"Sudah kamu temukan orang itu?"
"Sudah Tuan Direktur, tapi dia butuh waktu sekitar tiga hari untuk sampai ke mansion."
Gara-gara Kaizel memberinya perintah untuk mencari seorang penerjemah bahasa isyarat secepatnya, sekarang Lewis Han menjadi seperti spesies zombie setelah tiga hari tiga malam tidak mengistirahatkan otaknya. Sulit menemukan seorang penerjemah bahasa isyarat di Benua Selatan. Tapi Kaizel bahkan menyuruhnya mencari seorang penerjemah terbaik.
"Yang penting dia cepat kemari."
Dari dinding kaca ruang kerjanya, Kaizel melihat pemandangan menarik di luar. Bocah bergaun biru muda dengan topi kebunnya itu sedang bermain di taman bersama Delein, Edvin, dan dua pelayannya. Bell kelihatan kikuk saat mereka semua terbahak melihat betapa lucunya dia.
Apa dia bersenang-senang?
Sebenarnya mereka bermain untuk menyenangkan siapa? Karena yang terlihat paling bahagia diantara orang-orang itu malah Delein.
Semenjak tiga hari yang lalu mereka selalu sarapan dan makan malam bersama. Jika biasanya Kaizel tidak ikut makan bersama gara-gara punya setumpuk pekerjaan, maka sekarang pria itu akan menyelesaikan pekerjaannya secepat pacuan kuda agar bisa bergabung dengan mereka. Yah, sebenarnya Kaizel tidak membaca seluruh isi dokumen dan menandatangani semuanya begitu saja.
Jika Lewis tahu hal ini maka dia akan langsung mengajukan pensiun.
Kaizel juga tidak tahu mengapa hal itu terjadi padanya. Dia baru bertemu Bell beberapa hari yang lalu tapi rasanya seluruh minatnya tertarik pada bocah itu. Telinga Kaizel jadi lebih sensitif tiap kali Lewis atau para pekerjanya menyinggung tentang 'Nona kecil'.
Keadaan bocah itu juga perlahan berubah. Dia sudah tidak sekurus saat pertama kali datang. Rambut ikalnya berkilau di bawah sinar matahari. Kulit porselennya sedikit demi sedikit mulai menunjukkan rona. Kaizel yakin suatu saat nanti dia akan jadi Nona Muda yang digandrungi oleh 'serangga-serangga' menyebalkan.
Sesuai kesepakatan waktu itu, Kaizel benar-benar bungkam dan tidak bertanya apa-apa pada Bell. Makanya dia kesal saat Lewis tidak segera menemukan orang yang bisa menerjemahkan bahasa isyarat. Meskipun sebenarnya Kaizel ragu, apakah bocah itu memang bisu atau dia hanya tidak mau bicara.
Lewis tidak punya laporan lengkap mengenai Bell selain informasi yang tidak berguna. Identitasnya bahkan tidak tercantum di catatan penduduk. Satu-satunya kunci yang dapat Kaizel andalkan hanyalah Laurice. Seorang wanita setengah baya yang sudah lama bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman Klein.
Laurice ditemukan selamat setelah kebakaran itu. Namun sekarang kondisinya koma dan dokter tidak bisa menjamin kapan dia akan sadar. Bisa jadi Laurice tidak akan bangun selamanya. Tentu Kaizel sudah mengerahkan segalanya untuk membuat wanita itu sadar, karena hanya Laurice satu-satunya sumber informan yang tahu tentang bocah itu.
Di bawah sana Bell tiba-tiba jatuh tersadung batu. Lututnya berdarah tapi dia tidak menangis seolah dia sudah biasa terluka, malah orang-orang di sekitarnya yang menunjukkan reaksi berlebihan. Tanpa sadar Kaizel mengepalkan tangan.
Sebenarnya selama ini bagaimana cara wanita itu membesarkannya?!
♦♦♦
"Nona tidak menangis bahkan saat saya membersihkan lukanya. Nona luar biasa!" puji Dokter Neil membuat Bell tersipu.
Setelah tersandung batu Bell segera digendong Edvin menuju kamar sementara Perry memanggil Dokter Neil. Delein tentu mengekori mereka dan tiba-tiba Kaizel menyusul bersama Lewis yang malang.
"Itu hanya luka gores yang akan sembuh dalam beberapa hari, Tuan," lapor sang dokter pada Kaizel setelah menyeka keringat di keningnya. Padahal hanya membersihkan luka gores dan menempelkan plester, tapi Dokter Neil merasa pekerjaannya kali ini sungguh menegangkan karena Tuan Direktur bersedekap di belakang sambil terus mengawasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Daughter? (TAMAT)
Fiksi RemajaCERITA DIPRIVAT! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! SEASON I (PART LENGKAP) Ini perjalanan hidup Bell, si gadis kecil terlantar yang diadopsi oleh ayah protektif dan kakak-kakak posesifnya. Start : 22 Februari 2021 Finish : 9 Maret 2021