5. Liona Mulai Berulah

39 17 0
                                    

Hai, Kawan-kawan! Gimana kabarnya? Moga tetap sehat dan semangat buat sekolah daring maupun luring ya... hehe.😁 Mari, baca pelan-pelan dan nikmati keseruannya. Semoga suka dan nanti kalau ada typo atau kesalahan dari saya, boleh deh diingetin sayanya lewat komen!😂✌🏻 Terima kasih. 😊💕

ENJOYING READING!

°°°°°°°≈<>≈°°°°°°°

Liona si sok sopan dan punya attitude yang baik di depan Aiden dan guru-guru, namun di belakang tak pernah di sangka dia merupakan orang yang mahir dalam membully.

Pernahkah kalian bertemu orang yang sama seperti Liona?

÷•^÷•^•÷^•÷^•÷^•÷

"Anak-anakku bentar lagi lonceng pulang akan dibunyikan, ibu mau mengingatkan bahwa besok ada ulangan Matematika yang kedua di semester dua ini. Jangan sampai nilai kalian anjlok seperti ulangan minggu kemarin, Jadi belajar yang sungguh-sungguh. Kalian paham?" jelas Bu Mona yang merupakan guru khusus mata pelajaran matematika.

"Paham, Bu," balas serempak hampir seluruh siswa di kelas XI IPA 4 tersebut.

Kalian akan gembira atau malah sebaliknya jika harus terus dipertemukan dengan ulangan Matematika yang memusingkan memikirkan rumus-rumusnya? Itulah yang terjadi sekarang di kelas yang ditempati Primrose pula. Ada yang senang karena sebagai murid pencinta Matematika, namun itu cuma 2 persen saja dari seluruh siswa di kelas Primrose tersebut. Sebagian banyak siswa meringis akan kabar yang baru saja diumumkan itu.

Namun ada-ada saja, salah satu siswa cowok di sana yang entah memakai mental keberanian Superman atau Ironman. Dia tiba-tiba menggebrak mejanya dan mulai mengutarakan maksudnya," Bu, udah tahu di kelas ini kalau tiap kali ada ulangan pasti dapatnya jelek, kok terus melulu ulangan, bisa-bisa semua murid di sini pada botak, Bu."

Semua tercengang akan teman mereka yang bernama Rusel tersebut. Memang dia adalah anak paling ngaco dan gak waras di kelas hingga dia bisa diumpamakan telah pantas mendapatkan rekor terbandel seantero SMA Cagemtang (Lencana Gemintang). Di kelas yang barusan sunyi karena takut akan Bu Mona yang populer dengan amukannya yang menyeramkan dan biasanya pernah menghukumi siswa paling nakal dan tak mematuhinya dengan berlari dua puluh kali di lapangan sekolah bahkan ada yang sampai harus dilarikan ke UKS. Ngeri bin nyeremin.

"Apa, Rusel? Kau keberatan kalau ibu mau besok diadakan ulangan Matematika. Di sini ada yang keberatan juga seperti Rusel?" tanya Bu Mona yang memiliki bobot tubuh yang besar tersebut sambil melotot tajam menyelidik membuat semua siswa tak berkutik.

Karena tak mendapat suara atau pendapat apapun dari muridnya yang menunjukkan kesamaan niat dengan Rusel. Bu Mona pun menyeringai.

"Berarti di kelas ini hanya Rusel yang keberatan ya, baiklah gampang," sindir Bu Mona pada Rusel yang kini dia kehilangan nyali keberaniannya seperti tadi.

"Oi, dukung gue gitu! Buset, gimana nasib gue kalau udah kayak gini?" ujar Rusel setengah berbisik dengan teman sebangkunya yakni Rama setengah ketakutan pada Bu Mona.

"Lo yang mulai, lo yang nanggung dong, gue sih bodo amat." jawab Rama dengan santuynya.

"Dasar teman laknat lo!" umpat Rusel tak terima akan penolakan dari temannya tersebut, dia pun mulai menyesali perbuatannya.

"RUSEL, MASIH KEBERATAN SEKARANG KALAU BESOK ULANGAN MATEMATIKA? Gak usah ikut juga gak papa,, yang penting mau diskors ya kamu," geram Bu Mona tak tertahankan lagi.

"Eh, bukan gitu Bu. Ngak jadi keberatan kok saya, Bu! Suer, Bu!" alibi Rusel mulai ketakutan, tampang dia yang tadi seperti gentleman karena nyalinya yang terlampau batas ke Bu Mona kini malah jadi pengecut.

Aiden & Primrose [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang