Chapter 0.4 🌱

99 77 1
                                    

-Memperbaiki sebuah Hubungan-

🌱🌱

Ketika diri tidak bisa mengontrol apa yang akan diucapkan maka bersiaplah untuk setiap penyesalan, tidak ada penyesalan yang baik. Sungguh penyesalan itu seperti sebuah kesalahan yang sengaja dilakukan tanpa di pikiran ulang biasa terjadi jika diri dalam keadaan tidak stabil atau emosi.

Begitu pula yang dirasakan oleh seorang pria yang tengah bercerita kepada teman kerjanya bahwa dirinya menyesal, menyesal berbicara yang tidak seharusnya. "Loh bego Za, dia adik lo dan gak seharusnya lo ngomong gitu. "

"Gue kelepasan, posisi gue lagi cape. "

"Tapi seharusnya lo ingat Liza adik lo Za, lo jangan nyalahin Liza atas kepergian Buna lo Za, Liza gak tau apa-apa. "

Kepergian Alisya tidak ada hubungannya dengan Liza,hanya saja waktunya bersamaan yang pada saat itu Liza memaksa Alisya menjemput dirinya dan kecelakaan maut itu terjadi. "Iya tau gue salah, terus sekarang gue harus gimana? "

"Pikirin aja sendiri lo kan cowo. "

"Bukannya bantu, lo. "

"Gue males Za sama sikap lo. "

"Iyaa gue tau gue salah. "

"Kalau udah tau ya minta maaf Za. "

"Emang Liza bakal maafin gue? " tanya Eza tidak yakin, akankah Liza memaafkan Eza dengan kemurahan hatinya? Masih kah Liza mau bersitatap dengan seorang pria yang berhasil membuat sebuah ucapan tak pantas?
"Coba dulu aja, lo kan Abangnya dan lo juga udah tinggal dari kandungan sama Adik lo. "

"Bolehkah Aku berjanji? Aku janji akan buat kamu bahagia liz, bahagia di kehidupanmu selanjutnya. "- ucap teman Albi dalam hatinya, ada sebuah ketertarikan pada Liza dalam hatinya namun ia tidak berani mengungkapkan rasa, karena takut apakah ini hanya sekedar obsesi atau bukan.

***
Dan ini adalah hari ketiga Liza sakit, gadis itu mencoba melupakan semua ucapan yang keluar dari mulut dia walaupun sulit namun tetap ia mencoba dan terus mencoba nya, ia tau betul jika hal itu terus diingat maka dirinya akan depresi oleh sebab itulah dia mencoba mengikhlaskan yang sudah terjadi.

"Papah Abang mana? " tanya Liza kepada Rama Papahnya yang baru saja masuk kekamarnya dengan membawa buah-buahan.

"Abangmu sudah berangkat kerja. "

"Papah gak usah bohong, Liza tau kok selama 3hari ini Abang gak pulang kerumah karena takut membuat aku sakit hati lagikan, iyakan Pah? "-ucap Liza tanpa suara, Apakah harus Eza menjauhi Liza? padahal Eza tidak harus bersikap seperti ini.

"Ohh, Liza gak lihat Abang, Abang kemana aja sih Pah? " tanya Liza sedikit penasaran, Liza tau jika setelah ini Papah Rama akan bohong tentang Eza.

"Mungkin Abangmu sibuk, ayo makan dulu Papah mau beresin dulu kerjaan, sebentar Papah tinggal dulu ya sayang. "

"Iya Pah. "

"Abang kenapa Abang gak pulang? padahal Liza udah maafin Abang, " ucap Liza sambil menatap kearah jendela.

Rasa sakit itu tentunya masih ada, tapi kita tidak bisa dendam atas apa yang pernah ia katakan. Lebih baik menghapusnya dengan ikhlas dan jangan mencoba untuk egois karena itu juga bisa membuat dirimu tersiksa.
Jadilah pemaaf untuk segala hal.

09.00 Wib

Liza keluar dari kamarnya bermaksud untuk pergi kekamar Papahnya yang sedang bekerja dari rumah, berhubungan Liza sakit Papah jadi bekerja dirumah karena ingin terus bisa mengontrol Liza agar tidak terjadi apa-apa.

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang