4. Pessimism Change Spirit Back

55 19 0
                                    

Aloha, kembali lagi sama aku, si Tukang Typo! Jadi kalau ada typo tentang apapun di ceritanya nanti, saya mau minta maaf banget ya..
Makasih, udah mau singgah sebentar buat bacanya (◠‿・)-☆

HAPPY READING!

°°°°°°°≈<>≈°°°°°°°

"PRIM! PRIMROSE, LO DIMANA? Bentar lagi, mau masuk kelas nih!" ucap Jelita berteriak kencang untuk mencari sahabatnya yaitu Primrose.

"Nih, anak kenapa sih? Gue heran. Kok tiba-tiba tadi main ngilang aja kayak cowok genit yang sering beri gue janji palsu, cih!" gerutu Jelita mulai sebal dan kesal hingga mulai merasa bosan.

"PRIMROSE? PRIM, LO DIMANA SIH? Hei, lo tahu Primrose dimana gak?" teriak Jelita lalu bertanya tentang keberadaan Primrose pada salah seorang siswi Kelas XI IPA 2 bernama Windi yang pas sekali ada di dekat dia berdiri sekarang.

"Oh, sih kembarannya Pangeran Jeniusku kan? Pasti dia lagi belajar kayak biasanya di perpus, tapi gue yakin dia bakalan tetap jadi goblok, gak berguna dan tetap jadi cewek yang modal cantik doang kayak pelacur aja, whahaha. Asli, gue heran banget sama lo mau temenan sama dia yang gak ada untung-untungnya sama sekali," balas Windi sambil disilingi hinaan demi hinaan untuk Primrose, seketika mendengar itu semua, raut wajah Jelita yang manis pun mulai berubah menjadi kusut dan tangannya mulai mengepal sempurna.

"Lo itu yang gak berguna! Numpuk dosa terus kerjaannya, gak tobat-tobat lo! Awas dicabut nyawa lo, baru tahu rasa! Ngehina Primrose berarti lo iri aja sama dia. Huu, dasar syirik lo! Nyesel gue nanya sama lo! Gue malah bangga bisa temenan sama Primrose, dia gak seperti yang kamu pikirkan selama ini," jelas Jelita tak mau kalah, dia tidak akan pernah menerima jika temannya di hina di dunia ini, apalagi Primrose sahabatnya.

Tiba-tiba dari arah belakang Jelita, Primdan tak sengaja lewat bersama dua cowok Most Wanted di SMA Lencana Gemintang yang berada di sampingnya. Mereka juga populer karena kegantengannya yang memikat cewek sekejap mata maupun prestasinya yang tak diragukan lagi. Primdan yang selalu bisa mendapatkan nilai sempurna di SMA Cagemtang (Lencana Gemintang), Ziko yang merupakan andalan pemain basket di SMA Cagemtang, serta Tibal sang penakluk permainan catur.

"Eh, WOY!! PRIMDAN, TUNGGUIN GUE MAU NANYA SAMA LO!" teriak Jelita bak singa yang membuat seluruh siswa-siswi di SMA Lencana Gemintang berdecak sebal padanya.

"Oh, Jelita. Ada perlu tanya apa?" tanya Primdan dengan ramah terhadap sahabat saudarinya tersebut.

"Gini, Primdan jadi kembaran lo itu sekarang ngi-" Perkataan Jelita harus terpotong karena tiba-tiba Windi main menyahut saja tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

"Duh, gemesin banget sih tuh muka, ganteng banget! Pangeranku ini juga sopan dan baik hatinya, gak kayak orang yang di belakangku sekarang!" Windi menyeringai sambil melirik sekejap ke belakangnya, dia sedang menyindir Jelita dan selepas itu, dia mulai melanjutkan ucapannya," Jadi tambah mantep deh kalau kamu jadi jodohku! Oh, iya Primdan nih cokelat buat lo, terima ya! Pliss!" bujuk Windi yang sekarang posisinya berada di depan Primdan membelakangi Jelita yang menatapnya tajam seakan-akan ingin sekali dia jambak rambutnya.

Kesabaran Jelita mulai tak bisa dikendalikan lagi, dia pun akhirnya angkat bicara tuk melawan, "HEI, LO ITU PUNYA MULUT PASTI GAK PERNAH DIHAJATIN! Cih, pantes gak tahu sopan santun! Ada orang ngomong, malah nyelodor aja mulut lo! Kalau lo mau sama Primdan, lo ngaca dulu kelakuan lo itu, yang gak bisa dibandingin sama dia, sadar diri lo, Sis!"

"Sini gue ambil aja!" ucap Jelita mulai melangkahkan kakinya ke depan dan mengambil cokelat yang masih belum diterima oleh Primdan dari tangan Windi.

Aiden & Primrose [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang