Chapter 1.4🌱

37 34 0
                                    

LOVE LINE
-Breakfast -

2 minggu kemudian Kilas masalalu itu perlahan hilang, perlahan juga Liza gadis itu mulai berubah menjadi lebih mandiri.

Mungkin lebih tepatnya sedikit mandiri, kemanjaannya seperti sudah melekat sempurna dengan dirinya. Dan soal Alvian guru itu sejak pembicaraan dengan Papah 2minggu yang lalu Liza mulai memberi jarak walaupun tidak benar-benar menjauh dirinya tak kuasa berjauhan dengan Alvian.

"Biar Abang yang antar. "

Setelah Eza berkata demikian Liza mulai berpamitan dengan papah, kemudian mencium tangannya dan papah mencium keningnya lalu tersenyum kemudian menyusul Eza yang sudah keluar lebih dahulu.
Eza menuggu Liza yang sedang menyalakan  memakai sepatu, "La? " tanya Eza kepada adiknya ketika sedang memakai sepatu.

"Apa? " jawab Liza kemudian Eza berjongkok didepannya.

"Ala suka sama Alvian? " sambil menatap wajah Liza, namun sang adik alih-alih fokus terhadap tali sepatu.

"Engga. "

"Lihat, " ucapnya sambil memegang dagu Liza dengan telunjuknya.

Liza menatap Eza, "Apaan sih Bang " Liza menepisnya kemudian kembali fokus dengan tali sepatunya.

"Ah yasudah, " kemudian masuk ke mobil dan menyuruh Liza untuk mempercepat diri sebagai bentuk pelampiasan kekesalan.

"Iyaa Bang. "

"Abang nanti jemput Ala kan? "

"Iyaa. "

"Terimakasih Abang. "

Beberapa menit diperjalanan akhirnya mereka sampai, Liza bersalaman dengan Eza kemudian turun dari mobil Eza.

"Liza? " ucap seseorang ketika dirinya baru saja turun dari mobil dan baru saja pula Abang pergi.

"Iyaa? " lalu berbalik dan tersenyum ternyata dia, ada apa? Tidak biasanya sepagi ini dia sudah ada disekolah.

"Ada apa Pak? " tanya Liza kepada pak Alvian.

"Hari ini aku kesiangan. "

"Jadi? " Liza heran padahal ini masih pagi ada waktu 25 menit lagi sebelum bel berbunyi.

Alvian terdiam sebentar seperti meminang-minang kata apa yang harus keluar, "Aku gak sarapan. "

"Ha? "

"Ah maaf, kenapa Bapak tidak sarapan? "

"Saya kesiangan, " betulkah kesiangan atau hanya kebohongan semata.

"Amor maukan temani saya untuk sarapan? " ucapnya sambil tersenyum.

"Kok saya? "

"Murid yang saya kenal disini hanya kamu, " Haa? Betulkah?

"Ayo Mor, " katanya lalu menarik tangan Liza.

Tanpa jawaban dari Liza Alvian menarik tangan Liza, hingga tidak terasa mereka masuk kedalam ruangannya.

"Kita makan disini, Liat sudah ada makanan bukan? " ucapnya sambil menyiapkan kursi untuk Liza, seniat ini? ada apa dengan Alvian

"Terima kasih, " ketika dia mempersilakan untuk duduk.

Makan dimeja makan? bukan, tapi di meja kerjanya disana sudah tertata rapi beberapa makanan untuk dimakan seniat ini kah dia mengajak dirinya hanya sekedar untuk sarapan? dan disini jantung Liza mulai bermasalah karena perlakuan Alvian kepada diri nya.

Perlakuan sederhana dan menyentuh itu aku takut hanya sebuah ilusi saja, jangan membuat semuanya menjadi sulit jika ada hati yang tersimpan.

"Ini Bapak yang nyiapin? "

LOVE LINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang