Bell merasa ada sesuatu yang berhembus di pipinya. Saat membuka mata, bayangan samar seorang anak laki-laki terbentuk kian jelas tengah memandanginya dengan sorot hitam yang begitu antusias.
"Hola," sapa anak laki-laki itu dengan senyuman jahil di wajahnya yang tersorot cahaya dari jendela.
Wah, tampannya..., Mata Bell langsung terbuka lebar-lebar. Kenapa ada kakak malaikat datang ke mimpinya?
"Kenapa diam?" tanya Delein saat Bell tak kunjung membalas sapaannya. Padahal Delein ingin membuat bocah itu terkejut, menjerit, atau setidaknya menangis.
Mata bulat Bell berkedip dua kali lalu, "Hic!"
"Hmm?"
"Hic...Hic...Hic!"
"Pftt! Hahahahahahahahahahaaa...," tawa Delein meledak sampai dia memegangi perutnya sendiri.
Bell bangkit duduk karena merasa tidak nyaman. "Hic...hic!" Kenapa ini tidak mau berhenti? Bell memegangi lehernya berusaha menghentikan cegukan yang datang di saat yang tidak tepat itu.
"Kamu mau aku bantu menghentikan itu?" tawar Delein menaikkan sebelah ujung bibir setelah tawanya reda.
Krista yang berada di dalam kamar itu mulai resah. Biasanya bila memasang tampang seperti itu, Delein pasti sedang merencanakan sesuatu yang jahat. "Anu..., maaf Tuan Muda, Nona kecil masih terlalu lemah untuk Anda ajak bermain. Nona masih butuh istirahat, Tuan." Krista memberanikan diri untuk menghentikan Delein melancarkan aksinya.
"Kamu ini bicara apa, sih? Aku kan sudah bilang cuma ingin membantunya!"
"Hic...hic..,"
Bell belum menjawab tawaran Delein tapi laki-laki itu langsung menaruh dua tangannya di bawah ketiak Bell dan mengangkat tubuh mungil gadis itu ke udara.
"Wah, kamu seringan cicak! Berapa umurmu, bocah-, tidak! Aku bisa panggil kamu siapa?"
"Hic...,"
Krista belum sempat mengambil alih Nona kecil dari gendongan Delein, tapi anak laki-laki itu sudah melempar Nona-nya ke udara, menangkapnya, melemparnya lagi, lalu memutarnya secepat angin. "Nah, begini cara menghentikan cegukanmu, hahahahahaha...menyenangkan, bukan?"
"Astaga! Tolong hentikan, Tuan Muda!"
Oh, tidak! Bell tidak tahu berapa kali Delein memutarnya tapi tiba-tiba isi perut Bell ikut meletup-letup.
"Ini disebut putaran gangsing! Hahahaha...,"
Bila Delein tidak segera menghentikan putaran tubuhnya, maka Bell akan-
"HOEK!"
♦♦♦
Keesokan harinya, di ruang makan mansion Devinter.
"Lewis bilang kemarin kamu mengganggu bocah itu. Apa itu benar?" Kaizel menagih penjelasan dari putra bungsunya.
Delein berhenti mengunyah. Aneh. Biasanya Kaizel tidak mempermasalahkan apapun keonaran yang Del buat. Bukannya Kaizel tidak peduli, tapi dalam keluarga Devinter ada ajaran turun temurun bahwa seorang kepala keluarga tidak boleh memiliki kelemahan. Kaizel juga menanamkan ajaran tersebut pada ketiga putranya. Mereka tidak boleh menunjukkan sisi lembut terhadap orang lain meskipun orang itu adalah anggota keluarga.
Hampir semua yang bekerja di perusahaan Devinter adalah penjahat. Mantan narapidana sampai buronan negara berakhir mencari perlindungan di bawah Devinter. Direktur sebelumnya termasuk Kaizel menampung semua orang apapun latar belakangnya asalkan dia berbakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Daughter? (TAMAT)
Teen FictionCERITA DIPRIVAT! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! SEASON I (PART LENGKAP) Ini perjalanan hidup Bell, si gadis kecil terlantar yang diadopsi oleh ayah protektif dan kakak-kakak posesifnya. Start : 22 Februari 2021 Finish : 9 Maret 2021