The Girl Is Missing

85.7K 11.5K 1.8K
                                    

Setelah satu jam merapatkan mata, Kaizel masih memikirkan kata-kata Lewis Han. Orang tua itu memang sesekali memberi saran saat Kaizel hendak memutuskan sesuatu. Dia sudah seperti penasihat dan sesepuh di mansion tersebut. Tapi sarannya untuk menemui putri Marien terdengar seperti paksaan. Lewis tidak pernah memaksa kehendaknya, tapi kali ini jelas-jelas dia mendesak Kaizel untuk menurutinya.

Sebenarnya ada apa dengan bocah itu? Jika Lewis berharap Kaizel menerimanya sebagai keluarga baru di mansion tersebut, maka hal itu tidak akan terjadi. Kaizel sudah cukup dengan ketiga putranya.

Aku tidak butuh anak perempuan.

Kaizel membuang kalimat Lewis jauh-jauh dari kepalanya. Putri dari Marien Klein tidak pantas meninggali mansion keluarga Devinter dan esok hari dia harus segera di bawa ke panti asuhan. Tidak ada yang boleh membantah perintahnya lagi termasuk Lewis Han. Kaizel merapatkan matanya kembali. Dia harus tidur sekarang.

Satu menit kemudian, Kaizel bangkit.

Dia langsung keluar kamar masih dengan piyama kimono hitam yang memperlihatkan dada bidang dan otot perutnya yang atletis. Pria yang tingginya mencapai 190 sentimeter itu mengambil langkah tegas menuruni tangga menuju ke lantai satu dimana kamar tamu berada.

Penjaga yang ada di luar pintu membungkuk hormat ketika Kaizel memasuki kamar tersebut. Hal pertama yang pria itu lihat saat membuka pintu adalah gadis seputih susu berambut hitam yang tertidur pulas seolah dia tidak pernah merasa senyaman itu. Kaizel mendekat dan duduk di tepi kasur tanpa menimbulkan suara.

Benar kata Lewis, dia seperti bocah yang beberapa tahun tidak diberi makan. Tubuhnya sangat mungil sehingga dia tampak seperti berbaring di hamparan luas. Padahal ukuran ranjang kamar tamu masih jauh lebih kecil dibanding ranjang miliknya. Dulu ketiga putranya berusia tiga tahun saat masih sebesar itu. Karena bocah dari Klein ini masih memiliki darah Devinter dari Marien mungkin usianya sekarang juga sekitar itu.

Ternyata tidak seperti yang Kaizel bayangkan, mau dilihat dari dekat pun dia memang tidak mirip Marien. Bocah ini beruntung karena tidak mewarisi wajah buruk wanita gila itu. Lucunya, dia punya hidung dan bibir yang begitu mungil.

Apa yang dia hirup dengan lubang hidung sekecil itu?

Kaizel menyingkirkan poni dari wajah si bocah dan menatapnya lebih lama. Alis tegas Kaizel mengerut samar menyadari ada suatu perasaan de javu saat dirinya melihat wajah si bocah.

Jadi begitu. Lewis mencoba mengatakan padaku kalau bocah ini-,

"Anda sudah menyadarinya, Tuan Direktur?" tanya Lewis tiba-tiba menyadarkan Kaizel kembali ke dunia nyata.

Sebenarnya Kaizel sudah tahu Lewis mengawasinya sejak tadi. Tapi Kaizel tidak menyangka Lewis akan menunjukkan diri secara terang-terangan di depan orang yang dia awasi. Bila orang itu bukan Lewis, mungkin Kaizel sudah menghancurkan kedua tulang kakinya.

"Kamu berusaha keras memberitahuku ini."

"Benar, Tuan. Maaf atas kelancangan saya," aku Lewis membungkuk meminta ampunan meskipun posisi Kaizel memunggunginya.

"Tapi aku tetap tidak berubah pikiran."

Lewis tertegun. Ternyata apa yang dimiliki Nona kecil tidak cukup untuk meluluhkan hati Kaizel. Padahal Nona kecil memiliki sesuatu yang sangat berharga yang tidak mungkin dimiliki oleh anak perempuan manapun. Lewis tidak punya alasan untuk membantah perintah tuannya lagi

"Baik, Tuan Direktur. Malam ini akan segera saya urus surat-surat penyerahan Nona kecil ke panti asuhan."

♦♦♦

Be My Daughter? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang