• latar anak sekolah
• cerita ini aku bagi jadi 3 part dengan 3 point of view yang berbeda
• Minho's POV
• 665 words🍂
Hari ini, senin 15 Juli 2019
Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di salah satu sekolah yang jauh dari kota. Untuk kesekian kalinya aku dijauhkan dari keramaian. Tak apa, itu melegakan.Di sinilah aku sekarang, dalam ruang kelas yang tidak terlalu luas. Semua mata tertuju pada satu arah yang sama, melihatku dengan tatapan yang entah apa artinya karena tidak ku perhatikan. Terlalu malas untuk sekedar membalas.
"Namaku Lee Minho, kalian bisa memanggilku Minho. Aku baru saja pindah ke desa ini, jadi mohon bantuannya."
Sebuah perkenalan singkat yang aku akhiri dengan senyuman. Sekilas, aku pindai seisi ruang kelas. Tidak ada beda, hanya jumlah siswa yang lebih sedikit dari biasanya, kursi dan meja dari kayu dan juga- tunggu, kenapa hanya dia yang tidak menatapku seperti yang lain? Apa ada yang salah dengan ku? Ah lupakan, mungkin dia hanya tidak tertarik akan kedatangan siswa baru.
Siapa sangka jika ternyata aku harus duduk bersebelahan dengan dia yang bahkan enggan menjabat tangan saat aku ajak berkenalan.
"Aku Minho, namamu siapa?"
Tidak ada jawaban. Hening. Aku diabaikan? Oh baiklah ini baru hari pertama.
...
Jumat, 15 November 2019
"Minho tunggu!"
Aku menghentikan langkah kaki saat suara yang amat ku kenal memanggil namaku dari arah belakang.
"Kamu cepet banget jalannya. Ini buku kamu jatuh. Kamu pasti tidak sadar menjatuhkannya."
"Ah iya, terima kasih Chan. Aku buru-buru jadi tidak sadar kalau ada yang tertinggal atau jatuh."
Chan laki-laki yang 4 bulan lalu mengabaikanku saat berkenalan kini justru dia yang paling dekat dengan ku. Hari itu, diamnya Chan tidak berlangsung lama. Karena setelahnya, dia lah yang paling banyak bicara.
"Kamu mau kemana memangnya? Biasanya kamu pulang bersama ku."
Ah iya, selama 4 bulan terakhir hampir setiap hari aku dan Chan pulang bersama. Jangan kira akan ada adegan naik motor berdua lalu berpelukan alih-alih berpegangan. Tidak begitu. Justru ini lebih seru. Kami berjalan kaki berdua, melewati jalan setapak dari sekolah menuju rumah.
Jarak rumah kami yang tidak terlalu jauh membuat kami sering bertemu selain di sekolah. Belajar bersama, bermain bersama sampai aku lupa kenapa aku dipindahkan ke desa.
"Minho?"
"Eh? Iya Chan, ini aku mau pulang. Aku duluan ya Chan."
Berbeda dari biasanya, hari ini aku memilih pulang sendiri. Meninggalkan Chan yang masih berdiri di depan pagar sekolah. Bukan tanpa sebab aku berlari menjauhi dia. Semua perlakuan dan perhatian yang Chan berikan tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Aku hanya takut itu jadi kebiasaan dan aku hanyut dalam rasa nyaman. Tidak ada yang tahu hari esok akan seperti apa. Aku hanya tidak siap jika nanti harus merelakan.
...
Jumat, 20 Desember 2019
Ujian sudah usai, hari ini rapot akan dibagikan.
"Minho, bagaimana nilainya?"
"Ah, bagus Chan. Semua karena kamu dengan sabar mengajariku banyak hal. Haha"
Jawab ku yg diakhiri dengan tawa. Tawa yang dibuat-buat tentunya.
"Tidak Minho, itu karena kamu mau berusaha. Aku hanya membantu. Ayo kita pulang!"
Tangan Chan meraih tangan ku yang kemudian aku tepis pelan.
"Chan, aku akan pulang."
Aku menjeda, belum siap mengatakannya tapi harus
"Pulang ke Kota dan kembali sekolah di sana. Terimakasih untuk semuanya Chan. Kamu mengajariku banyak hal. Kamu juga yang buat aku tau seperti apa rasanya dicintai dan disayang. Walau aku tidak tahu pasti apa arti semua perlakuan yang kamu kasih ke aku. Kalau boleh memilih, aku ingin tetap ada disini bersamamu. Menghabiskan lebih banyak waktu berdua. Tapi itu rasanya tidak mungkin kan? Kamu bahkan tidak pernah membalas ungkapan cinta dariku. Kamu tidak pernah membahas soal hari itu, seakan aku tidak pernah mengucapkannya. Chan, terima kasih sudah membuat aku merasa bahagia selama aku di sini. Aku akan kembali ke Kota."
Jelasku panjang lebar,
Merasakan kesendirian dan kehampaan lagi. Tentu saja kalimat ini hanya diucapkan dalam hati."Aku pamit Chan."
Aku meninggalkan Chan yang masih terdiam di depan ruang kelas. Mati-matian aku menahan air mata agar tidak keluar saat berbicara dengan Chan. Maafkan aku Chan. Aku harus pulang. Aku tidak bisa berlama-lama disini, jatuh semakin dalam kepada orang yang bahkan tak pernah memberi balasan. Aku tidak bisa bertahan, lebih baik aku yang meninggalkan sebelum ditinggalkan.
- tbc....
🍂
Hai? Aku ga nyangka kalau bakal ada yang baca book aku ini 🥺
Buat yang merasa ga asing atau mungkin pernah baca ceritaku, aku udah pernah publish di twitter.
Tapi karena satu dan lain hal, akunnya sudah deactive. Akhirnya aku publish cerita-ceritaku di sini.
Semoga kalian suka yaa sama tulisanku.
Aku ga berharap apa-apa, ada yang baca aja aku udah seneng banget.
Makasih yaa buat kalian yang udah baca, vote dan juga komen. Sayang kaliaan 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us [ Banginho ]
FanfictionKumpulan Oneshot Minchan/Banginho • bxb! • there might be 🔞