemana. Kemarin hampir saja dirinya jatuh pada tangan pria yang tak diinginkan.

  Untung saja seorang pria menawan datang dikala dirinya dilahap rasa takut dan gemetar. Ia sangat bersyukur karena Sakusa hadir disaat yang tepat.

  Namun tetap saja, Shoyo masih tak tahu dimana. Walau baru sekitar 2 hari pergi tanpa kabar, bagi [Name] itu tidak wajar.

"Kumohon hari ini, datangkanlah karuniamu, Ya Tuhan"


°°°

  Pukul 4.54 PM

Wanita itu tiba lebih awal di lokasi yang ditentukan. Tidak ada orang disekitar, hanya ada dirinya disana.

"Sepi sekali.."

  Melihat kanan kirinya hanyalah bangunan-bangunan tanpa penghuni. Kalau dilihat, bangunannya masih layak pakai. Namun ditinggalkan karena di cap sebagai bangunan tua.

  Sudah tepat pukul 5. Tidak ada tanda-tanda seseorang datang atau tanda-tanda keberadaan sosok disini. Lama kelamaan, [Name] menjadi jenuh.

  Maka itu, dia memutuskan untuk menjelajah bangunan sekitar yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

  Tubuhnya tergerak untuk mendekat pada sisi dinding bangunan. Kedua netra [Eyes Colour] nya mengamati setiap inci dari corak-corak yang terukir pada pillar maupun dinding.

  Sebuah corak ukiran bertema klasik layaknya bangunan pada zaman sebelum ia lahir. Jujur saja pemandangan saat ini begitu indah. Kedua matanya terasa diberkati melihat keindahan ukiran yang nyatanya diukir menggunakan tangan.

"Tangan siapa yang bisa membuat dinding polos menjadi seindah ini?"

  Dirinya bermonolog. Kedua jarinya menyentuh serta mencoba meraba-raba bagian permukaan ukiran. Kegiatan ini menjadi keasyikan dirinya sendiri.

  Hingga tak menyadari, ada seseorang yang berdiri di belakangnya yang siap membuatnya tak dapat sadarkan diri kapan saja.

Boommm

  Dalam sekejap, wanita itu tak dapat melihat apa-apa. Kedua matanya hanya menampilkan pemandangan hitam gelap layak dirinya sedang terpejam.

𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙩𝙞𝙣𝙖・゚✧| 𝙨𝙖𝙠𝙪𝙨𝙖 𝙠𝙞𝙮𝙤𝙤𝙢𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang