Hai, Airosers! Gimana nih kabarnya? Moga baik-baik aja ya! Yuk, mari baca kelanjutannya kemarin yang pasti udah geregetan banget kan buat tahu jawaban dari Primrose!! Uwu..❤️😋 Apakah Primrose akan bersedia buat jadi pacar Gerlan? Ataukah sebaliknya? Oh, iya nih! Author dibuat baper banget sama video dan lagu di mulmed bab ini! Yuk, coba kepoin! Let's enjoy!
HAPPY READING!
°°°°°°°≈<>≈°°°°°°°
Primrose pulang dengan mengayuh sepeda gunungnya perlahan, hatinya kacau dan begitu juga akan nilai ulangannya tadi, benar-benar jelek. Lagi-lagi dia harus menerima nilai 50 untuk ulangan matematikanya padahal dia sudah berusaha keras belajar. Sayangnya, semua soal yang hadir dalam lembaran ulangan tersebut jauh berbeda akan apa yang dia bisa dan pelajari sebelumnya.Dia begitu kesal dengan wajahnya yang dingin dan pucat. Dia melupakan sesuatu yang sangat penting untuk tubuhnya maupun tenaganya, dia lupa untuk makan sesutu sedari pagi. Untungnya, dewi keberuntungan sedang memihaknya hingga bisa mampu untuk menahan laparnya dan tidak membuatnya sampai pingsan kelaparan. Syukurlah juga tadi dia bisa memakan cilok pemberian dari Gerlan. Kini, yang paling dia takuti bukan lagi ruang gelap maupun cicak, tetapi dia takut akan ibunya maupun ayahnya yang akan segera menghabisinya karena nilai jeleknya. Rasanya dia enggan untuk pulang hari ini. Rasanya dia ingin sekali menghilang dalam dunia ini, dia lelah akan semua ini.
Flashback ON
"Gue memang mengaku salah karena udah nyakitin lo saat itu, Primrose. Seharusnya gue gak nolak apa yang lo inginkan dulu, Primrose. Gue ngelakuin itu karena gue takut kalau lo akan malu punya pacar kayak gue yang gak sebanding dengan keluarga lo yang kaya. Gue dari panti asuhan sejak gue baru bayi dan ditemukan tergeletak di jalanan, gue tinggal sama anak-anak panti di sana, bahkan gue gak pernah bisa tahu siapa bokap sama nyokap gue selama gue hidup, gue minta maaf soal ini, Primrose! Tapi gue sekarang juga ngerasain sesuatu seperti yang lo rasain juga, gue mau bertekad bahwa mulai sekarang gue mau memperbaiki semua salah gue! Lo mau ngak jadi pacar gue?" ungkap Gerlan sangat tulus pada Primrose, Primrose pun sangat terkejut hingga dia tak merasa menjatuhkan pulpennya hingga jatuh ke bawah mejanya.
Selepas terkejut, Primrose hendak mengambil kembali pulpennya di bawah meja miliknya. Tetapi dahinya harus bertabrakan dengan dahi Gerlan, sebab ternyata mereka mempunyai niat yang sama yakni ingin mengambil dan mengambilkan.
"Aduh!" ucap Primrose tiba-tiba saat merasakan sedikit sakit di bagian dahinya.
"Argh! Aish, sial! Maaf ya, Primrose! Lo gak papa kan? Mana yang sakit?" Tiba-tiba Gerlan meniup kening Primrose dengan lembut dan hal itu sontak membuat Primrose mati rasa, tapi rasanya dia masih belum siap jika harus membuka hati yang dulu pernah terlukai sangat dalam.
"Gerlan, andai aja lo mau terbuka kayak gini ke gue sejak dulu. Lo harus ingat ini! Bahwa gue gak pernah mandang cowok itu dari kekayaannya ataupun kekuasaannya karena menurut gue yang paling penting itu perasaannya. Pasti cerita gue sama lo beda, jika ini terjadi lebih awal sejak dulu. Gue minta maaf, Gerlan! Beri gue waktu buat ngejawab pertanyaan lo! Lo mau kan nunggu jawaban gue?" Dengan ragu-ragu Primrose memegangi tangan Gerlan yang terlihat lemas setelah mendengar balasan dari Primrose sendiri.
"Iya, gue gak papa. Gue emang pantes menerima semua ini! Gue akan tunggu jawaban lo sampai kapanpun, Primrose!" kata Gerlan kemudian melepaskan perlahan tangannya dari genggaman Primrose dan mulai kembali keluar dari kelasnya itu.
Rasanya ia memang merasa sangat sedih dan kesal, karena jawaban yang diberikan oleh Primrose tak sesuai akan harapannya. Namun, ia berusaha untuk sadar diri bahwa semua ini memang merupakan kesalahannya. Ia pun berusaha menumpuk semangat dalam dirinya, bahwasannya ia harus tak mudah menyerah untuk mendapatkan kembali hati Primrose untuknya seorang! Ia yakin hati Primrose hanyalah untuknya! Gerlan pun ke kantin sesegera mungkin untuk membeli sesuatu untuk Primrose karena ia yakin bahwa gadis tersebut belum makan sedari pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden & Primrose [On Hold]
Teen Fiction"I Will Always Be There For Your Smile" •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°• Bagaimana rasanya disakiti, dikekang keras demi kemauan seseorang yang bahkan itu orang tua kita sendiri karena kita beda jauh dengan kembaran kita? Bagaimana rasanya ke...