Project

700 39 4
                                    

Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah kecil kain yang menutupi kaca jendela kamarku. Aku mengusap-usap kedua kelopak mataku dan mencoba membuka mataku perlahan-lahan. Bulu mataku mengerjapkan beberapa kali hingga mataku kini dapat melihat jelas aku sedang berada dimana sekarang. Aku melihat langit-langit kamarku, dinding-dinding kamarku yang berwarna merah muda. Aku mengusap-usap wajahku perlahan dengan kedua telapak tanganku dan bangkit berdiri menuju lemari berwarna hitam dua pintu untuk mengambil baju dan berjalan menuju kamar mandi.

* * *

jadwalku hari ini adalah ke kampus. hari ini aku sangat bersemangat sekali. bagaimana tidak? jika ke kampus, aku dapat sering-sering bersama Zayn. AH! Zayn. lelaki tampan itu membuatku merindukannya.
Aku rindu dengan leluconnya yang di paksakan dan kadang terkesan tidak lucu. Namun Ia berhasil membuat suasana menjadi nyaman. Aku suka perhatiannya. Cara dia tersenyum, tertawa. Semua yang ada pada dirinya, SEMPURNA.

* * *
Aku berjalan dengan cepat di koridor kampus hendak menuju ruang kelasku. Hari ini, aku dan Zayn memasuki kelas yang sama. Dan itu artinya... aku bisa bersamanya dengan waktu yang lama.
Aku melihat Zayn sedang mengutak-atikkan ponsel di tangan kanannya dan tangan kirinya memegang pelipis kepalanya. Aku melihatnya di ambang pintu kelas. 'Mengapa ia terlihat murung pagi ini?' Suara batinku terus memikirkan sesuatu apa yang membuatnya murung akhir-akhir ini. Aku berjalan menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
"Zayn," sapaku sambil melihat mimik wajahnya yang tadinya terlihat murung sekarang berubah menjadi gelagapan. 'Ada apa dengannya? Mengapa mimik wajahnya berubah secara signifikan dan tak bisa ditebak?' . Lalu Zayn memasukkan ponselnya ke saku celana jeansnya.
"Hey" sapanya balik.
"Ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat murung seperti itu?"
"Aku tidak apa-apa."
"Ayolah Zayn katakan padaku. Kau kenapa? Kau tau-- kau itu sebetulnya tak pandai berbohong."

* Zayn pov*
Aku memasukki ruang kelasku dengan langkah gontai. Terdengar nada siulan dari ponselku. Langsung aku keluarkan ponselku dari saku celana jeansku.
Sebuah pesan singkat dari ibuku.
"Zayn, jangan lupakan janjimu." Aku memijit-mijit pelipis dahiku. Mencoba mengingat-ingat apa yang pernah aku janjikan pada ibuku. AHH YA! Dulu aku pernah menjanjikan pada ibuku, aku akan menikahi gadis yang dulu menolongku dari insiden tabrakan itu yang membuatku tak sadarkan hingga berhari-hari. Dan gadis itu sekarang sudah menjadi kekasihku.
"Zayn," sapanya lalu duduk di sebelahku. Mimik wajahku langsung berubah. Antara bingung dan takut? Well..
"Hey" sapaku balik sambil memasukkan ponselku ke dalam saku celana jeansku.
"Ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat murung seperti itu?" Tanyanya khawatir melihat mimik wajahku yang berubah secara signifikan.
"Aku tidak apa-apa."
"Ayolah Zayn katakan padaku. Kau kenapa? Kau tau-- kau itu sebetulnya tak pandai berbohong."
Aku bingung. Sebenarnya aku ingin sekali memberitahukan tentang janjiku ini. Tetapi, aku tidak mempunyai cukup nyali untuk mengatakan semuanya.
Tiba-tiba, Mr. Scott datang sambil menenteng tasnya.
Mr. Scott menjelaskan materi baru tentang Penelitian Ilmiah. Kali ini ia sedang memberikan tugas tentang Penelitian Ilmiah. Ia membagi mahasiswa-mahasiswi disini menjadi sepuluh kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Ia membacakan nama mahasiswa-mahasiswi di kelas ini untuk menyebutkan pasangan kelompok.
"Marissa dengan Glenn."
"Yovi dengan Stanley"
"Kevin dengan Vita"
"Vina dengan Roy"
"Abed dengan Thalia"
"Thania dengan Denisse"
"Zayn dengan YN"
"Niall dengan Nadine"
"Harry dengan Lauren"
"Louis dengan Eleanor." "Tugas ini dikumpulkan 2 minggu lagi. Hati-hati dalam menentukan rumusan masalah dan hipotesis. Sekian pelajaran saya, sampai ketemu minggu depan." Katanya sambil memasukkan laptopnya ke dalam tas hitam yang dibawanya tadi.

YUHUUUUU. UPDATE TERLAMA DAN TERPENDEK :") BUNTU WKWKWK.
VOMMENTS PLEASE?
DONT BE GHOST READERS(?)
THANK YOU
MWAH

Unbelievable (Zayn Malik Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang