"Tuan Muda!" seru Lewis mendapati Delein, Ridle, dan Perry berlarian panik di sepanjang lorong mansion.
Delein menoleh dan sebersit harapan timbul di wajahnya. "Ayah!" Dia berlari mendekat.
"Sudah kuduga," gumam Kaizel lirih, tidak mungkin kamu pingsan.
"Apa?" Semua menatap Kaizel aneh.
Kaizel berdeham lantas mengalihkan topik pembicaraan. "Ceritakan semua yang terjadi."
Delein menceritakan alur kejadian secara singkat. "Bell naik Darkspeare bersamaku dan tiba-tiba kudanya hilang kendali. Kami jatuh dan aku pura-pura pingsan. Aku mengejutkannya lalu Bell sangat marah dan berlari entah kemana." Ekspresinya tak lekang dari kekhawatiran dan rasa sesal. "Maafkan aku, Ayah. Itu salahku." Delein mengakhiri ceritanya dengan permintaan maaf.
Kaizel tercenung. Sejak kapan dia bisa minta maaf? "Lupakan itu. Apa dia terluka?"
"Aku tidak yakin, tapi Bell kelihatan sesak nafas."
Netra pekat Kaizel melebar seketika. Apa dia punya asma? Atau karena trauma? "Lewis!"
"Ya, Tuan Direktur."
"Panggil seluruh tentara Devinter! Kita harus menemukannya sekarang!"
"Baik, Tuan."
Pikiran Kaizel kacau. Dia sudah tidak peduli lagi dengan panti asuhan dan musuh-musuh busuknya. Kaizel akan melindungi anak itu dengan tangannya sendiri.
"...taruhan, Jalang kecil."
Merasa mendengar sesuatu yang janggal, Kaizel berhenti melangkah.
"Ayah tahu dimana Bell?"
Kaizel mengangkat tangan, mengisyaratkan pada mereka agar diam dan berhenti bergerak. Dia seperti mendengar suara Thesan. Thesan adalah mantan master taekwondo yang dipenjara akibat memukul muridnya sendiri sampai sekarat. Kaizel mempekerjakannya karena saat itu Delein minta mainan baru dan Kaizel kira si bongsor jelek itu cukup berguna untuk melatih kedua putranya.
Kaizel merapatkan mata, memusatkan kesadaran ke indera pendengarannya.
"...Ibu bunuh mamanya Mian, Bell halus tebus...kecalahan ibu."
Ketemu! "IKUTI AKU!" Kaizel bergegas menuju tempat prediksinya. Nafas gadis itu terdengar tidak beraturan. Ketajaman indera pendengaran Kaizel memang melapaui batas rata-rata manusia biasa. Dia bahkan bisa mendengar suara dengan jelas saat terlelap.
Tapi kenapa anak itu bersama Thesan? Kaizel merasakan firasat buruk. Terlebih Thesan menyebut 'Jalang Kecil' dan suara lemah Bell membicarakan tentang Marien yang membunuh Renesa membuat perasaan Kaizel makin tidak karuan.
"Jangan. JANGAN! Tidak! Bell...jangan!"
Demian juga ada di sana? Kaizel mempercepat larinya diikuti Delein yang mulai mendengar sayup-sayup suara putus asa Demian.
APA-APAAN ITU?!
Netra pekat Kaizel membara melihat Thesan begitu puas menarik rambut Bell sambil menamparnya tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Daughter? (TAMAT)
Teen FictionCERITA DIPRIVAT! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! SEASON I (PART LENGKAP) Ini perjalanan hidup Bell, si gadis kecil terlantar yang diadopsi oleh ayah protektif dan kakak-kakak posesifnya. Start : 22 Februari 2021 Finish : 9 Maret 2021