RETROUVAILLE

1.2K 62 3
                                    

11 Januari 2021

kriiing.....

Dering alarm pukul 6 pagi berhasil mengusik tidur lelap sang pemilik kamar. Dengan malas ia beranjak dari tempat tidur dan menuju dapur untuk sekedar menenggak segelas air baru kemudian masuk ke dalam ruangan lembab yang paling ia benci harus didatangi pada pagi hari, kamar mandi. Hari ini adalah hari pertama ia bekerja setelah 4 tahun menyelesaikan kuliahnya di negeri paman sam.

Setelah 30 menit lamanya di dalam kamar mandi, kini ia menatapi seisi lemari.

"apa yang harus aku pakai di hari pertama?"

ia bergumam sambil terus menelisik apa yang ada di depannya. Semua bajunya sama, senada, hitam hitam dan hitam. Sadar sudah terlalu lama berdiam diri di depan lemari, akhirnya ia memilih menggunakan kemeja putih satu satunya yang ia punya dipadukan dengan celana hitam juga dasi hitam.

"Hari ini akan ada dosen baru, kamu sudah dengar?"

Yang ditanya tetap asik mengunyah roti coklat yang dibelinya saat berangkat ke kampus pagi tadi.

"Miiiin, kamu dengar tidak sih?"

sebuah deheman terdengar sebagai jawaban jika ia sedari tadi mendegarkan, hanya terlalu malas untuk menjawab, tidak mau melewatkan waktu sarapannya. Merasa tidak ada lagi suara dari lawan bicaranya, ia pun melirik sekilas kemudian memberi jawaban pelan.

"Iya, aku sudah dengar. Dosen seni musik kan?"

"Benar, katanya lulusan luar negeri loh Min."

"Aku juga lulusan luar negeri. Sudahlah, ayo bersiap sebentar lagi kelasku mulai. Aku tidak mau mahasiswa ku kabur karena terlalu lama menunggu."

Lee Minho dan Hwang Hyunjin dosen seni tari yang tampan dan baik hati tapi juga tegas dan disiplin. Dua dosen paling populer di fakultas seni.

Setelah selesai dengan kelas paginya, Minho kembali ke ruangannya untuk beristirahat sebelum memulai kelas berikutnya. Masih ada waktu 15 menit sebelum kelasnya mulai. Belum ada 5 detik ia memejamkan mata, suara ketukan pintu terdengar.

"Permisi, apa benar ini ruangan untuk dosen fakultas seni?"

Suara itu terdengar tidak asing di telinga Minho, maka dengan segera ia menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Matanya membola kala melihat siapa yang ada di ambang pintu.

"C-chan..."

Suaranya tercekat, masih belum yakin dengan apa yang ia lihat.

"Minho..."

25 September 2016

"Min, minggu depan aku berangkat."

Minho dan Chan kini sedang memandang langit bertabur bintang dari balkon rumah Minho. Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

"Kamu hati-hati di sana yaa, jaga kesehatan kamu jangan terlalu sering begadang. Ngga ada aku yang marahin kamu kalau kamu begadang, ngga ada aku yang jagain kamu kalau kamu sakit."

Chan terkekeh sebentar kemudian mengusap surai sahabat terbaiknya. Orang yang paling ia kagumi dalam diam. Sosok yang paling ia cinta dan sayang. Namun ia tak mampu untuk ungkapkan.

"Kamu juga jaga diri di Jepang nanti ya? Ngga ada aku yang jagain kamu, ngga ada aku yang bisa antar jemput kamu. Jangan rewel."

Keduanya kembali terdiam menikmati angin malam, entah sejak kapan tapi kini Minho berada dipelukan Chan.

All About Us [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang