Chapter 2.5 🌱

42 28 12
                                    

Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa vote&komen
Seeyouuuu

-HALLO KEMBAR?-
.
.
.

Menyakinkan hati bukanlah perkara mudah salah sedikit sembuhnya lama, bukankah begitu?

Mencoba mencari pemilik hati dengan keraguan yang menyelimuti diri namun akankah hati tetap bisa bermuara di tempat yang seharusnya?

Harusnya bisa karena keraguan itu hanya perlu bukti untuk meyakinkan.

''Mau kemana sih? " tanya Eza kala melihat Liza yang sedang mengecek tas selempangnya.

"Mau main. "

"Sama? " tanya Eza.

''sendirilah, mau nyobain. "

"Beneran? "

"Iy___ "

''Sayang? Eh Liza mau kemana? " tanya Risa ketika hendak memanggil Eza namun teralih karena melihat Liza yang sudah rapi dengan pakaiannya.

"Mau main kak, bye Liza pergi dulu " ucap Liza lalu berlari ke gerasi mobil.

Hari ini Liza mencoba menenangkan hatinya dari keraguan dengan cara memanjakan diri.

Suara mobil terdengar, asap dari knalpot mobil ataupun motor mulai keluar diudara sebagian pengguna jalan mulai menutup kaca mobil dan sebagian pengendara motor mulai memakai masker terlepas dari itu ada juga yang acuh terhadap polusi udara.
Suara musik mulai terdengar dengan volume pelan seperti menemani setiap perjalanan.

Ting

Suara pesan masuk menghentikan nyayian Liza, Liza melihat sebentar lalu menyimpannya kembali ia tidak ingin main handphone sambil menyetir karena masih ada sang papah yang harus ia bahagiakan dan masih ada sang abang yang harus dia banggakan.

Suara pesan itu berubah menjadi suara telepon, Liza memasangkan handsetnya terlebih dahulu kemudian mengangkat telepon itu.

Hai?

Ucap seseorang diseberang sana.

Hai?

Liza how are you?

Aku baik-baik saja, kak Adit apa kabar?

Kabar aku baik, ini nomor baruku aku minta maaf baru mengabarimu.

No problem.

Liza sedang apa?

Aku sedang menyetir.

Sendirian? Mau kemana?

Entah.. Jalan-jalan mungkin.

Emm kalau tidak keberatan bolehkah aku ikut gabung? Kebetulan aku sedang diluar.

Emm boleh.

Nanti searchlock yaa.

Iya.

Setelah telephone berakhir Liza menyimpan kembali headset dan handphonenya, kemudian berpikir apakah dirinya salah atau tidak membiarkan orang yang baru dikenal ikut bersamanya?

Liza mencoba berpikir positif 'mungkin tak apa', ucapnya meyakinkan terus melajukan mobilnya tanpa tujuan, sungguh dirinya bingung ingin kemana.

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang