My Happy Ending

835 60 8
                                    

▪︎angst
▪︎based on My Happy Ending by Avril Lavigne
▪︎3k words

MY HAPPY ENDING

🎶

“Chaaan, lepaas ihh… kamu belum mandi, bau!”

“Ga mauuuu, aku kangen. Sehari ga ketemu kamu aja aku kangen banget gini.”

“Ish, bau tauuu. Hush sana sanaa mandi dulu.”

Lino terus berontak dari dekapan sang kekasih yang baru saja pulang setelah seharian bekerja. Sedangkan Chan masih terus memeluk dan menggoyangkan tubuh Lino pelan sambil terus membubuhi kecupan di wajah Lino.

Chan dan Lino sudah saling kenal sejak tujuh tahun silam, mengubah status dari teman menjadi pacar sudah lima tahun ke belakang. Sudah selama itu, hubungan mereka selalu terlihat harmonis, perlakuan mereka satu sama lain selalu manis, tidak pernah ada pertengkaran yang cukup berarti. Keduanya saling mengerti, saling memahami dan yang terpenting mereka selalu menjaga komunikasi.

“Sayang, kamu udah makan?”

Adalah tanya yang keluar dari Chan saat Lino sudah pasrah dalam pelukan. Lino menggeleng dalam dekapan Chan, ia mulai nyaman. Pelukan Chan memang selalu bisa membuat dirinya merasa nyaman dan aman.

“Aku udah masak buat makan malam, tapi aku nunggu kamu pulang. Udah lama kita ga makan malam berdua, Chan.”

Chan melepas pelukannya, menatap wajah manis sang kekasih lalu tersenyum simpul sambil mengusak rambut Lino, gemas.

“Ya udah, aku mandi dulu kalau gitu. Kamu siapin makanannya.”

Chan mengecup kening Lino sebelum ia beranjak pergi ke kamar mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian sehari-hari.

Lino sudah menunggu Chan di meja makan. Masakan Lino memang sederhana, hanya masakan rumahan biasa. Tapi soal rasa, jangan ditanya, tidak jauh beda dengan restoran bintang lima makanya Chan suka.
Sejak menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Itu artinya sudah lima tahun mereka berada di rumah yang sama dan tidur di ranjang yang sama.

Chan mengenal Lino saat mereka masih mahasiswa hingga kini mereka sudah sama-sama bekerja.
Banyak yang bilang Lino beruntung menjadi pasangan Chan, namun kenyataannya justru Chan yang beruntung punya Lino di sisinya.

Chan di mata orang-orang adalah sosok yang sempurna, yang serba bisa, baik hatinya, baik rupanya, bak pangeran dari negri dongeng. Tidak ada yang tau bagaimana Chan menjalani hidupnya, menghadapi kesulitannya, melewati masa terpuruknya. Ia bisa kuat bertahan karena kehadiran Lino.

Lino selalu ada untuk Chan, membantunya saat ia kesulitan, menemaninya saat ia kesepian, menghiburnya saat ia sedih, mendengarnya saat ia berkeluh kesah, memeluknya saat ia jatuh, menjaganya saat ia sakit, dan mencintainya setulus hati.

Tidak banyak yang tau jika sosok Lino yang dingin dan terkesan cuek juga galak, sebenarnya adalah seorang yang penuh perhatian juga peka terhadap keadaan.

Seperti saat Chan kesulitan mengerjakan skripsinya. Lino akan ada disana, menemaninya, menyemangitanya.

🍁

“Ino… Aku capek…..”

Chan merebahkan dirinya, menyandarkan kepalanya di atas paha sang kekasih. Lino mengusap surai Chan lembut, memberi ketenangan dan memijit kepalanya pelan menghilangkan kerutan di dahi Chan.

“Istirahat dulu, nanti lanjut lagi.”
 Chan membenamkan kepalanya di perut Lino, melingkarkan tangannya di pinggang Lino.

“Kenapa sih dosen aku rese, kasih aku revisian sebanyak itu dan deadlinenya sebentar banget.”

All About Us [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang