tiga

3.6K 302 46
                                    

Happy reading !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading !

Dinginnya angin malam yang menusuk tulang tak membuat pria ini beranjak dari tempat ia berpijak, pikirannya berkelana liar menuju gadis yang malam tadi bertemu dengannya dalam kejadian tidak terduga.

Senyum tulusnya.

Tingkah lugunya.

Sikap manisnya.

Seakan semua itu meneror otak dan hati seorang Rajendra Bhadrika. Rajendra merasa bingung, perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini? Dan kenapa pula jantungnya berdegup kencang tak beraturan saat mengingat senyum manis gadis itu?

Sial. Sepertinya ia memang membutuhkan dokter.

"Halo tuan? Ada yang bisa saya banting?"

"Regan, gua lagi gamau bercanda."

Rajendra mendengus, kenapa sahabat sahabatnya tidak ada yang memiliki kewarasan sedikitpun? Entah itu Regan ataupun Dion, keduanya sama sama gesrek, herannya orang absurd seperti Regan bisa menjadi dokter spesialis umum di umurnya yang masih muda.

Tak hanya menjadi dokter di rumah sakit miliknya, Regan juga menjadi dokter pribadi Rajendra.

"Hehe peace ndra, jadi kenapa nih telfon gua jam segini? Lo sakit? Atau lo mau traktir dokter ganteng ini" Regan terkekeh kecil disana.

"Ngelantur. Gua mau nanya sesuatu sama lo"

Terlihat Rajendra gelisah sendiri di tempatnya, bukannya ia segan atau apa, ia hanya malu dan gengsi menanyakan tentang keadaannya saat ini kepada Regan.

"Kirain, mau nanya apaan ni bos?"

"Jantung gua kenapa deg deg an gini Gan?"

"Hah?! Kalo kaga deg deg an ya koid lah bos, lo gimana si, katanya CEO, bos besar, gini doang aja dongo" Omel Regan.

"Bukan gitu goblok, maksud gua, kenapa gua tiba tiba gelisah, terus gua ke inget sama cewe yang ta-"

"ANJING?! LO UDAH NORMAL NDRA?!"

"Sialan!"

Regan tertawa keras mendengar penuturan Rajendra, sahabatnya ini bodoh, polos atau emang ga peka? Perasaanya sendiri saja Rajendra tidak bisa memahami, apalagi perasaan pasangan hidupnya kelak?

Miris sekali sepertinya calon bini Rajendra nanti, harus siap mental dan hati.

"Lagian lo ada ada aja, tapi serius ndra, lo gatau?."

"Kalo gua tau gua gabakal nanya, stupid." Rajendra mendengus.

"Iya juga, yaudah sekarang coba lo ceritain dari awal kejadian sampe lo jadi kaya gini"

Mengalirlah cerita Rajendra dari mulai ia yang lewat depan komplek sampai ia bertemu Violin, Regan sesekali mengusap dada sabar, karena Rajendra tetaplah Rajendra, manusia irit bicara yang tidak peka.

MY ARROGANT BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang