Chapter 0.9🌱

51 45 0
                                    

-LOVE LINE-
Pertemuan tanpa sebuah perjanjian


"Gimana ulangannya La? " tanya Eza kepada Liza.

"Susah tapi Aku bisa mengatasinya Bang, " jawab Liza.

"Ala belajar? " tanya Eza kemudian duduk disamping Liza. Eza ingin memperbaiki sesuatu yang asing, dengan perlahan ia mencoba lebih dekat dengan Liza adiknya.

"Iyaa Bang, tapi tetap susah aku jadi kesal. " ujar Liza lalu menatap Eza, kali entah mengapa ada rasa ingin memeluk sang abang ia ingin bermanja-manja dengan Eza namun entah kenapa Liza merasa sedikit asing dengan Eza. Padahal ia sudah memaafkan.

Perkataan buruk yang kamu lontarkan kepada orang lain itu ibarat pake yang ditancapkan pada sebuah kayu.

"Laa? " tanya Eza sambil menghadap kearah Liza dan tersenyum kali ini Eza harus bisa mengambil kembali hati Liza yang pernah ia kecewakan.

"Iya Bang? " ucap Liza menatap Eza lalu tersenyum.

"Jangan pake aku kamu ya, Abang gak suka Abang ngerasa bukan Abangnya Ala kalau Ala terus terusan pake aku-kamu, " ujarnya dengan sedikit sedih.

Bukanlah hal yang wajar jika seorang saudara menjadi asing.

Liza mulai mengerti, ia paham ternyata selama ini Eza sedih jika Liza memakai aku-kamu, maafkan Liza bang Liza tidak tau Liza pikir itu tidak berpengaruh apa-apa karena Liza kira itu adalah panggilan yang telah menguniversal tapi ternyata bagi abang itu tidak.

"Maafin Liza ya Bang. "

"Boleh gak kalau depan Abang Ala panggilnya Ala bukan Liza. "

"Boleh Abang, Abangkan Abangnya Ala juga kesayangannya Ala " ujar Liza biarkan kali ini Liza yang mengalah. Membuang semua rasa amarah dan sakitnya.

"Terima kasih Laa. "

"Kesayangan ya, berarti Ala jealous kalau Abang punya pacar? " tanya Eza tiba-tiba

"Yang enggalah Bang, Abang suka ngaco kalau bicara. "

"Lagian kak Risa baik kok Bang jadi tidak apa-apa, " ucap Liza namun ditanggapi hal lain oleh Eza. Dan dirinya terus memancing Liza agar jujur terhadapnya.

"Tapi tetapkan itu membuat Ala jealous? "

"Engga Bang. "

"Sepertinya Abang tidak akan punya banyak waktu karena Pacar Abang La, " ucapnya membuat Liza diam seketika apa-apaan ini aku tidak mau seperti ini, dan inilah ketakutan terbesarnya setelah kehilangan.

"Iyaa Liza jealous! "

"Abang sudah mengiranya, Tenang Abang akan selalu ada untuk Ala Abang tetap kesayangan Ala dan Abang masih punya banyak waktu untuk Ala sekalipun nanti kalau Abang menikah, " ucapnya.

"Terima kasih Abang, "

"Diluar sana Bang, belum tentu ada saudara sedarah seperti Abang yang mampu memperlakukan adiknya dengan baik dengan lembut dan dengan kasih sayang, perlindungan Abang dan Papah membuat Liza bahagia Liza bersyukur bisa hadir dikeluarga ini, walaupun ada kekurangan kerena ketidakhadiran Buna, aku percaya Buna bahagia dialamnya karena melihat kami saling membahagiakan dan saling melindungi. "

Aku beranjak pergi kedapur niatku adalah membuat mie instan untuk abang dan namun langkahku terhenti ketika abang menyebutkan sesuatu yang akan kubuat, " Mau bikin mie La? " tanya abang kepadaku aku menjawabnya dengan anggukan kepala.

Kemudian Eza menyuruh Liza untuk membuat 3 "Satu lagi buat siapa Bang? " tanya Liza heran.

Liza ber monolog apakah hari ini teman abang akan datang kerumah apa mungkin itu kak Prana teman abang yang selalu membawa cemilan jika berkunjung kerumah? Yang jelas Liza belum tau siapa yang akan datang tapi Liza berharap siapapun yang datang bisa baik kepadanya.

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang