Chapter 3.2

41 12 2
                                    

Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa vote&komen
Seeyouuuu
.
.
.
.
-RASA YANG TELAH USAI-

Mereka tidak meminta dilahirkan tetapi kalian yang meminta kepada Tuhan untuk bisa memegang amanah besar,  Bukanlah hal mudah jika berbicara soal anak, belum lagi soal pendidikan dan lain sebagainya.

Banyak anak banyak rezeki, iya betul tapi bukan berarti Tuhan memberi begitu saja tanpa sebuah pencarian yang seorang Ayah lakukan, rezeki itu dicari bukan datang sendiri tapi jika Tuhan mengizinkan maka akan datang disaat yang tidak terduga (koreksi kalau salah.)

"Cepet keluar yaa dede, " ucap Eza sambil mengelus perut Risa.

"Iyaa papah, " ucap seseorang di belakang Eza tanpa melihat Eza sudah tau siapa dia.

"Dede bayi ko bisa bicara yaa emang kedengeran. "

"Kedengeran kan suara Papah jelek, " ucapnya lagi menjawab.

"Enak aja La, " ucap Eza sambil melirik ke arah Liza.

"Oh iya La, " ucap Risa hendak berdiri dan ditahan oleh Eza.

"Biar aku saja sayang, " ucap Eza kepada Risa, lalu berdiri mengambil sesuatu.

Sesuatu yang akan menjadi penilai apakah masih tersisa atau tidak, Eza sedikit tersenyum sebelum memberikan kepada Liza.

"Apaan sih bang? " tanya Liza penasaran.

"Surat undangan, " ucap Eza sebelum memberikan undangan itu kepada Liza.

"Dari? " tanya Liza.

"Alvian, " tidak ada, perasaan sakit itu sudah tidak ada semuanya telah pergi tidak ada yang tersisa didalamnya. Percayalah kini hati Liza jauh lebih baik.

"Oh yaa, " lalu membuka surat tersebut, inilah sikap Liza yang Eza harapkan.

"Hebat, " ucap Eza mengapresiasi lalu memeluk Liza, tanpa sadar Liza telah berhasil melewati masa yang panjang dan rumit dalam sebuah kepergian.

"Terimakasih Bang, " ucap Liza lalu duduk di sebelah Risa dan membaca bersama dengan Risa setelah itu ia menyimpannya.

"Abang Papah kemana? " tanya Liza.

"Meeting, " ucap Eza, ketika Liza ada Papah pasti tidak ada ketika Eza ada Liza tidak ada jadi kapan waktu bersama selain waktu malam?

"Ala mau izin boleh? " tanya Liza meminta Izin kepada Eza. Seperti janjinya hari kemarin hari ini Liza akan bermain kerumah Albi sekaligus menjenguk Ibu.

Sebelum memberi izin Eza bertanya dahulu, setelah semua terjawab Eza baru mengizinkan Liza.

"Telpon Kak Albi dulu jangan yah? " ucap Liza setelah menghabiskan waktu 1 jam untuk bersiap.

"Cantik, Liza cantik kok terimakasih Tuhan " ucap Liza menatap cermin rasa syukur tak terhingga kepada Tuhan karena telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.

***

Ting nong

Suara bel dirumah Albi nyaring terdengar membuat Lia berdiri dari duduknya dan membukakan pintu.

Liza kaget dengan kehadiran anak perempuan dirumah Albi, " Hai? " ucap Lia kepada Liza menyapa.

"Hai. "

"Kakak mau temu kakak? "

"Kakak mau bertemu kakak? " ucap Liza mengulang karena tidak paham dengan ucapan Lia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang